Anak Tidur Pulas/ Foto: Shutterstock
Dream - Anak-anak termasuk bayi kerap aktif dan seringkali terjatuh. Salah satu insiden jatuh yang paling membuat orangtua panik adalah ketika anak dibawah tiga tahun jatuh dari tempat tidur yang cukup tinggi.
Biasanya anak langsung menangis kencang dan bagian tubuhnya yang terkena lantai memar, lebam atau benjol. Menghadapi kondisi ini tak dipungkita kita akan sangat khawatir, terutama jika anak masih bayi.
Dokter Citra Amelinda, spesialis anak, lewat akun Instagramnya @citra_amelinda menjelaskan kalau anak-anak memang kerap 'meluncur' dari kasur. Menghadapi anak yang terjatuh, usahakan tetap tenang dan segera periksa beberapa hal.
" Cek kepalanya ada benjol atau tidak. Luka atau memar di bagian tubuh lain. Apakah ada muntah atau mimisan, gerak gerik keseharian ada yg berubah misal jadi lunglai, jalan pincang, banyakan tidur," pesan dr. Citra.
© Dream
Pantau juga kondisi anak selama 24 hingga 48 jam. Bila anak kehilangan kesadaran, muntah atau keluarnya cairan atau darah dari hidung dan telinga, segera pergi IGD untuk melakukan pemeriksaan.
Dokter Citra mengingatkan, untuk bayi memang sebaiknya tak dibiarkan tidur di kasur orang dewasa yang tinggi. Bila memang tidur dan main di kasur, haru ada yang mendampingi dan mengawasi.
" Jika memungkinkan saat punya batita, dipan copot saja sehingga langsung kasur di bawah supaya meminimalisir jatuh dari tempat tinggi," ungkap dr. Citra.
© Dream
Dream - Anak sedang berlarian atau bermain sepeda kemudian terjatuh dan sedikit terluka. Sebagai orangtua kita pasti ingin langsung membantu menenangkannya dan berkata 'tidak apa-apa' atau 'jangan menangis, ini luka sedikit'.
Sementara wajah anak kesakitan sekaligus kebingungan. Orangtua memang tak suka melihat kesedihan dan kesakitan di wajah anak dan buru-buru ingin membuatnya nyaman. Ternyata mengabaikan rasa sakit anak dan langsung menenangkannya bukanlah hal tepat.
“ Pertama-tama, orang tua harus menyatakan yang jelas dengan membuat pernyataan seperti, 'bunda melihat kakak/adik jatuh dari sepeda ' atau 'ayah tahu kakak/adik takut ketika jatuh,'. Validasi apa yang dirasakan anak dengan mengatakannya, bukan mengesampingkannya,” kata Dr. Karol Darsa, psikolog yang memiliki spesialisasi pada trauma, dikutip dari PureWow.
Hal itu sangat penting karena anak baru saja mengalami cedera lutut. Mereka tak mungkin mengatakannya secara gamblang apa yang dirasakan dan ditakuti karena mungkin malu atau sakit. Meski demikian, kondisi anak perlu dipahami dan mereka butuh hal itu.
“ Kuncinya adalah menjaga suara tetap netral. Validasi perasaan dengan tenang tanpa menunjukkan kepanikan," ujar Dr. Karol.
© Dream
Setelah menyatakan dengan jelas, beri tahu anak bahwa kita akan membantunya dan selalu di samping mereka. Cari tahu juga detail lukanya, apakah parah atai tidak, hindari menunjukkan kepanikan.
“ Anak-anak meniru apa yang mereka lihat. Jika mereka melihat orangtua dengan reaksi ketakutan maka mereka akan belajar bahwa 'jatuh' atau 'terluka' adalah hal yang menakutkan dan mereka akan mulai mengasosiasikan keduanya. Malah jadi histeris," kata Dr. Karol.
Ia menyarankan untuk tetap tenang dan mencari solusi. Tak masalah jika anak menangis kesakitan, cukup peluk dan beri ketenangan dan katakan lukanya akan diperiksa.
Penting untuk memvalidasi perasaan anak dan bukan mengabaikan atau merendahkannya dengan mengatakan 'ah gitu saja nangis'.
Hal tersebut malah akan menimbulkan 'luka' pada mentalnya. Justru kita harus mengajarkan dalam situasi tersebut tetap tenang, tidak panik dan berusaha mendengarkan dan mencari tahu apa yang anak rasakan.
© Dream
Dream - Tidur merupakan momen penting bagi tumbuh kembang anak, juga kesehatan fisik dan psikologisnya. Memiliki tidur yang berkualitas tentu akan berdampak positif bagi anak.
Sayangnya, tak semua anak bisa mendapatkan tidur yang berkualitas. Ada anak yang saat bangun tidur malah rewel, cemberut dan menangis atau mood swing. Sebagai orangtua, tentunya hal tersebut sangat membingungkan.
Jika terjadi sangat sering mungkin ada masalah psikologis atau fisik pada anak. Berikut beberapa penyebabnya:
Waktu tidur kurang
Kurang tidur dan merasa lelah mungkin bukan hal berat bagi orang dewasa. Sayangnya, anak kecil belum bisa memahami hal tersebut. Ketika merasa waktu tidurnya kurang dan badannya masih lelah, anak akan protes. Beberapa bentuk protes yang umum dijumpai yaitu wajah cemberut, tidak mau melakukan apa pun, dan senyum sebentar lalu menangis lagi.
© Dream
" Mood swing pada anak bangun tidur harus dilihat kondisinya. Sebab, hal ini bisa juga mengarah kepada kondisi lain, misalnya obstructive sleep apnea," kata
dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, dikutip dari KlikDokter.com
OSA merupakan gangguan pernapasan yang terjadi saat si kecil terlelap. Gejalanya, anak beberapa kali mengalami henti napas dan bikin ia sering terbangun. Karena kondisi tersebut, waktu tidurnya kurang dan anak jadi rewel.
Waktu Tidur Terlalu Lama
Sama halnya dengan kurang tidur, reaksi negatif si kecil juga bisa muncul bila terlalu lama tidur. Seiring bertambahnya usia, waktu tidur anak memang akan berkurang. Apabila anak balita diberikan waktu tidur yang durasinya seperti batita, ia malah cenderung rewel ketika terbangun.
Rasa Takut saat Terbangun
Anak-anak biasanya akan langsung cemas dan takut ketika terbangun sendirian di kamarnya. Saat anak bangun tidur, biasanya orangtua sudah melakukan berbagai aktivitas, misalnya membuat sarapan atau siap-siap bekerja.
Ketidakhadiran orang lain di kamarnya membuat si kecil merasa tidak aman dan akhirnya menangis. Anak balita memang belum terbiasa terbangun tanpa kehadiran orangtuanya. Namun, seiring bertambahnya usia, kondisi ini akan hilang dengan sendirinya.
Rasa Tidak Nyaman
Rewel saat anak bangun tidur bisa disebabkan juga oleh rasa tidak nyaman akibat lingkungan sekitarnya. Misalnya, ia menangis dan marah-marah sendiri karena kasur atau baju yang basah karena keringat. Selain itu, ruangan yang terlalu panas juga bisa membuat anak rewel.
Selengkapnya baca di sini.
Advertisement

Nikita Willy Bagikan Pola Makan Issa yang Bisa Tingkatkan Berat Badan



Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget

Kenalan dengan CX ID, Komunitas Customer Experience di Indonesia

Ranking FIFA Terbaru, Indonesia Turun ke Peringkat 122 Dunia

Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget