Level Cemas Tinggi/ Foto: Shutterstock
Dream - Generasi Z (Gen Z) diperuntukkan bagi mereka yang lahir antara 1997 sampai 2012. Saat ini generasi Z baru saja lulus kuliah dan mulai memasuki dunia kerja. Tahukah Sahabat Dream, mereka yang termasuk Gen Z memiliki tingkat kerentanan stres yang lebih tinggi?
Hal ini terungkap dalam riset yang dibuat oleh Alvara Research Center. Hasil riset menyatakan bahwa gen Z, level kerentanan stresnya lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya, yaitu generasi milenial dan generasi X.
Apa sebabnya? Samanta Elsener, seorang psikolog keluarga, menjelaskan salah satunya faktornya karena gen Z lebih sering terpapar sosial media.
" Anak-anak yang tergolong generasi Z, terpapar lebih dari 10 jam per hari hanya untuk mengabiskan waktu mengkonsumsi sosial media, akibatnya generasi Z, menginternalisasi semua pencapaian yang ada di sosial media ke dalam dirinya sendiri dan inilah yang membuat mereka rentan terhadap stres," ujar Samantha dalam video yang diunggah di akun Instagramnya @samanta.elsener.
Hal tersebut menurutnya juga menjadi salah satu penyebab gen Z cenderung lebih cemas. Mereka juga sering bertanya seputar, " apakah bisa menjadi sukses dan kaya seperti orang yang ada di sosial media, " apakah bisa bekerja di salah satu gedung tinggi yang ada di SCBD" , atau " apakah bisa beli rumah" .
" Standar sosial yang semakin tinggi jika tidak linear dengan realitanya akan membuat gen Z semakin rentan stres dan tertekan," ungkapnya.
Samantha juga menjelaskan kalau memang setiap orang cenderung menyukai kepastian dan tidak menyukai ketidakpastian. Jika seseorang dihadapkan dengan ketidakpastian, akan ada perasaan-perasaan negatif yang menyertai seperti halnya cemas dan stres. Hal itulah yang dialami gen Z yang terus menerus terpapar konten kesuksesan di sosial media.
Dream - Semua orang tentu pernah mengalami stres baik karena pekerjaan ataupun masalah pribadi. Skala stres setiap orang bervariasi dari sekadar membuat pusing kepala sampai tingkat terparah yaitu memicu depresi berlebihan.
Meski merupakan respons emosional alami manusia saat menghadapi masalah, stres tetap harus dikelola dengan baik karena bisa berdampak signifikan pada kesehatan fisik.
Salah satu efek fisik paling terlihat ketika seseorang mengalami stres berat adalah sakit kepala, lesu, dan cenderung malas melakukan sesuatu.
Stres juga ternyata bisa memicu munculnya ruam dan gatal pada kulit lho Sahabat Dream.
Nah buat kamu yang mengalami efek terakhir ini, yuk kenali lebih dalam bagaimana gatal karena stres bisa timbul serta cara mencegahnya.
Ketika dilanda stres, tubuh mengeluarkan Histamin yang kemudian masuk ke pembuluh darah dan menyebabkan peradangan. Bagian pembuluh darah yang membesar akan mengakibatkan bekas dan pembengkakan jaringan di sekitarnya atau yang biasa disebut ruam atau bentol.
Ruam stres juga bisa disebabkan oleh kadar Kortisol yang tinggi sehingga menyebabkan peradangan serta memicu pelepasan histamin.
Sebagian orang yang lebih rentan mengalami gatal stres seperti pengidap kondisi kulit eksim, psoriasis, dan rosacea. Wanita berusia antara 30 - 50 tahun juga berisiko lebih tinggi mengalami gatal stres.
Gatal yang disebabkan oleh stres dapat berupa seperti gatal pada umumnya, yaitu bekas merah dengan bermacam ukuran dan bisa dimana saja.
Ruam dan bentol dapat terlihat mirip dengan reaksi alergi terhadap makanan, obat-obatan, bahan kimia, atau bahkan mirip dengan gigitan serangga. Biasanya, ruam dan bentol ini menyebabkan sensasi gatal, terbakar, atau bahkan sakit.
Gatal Stres ini bisa diredakan dan dihilangkan dengan obat antihistamina yang dijual di pasaran.
Namun, jika ruam tidak sembuh dalam waktu 3 bulan, sebaiknya kunjungi dokter. Juga jika mengalami gejala lain seperti sesak napas, atau tenggorokan bengkak, bibir dan lidah bengkak, perubahan suara, dan sulit menelan liur.
Karena gatal yang muncul dipicu oleh stres, maka penderita harus mengelola stres dengan lebih baik.
Hal ini bisa dilakukan dengan tidur yang cukup, menghindari pemicu stres yang ada di luar kendali diri. Penderita bisa mempraktikkan latihan pengurangan stres seperti yoga, meditasi, berendam, atau berjalan-jalan.
(Sah, Laporan: Meisya Harsa Dwipuspita/ Sumber: Prevention)
Advertisement
Begini Beratnya Latihan untuk Jadi Pemadam Kebakaran
Wanita Ini Dipenjara Gegara Pakai Sidik Jari Orang Meninggal Buat Perjanjian Utang
4 Glamping Super Cozy di Puncak Bogor, Instagramable Banget!
Menkeu Lapor Capaian Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Tingkat Pengangguran Turun
Cerita Darsono Setia Rawat Istrinya yang Tak Bisa Kena Cahaya Selama 32 Tahun
4 Glamping Super Cozy di Puncak Bogor, Instagramable Banget!
6 Alasan Anak Perlu Melakukan Tes Minat Sejak Usia Sekolah Dasar, Bukan Saat SMA!
Ketika Elegansi dan Keintiman Gaya Bertemu di Panggung The Locker Room oleh LACOSTE
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca