Stres Bisa Picu Keguguran? Cari Tahu Faktanya

Reporter : Mutia Nugraheni
Senin, 10 Oktober 2022 07:12
Stres Bisa Picu Keguguran? Cari Tahu Faktanya
Beberapa ibu hamil yang mengalami stres, sampai mengalami kesulitan makan dan tidur.

Dream - Kehamilan tak selalu berjalan dengan baik. Ada kalanya ibu memiliki beban psikologis yang cukup besar yang membuatnya sangat stres. Munculnya stres ini juga kadang sampai menganggu aktivitas ibu hamil.

Beberapa ibu hamil yang mengalami stres, sampai mengalami kesulitan makan dan tidur. Kondisi kesehatannya pun jadi terganggu. Banyak yang menganggap, stres pada ibu hamil ini bahkan sampai menyebabkan keguguran.

Benarkah demikian? Brittany Booth, M.D., seorang psikiater reproduksi di program Kesehatan Mental Universitas California, Los Angeles mengatakan tidak ada data yang mendukung dugaan stres menyebabkan keguguran.

Memang, menurut meta-analisis 2017 wanita yang memiliki riwayat stres psikologis memiliki peluang terjadi keguguran sekitar 40% lebih tinggi dibandingkan wanita yang tidak mengalaminya. Menurut Booth, penelitian tersebut harus ditafsirkan dengan hati-hati sebab ada potensi lebih banyak stres yang dilaporkan yang mungkin mengarah ke stres akibat keguguran daripada mengarah ke keguguran.

“ Sejauh ini dalam karir saya, saya belum pernah melihat kasus di mana seseorang mengalami keguguran dan saya dapat mengatakan, tingkat stres orang ini secara langsung menyebabkan keguguran,” kata Booth.

1 dari 4 halaman

Pengaruhi Kesuburan

Stres sebenarnya tidak menyebabkan keguguran secara langsung, tetapi terdapat hubungan antara stres dan kemungkinan kehamilan. Sebuah studi menunjukkan orang dengan tingkat stres yang tinggi lebih mungkin mengalami infertilitas. Belum diketahui dengan jelas mengapa, namun produksi kortisol berlebih mungkin menjadi faktornya.

Selain itu, sebuah penelitian menemukan bahwa ibu yang mengalami stres selama kehamilan lebih kecil kemungkinannya untuk melahirkan anak laki-laki. Hal tersebut bisa jadi karena janin laki-laki lebih rentan mengalami keguguran.

2 dari 4 halaman

Cari Bantuan Jika Dirasa Terlalu Berat

Menurut Booth, penyebab yang paling sering ditemukan pada kasus keguguran adalah kelainan kromosom pada embrio. Kondisi lainnya seperti diabetes, penyakit tiroid, atau masalah dengan rahim, serta penggunaan tembakau, alkohol, atau kafein juga dapat meningkatkan risiko keguguran.

Ibu hamil

Booth mengatakan ibu hamil dan pasangan bisa menemui terapis untuk mendapatkan bantuan. Selain itu, juga bisa melakukan aktivitas menenangkan seperti meditasi, dan yoga.

" Benar-benar tidak ada cara untuk benar-benar menghapus stres dari hidup saat hamil.Lebih fokus pada mencoba untuk mengurangi stres dan jangan takut untuk mencari bantuan ketika dirasa terlalu berat," pesan Booth.

 

Laporan: Meisya Harsa Dwipuspita/ Sumber: Fatherly

3 dari 4 halaman

Bumil Harus Waspada, Keguguran Tak Selalu Ditandai Pendarahan

Dream – Bagi ibu yang tengah berbadan dua, kerap muncul kekhawatiran kondisi janin dalam kandungan. Terutama di awal kehamilan seperti Aurel Hermansyah, yang mengalami keguguran di kehamilan 5 pekan.

Keguguran kerap terjadi di minggu-minggu pertama kehamilan dan risikonya terus menurun seiring dengan usia dan perkembangan kehamilan. Perlu diketahui bahwa gejala kehamilan kini bergeser seiring waktu.

Dikutip dari HaloDoc, keguguran biasanya ditandai dengan kram atau sakit di bagian pelvis, tidak adanya gerakan janin, berkurangnya rasa mual dan muntah, serta umumnya ditandai dengan pendarahan. Pendarahan sering menjadi gejala yang paling terlihat dari keguguran.

Ternyata tak semua kasus keguguran disertai pendarahan. Dari laporan Medical News Today, ibu mungkin tidak mengalami gejala apa pun dan hanya mengetahui keguguran ketika seorang dokter tidak dapat mendeteksi detak jantung saat pemeriksaan USG. Keguguran mungkin tidak diketahui selama beberapa minggu dan sayangnya banyak yang tidak mencari pengobatan.

 

4 dari 4 halaman

Lakukan Pemeriksaan

Menurut American Pregnancy Association, sebagian besar keguguran terjadi dalam 13 minggu pertama kehamilan. Sementara diperkirakan 10-25 persen dari semua kehamilan yang diakui berakhir dengan keguguran, kehilangan pada trimester kedua. Ketika keguguran terjadi sangat dini, ibu justru mengalami tanda kehamilan, sehingga membuat pengidentifikasian lebih sulit.

Normal bagi ibu hamil mengalami perubahan dalam tanda-tanda kehamilan dari waktu ke waktu, terutama dalam transisi dari trimester pertama ke trimester kedua. Namun, perhatikan tanda peringatan keguguran tanpa perdarahan yang perlu diketahui, yaitu:

- Penurunan tanda kehamilan mendadak
- Tes kehamilan yang menunjukkan hasil negatif
- Mual, muntah, atau diare
- Sakit punggung;
- Gerakan janin terasa lambat atau berhenti
Jika ibu mengalami tanda-tanda di atas, segera periksakan ke dokter untuk dipastikan lebih lanjut. Selengkapnya baca di sini.

Beri Komentar