Pop Up School/ Foto: Skidmore, Owings & Merill (SOM)
Dream - Rencana pembukaan sekolah pada 2021 sedang disiapkan oleh pemerintah. Nantinya anak-anak kembali belajar di sekolah dengan menjalani protokol kesehatan ketat. Tak semua murid bisa masuk, tapi dilakukan secara bergantian agar tak terlalu padat dan bisa menerapkan jaga jarak untuk mencegah penularan Covid-19.
Masalah ini juga jadi isu di seluruh dunia, yaitu memastikan anak-anak kembali ke sekolah dengan aman. Meminimalisir risiko tertular Covid-19 di sekolah dengan beragam cara. Sebuah ide desain sekolah saat pandemi dikembangkan oleh biro arstitek Skidmore, Owings & Merill (SOM), yang berbasis di Amerika Serikat.
Foto: Skidmore, Owings & Merill (SOM)
SOM mengembangkan konsep Pop Up School. Dikutip dari Datra.id, inovasi ini terinspirasi dari sistem kelas yang harus memenuhi protokol kesehatan yakni jaga jarak, kesehatan dan keamanan saat pandemik.
Memiliki plafon yang tinggi, pemandangan ke luar ruangan, sirkulasi udara yang tinggi, dan mudah dibersihkan serta terintegrasi dengan teknologi dalam belajar dan mengajar. Desain School/House ini bisa digunakan di kota maupun rural area untuk melindungi kesehatan murid dan guru.
Foto: Skidmore, Owings & Merill (SOM)
Desain ini terdiri dari 7 buah panel rata yang dapat dilipat dan dapat dipasang dengan cepat dan mudah. Berukuran kurang lebih 11x13 meter. Ruangan dapat menampung 25 siswa dengan jarak 1,8 meter untuk memenuhi kriteria jaga jarak versi CDC (Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat), atau 50 murid untuk kelas biasa. Desain kelas ini memiliki bentuk seperti rumah panggung sehingga memberikan banyak sirkulasi udara dalam ruangan.
Dream - Beberapa negara sudah mulai membuka sekolah, karena kasus Covid-19 dianggap sudah menurun. Seperti Vietnam, Korea, Jepang, dan Amerika Serikat di beberapa negara bagian.
Tentunya kegiatan belajar di sekolah tak bisa dilakukan seperti sebelum pandemi. Sejumlah protokol kesehatan ketat, diterapkan. Antara lain setiap anak dan guru yang ke sekolah wajib menggunakan masker. Harus tersedia tempat cuci tangan dan hand sanitizer.
Suhu tubuh guru dan murid juga diperiksa setiap harinya. Satu hal yang sangat penting adalah menjaga jarak. Suasana kelas memang tak seperti sebelumnya. Tempat duduk murid harus berjarak minimal 1 meter.
Adaptasi pun dilakukan. Berikut beberapa tampilan kelas yang disulap oleh para guru dan sekolah untuk menerapkan social distancing.
Kelas ini dibuat seperti di kafe. Tiap meja dipasangi pembatas transparan dan dilengkapi payung bagian atasnya demi mengurangi risiko penularan virus.
(Foto: Instagram thenovicelibrarian)
TIap meja siswa dipasangi pembatas plastik mika. Tiap meja pun diberi nama siswa dan tak boleh diduki anak lain. Sayangnya, jarak tiap meja masih sangat dekat.
Untuk sekolah di tingkat sekolah dasar, tampilan kelas ini memang paling pas. Jarak antar meja yang digunakan anak sangat jauh. Kelas juga tak terlalu penuh, sayangnya tak ada pembatas seperti kaca atau mika dan anak tak mengggunakan masker.
Foto: Instagram Wildcost
Tiap meja dilengkapi dengan kaca mika pembatas. Sayang, jaraknya terlalu dekat. Bisa diterapkan tapi jangan sampai kelas terlalu padat. Hanya bisa setengah murid yang masuk ke kelas ini.
Foto: Instagram Chelsea
Advertisement
Setelah Insiden Penjarahan, IG Nafa Urbach Akhirnya Aktif Lagi
Profil Ousmane Dembele, Mantan Pemain Barcelona yang Raih Ballon d'Or 2025
Viral Kritikan Keras Menu MBG yang Kurang Lokal dari Ahli Gizi
Potret Prabowo Bertemu Presiden FIFA di New York, Bahas Apa?
Menyala! Koleksi 3 Jam Tangan Menteri Bahlil, Semuanya di Atas Rp100 Juta
Menkeu Purbaya Nilai Inflasi Singapura-Malaysia Lebih Jelek Dibanding RI
4 Temuan Jepang yang Kini Sangat Populer dan Dipakai Seluruh Dunia
Komunitas Marah-Marah di Platform X Diteliti Mahasiswa UGM, Ini Hasilnya!
Setelah Insiden Penjarahan, IG Nafa Urbach Akhirnya Aktif Lagi
Fakta di Balik Mata Kedutan yang Seringkali Dianggap Tanda Mistis
Profil Ousmane Dembele, Mantan Pemain Barcelona yang Raih Ballon d'Or 2025