Dream - Menjadi anak paling kecil dalam keluarga atau bungsu tidak bisa dilepaskan dengan stigma manja. Anak paling muda ini seringkali dianggap bermental lebih lemah dibandingkan kakak-kakaknya.
Sikap orangtua pada anak paling kecil seringkali juga memperkuat stigma tersebut, yang kadang merasa tak tega karena selalu menganggap anak paling kecil harus selalu dilindungi. Belum lagi fakta bahwa ketika anak bungsu lahir, kondisi orangtua cenderung lebih mapan.
Fasilitas serba ada, kondisi ekonomi keluarga lebih baik, cap manja pun jadi sangat melekat. Benarkah demikian? Hal tersebut sebenarnya tak bisa digeneralisasi.
Banyak faktor yang membentuk mental dan kepribadian seorang anak, bukan hanya karena urutan lahirnya. Bisa juga karena aspek-aspek berikut.
Hubungan antar anggota keluarga tentunya sangat memengaruhi perkembangan anak. Jika orangtua memperlakukan anak bungsu dengan istimewa dan tak membiarkannya belajar dari kesalahan dan membentuk kemandirian, tentunya akan sangat berdampak ada sikap di bungsu.
Anak bisa menjadi manja, sulit bertanggung jawab dan tidak mandiri. Sikap orangtua berdampak sangat besar dalam hal ini.
Setiap anak memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Ada anak bungsu yang secara alami lebih mandiri dan ada yang cenderung lebih suka dengan perhatian. Kepribadian ini dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
Kadang orangtua memiliki persepsi yang kurang tepat soal anaknya yang paling kecil. Mungkin sering merasa bahwa anak bungsu harus dilindungi karena lebih kecil dari saudara-saudaranya.
Persepsi ini dapat memengaruhi cara mereka memperlakukan anak bungsu. Termasuk pola asuh yang terbentuk, kadang jadi cenderung memanjakan.
Penting untuk diingat bahwa tak ada satu pola perilaku pasti yang berlaku untuk semua anak bungsu.
Pengasuhan dan lingkungan keluarga memiliki peran besar dalam menentukan apakah seorang anak bungsu akan menjadi manja atau mandiri.
Berikut 2 prinsip bisa dilakukan agar anak bungsu memiliki mental lebih mandiri dan kuat.
Jangan ragu untuk berikan si bungsu kesempatan untuk belajar mandiri. Ajari mereka melakukan tugas-tugas sehari-hari seperti merapikan tempat tidur, merapikan mainan, atau mengurus diri mereka sendiri.
Sebagai orangtua, sebisa mungkin bersikaplah adil ketika menghdapi anak-anak. Tanpa disadari sikap kita yang kerap melindungi si bungsu dan memaklumi justru membuat kakak-kakaknya jadi bersikap buruk.
Bila hal tersebut terus menerus dilakukan hubungan antar saudara bisa menjadi buruk, bukan hanya saat ini tapi juga di kemudian hari.
Kehangatan keluarga pun bisa memudar jika sikap orangtua pada si bungsu cenderung memanjakan. Jadi, pastikan terapkan kesetaraan pada anak-anak ya, Ayah Bunda.
Sumber: Diadona.id.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN