Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Menjalani program hamil, bukan hanya harus menyiapkan waktu dan biaya, tapi juga mental. Baik bagi calon ibu maupun calon ayah. Kondisi psikologis juga akan naik turun, karena pastinya muncul beban dan tekanan.
Salah satu yang membuat gagalnya program hamil adalah pasangan bukan mendekat malah menjauh. Pertengkaran kerap kali terjadi dan buat kondisi emosi jad tak stabil.
" Pasangan yang sudah lama berusaha untuk punya anak mungkin menjadi tidak sabar dan kecewa. Kesedihan dan ketidakberdayaan mungkin muncul dalam bentuk pertengkaran, mudah tersinggung, tidak puas, atau kesal," ujar Mayra Mendez, Ph.D., seorang psikoterapis keluarga.
Menurut Mayra ada beberapa sumber pertengkaran yang kerap dialami pasangan saat jalani program kehamilan seperti bayi tabung. Komunikasi terus-menerus dan siapkan mental
1. Keputusan untuk memiliki bayi
Banyak pasangan tidak sependapat tentang waktu pengambilan keputusan. Sementara wanita dibebani oleh detak keras jam biologis mereka, sementara pria sering kali ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk menikmati hidup sebagai pasangan.
Sebelum memulai program, pasangan memang harus memabahasanya secara detail. Memang, istri yang akan menjalani kehamilan tapi keterlibatan suami juga sangat dibutuhkan agar program bisa berjalan dengan baik.
Kedua pasangan secara terbuka mungkin ingin memiliki keluarga suatu hari nanti, 'jadwal' mungkin tidak sesuai. Misalnya, satu pasangan mungkin berada dalam skenario kerja yang ideal untuk memulai sebuah keluarga, sementara yang lain baru saja memulai pekerjaan baru yang membutuhkan semua waktu, energi, dan sumber daya.
Wanita seringkali berada pada posisi yang lebih sulit, karena mereka juga dihadapkan pada konsep jam biologis mereka. Kesuburan seorang wanita mulai menurun di awal usia 30-an dan meningkat secara dramatis setelah usia 35. Tekanan ini terkadang dapat menyebabkan pertengkaran karena kurangnya pemahaman di pihak pria.
3. Kurangnya keintiman dalam hubungan mereka
Saat seks hanya menjadi langkah penting untuk 'memunculkan' bayi, hal ini tentunya menyedihkan. Untuk itu sangat penting mengembalikan keintiman ke dalam hubungan. Seringkali hubungan seks malah jadi beban dan tak ada kesenangan di dalamnya. Disarankan bagi pasangan yang sedang menjalani program kehamilan juga mengikuti terapi atau berkonsultasi dengan konsultan pernikahan.
4. Saling menyalahkan
Program kehamilan tak selalu berjalan lancar, gagal, kesakitan, kecewa, amarah kerap muncul. Hal ini kadang memicu emosi yang tak terkendali dan berujung pada pertengkaran. Seringkali terucap kata saling menyalahkan yang membuat hubungan malah makin merenggang. Sebaiknya hindari ucapan menyalahkan satu sama lain.
Dream - Menjalani program kehamilan, pastinya akan mengalami masa naik turun. Ada kalanya kita dengan pasangan penuh semangat, lalu menurun, atau salah satunya kehilangan motivasi. Konflik pun tak terhindari.
Belum lagi beban pikiran karena pekerjaan, masalah pribadi atau keuangan. Tanpa disadari, masalah psikis dan psikologis juga berperan besar pada kesehatan fisik, termasuk juga kesuburan.
Untuk itu, bagi pasangan yang sedang menjalani program hamil, sangat dianjurkan untuk mencari cara menurunkan level stres. Selain mengonsumsi asupan kaya gizi dan olahrga, membuat pikiran lebih tenang juga sangat penting.
Faktanya, pikiran dapat memiliki pengaruh yang besar pada tubuh dan kesehatan kita. Konsultasi dengan dokter kandungan tentunya harus dilakukan agar kehamilan berhasil.
Selain itu, tidak ada salahnya untuk mencoba pendekatan holistik yang menyelaraskan kesehatan pikiran dan tubuh. Demi program hamil berjalan lebih baik dan calon ayah serta ibu lebih tenang secara psikologis.
Apa saja yang bisa dilakukan?
Yoga menggabungkan latihan fisik, yang disebut asana, dan latihan pernapasan, yang disebut pranayama, untuk meditasi dan relaksasi. Yoga telah digunakan untuk tujuan penyembuhan selama lebih dari 5.000 tahun.
Bagi pasangan, cobalah lakukan latihan yoga bersama. Terutama gerakan yoga untuk pasangan dan kesuburan. Gerakan yoga sangat membantu kita untuk lebih rileks dan lebih 'menyatukan' sebagai pasangan. Usahakan untuk melakukan latihan rutin.
Akupunktur
Ahli akupunktur percaya bahwa " energi" mengalir di sepanjang meridian tertentu pada tubuh. Dengan merangsang titik-titik tertentu di meridian, energi dapat diseimbangkan dan mengarah pada kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik.
Akupunktur juga merupakan terapi penyelarasan pikiran dan tubuh karena menyebabkan relaksasi yang dalam dan pelepasan emosi. Banyak penelitian telah dilakukan tentang hubungan antara kesuburan dan akupunktur. Terapi ini bisa jadi pendekatan lain untuk calon ayah dan ibu yang sednag menanti buah hati.
Meditasi merangsang dengan lembut pikiran untuk menjauh dari keadaan yang biasanya terburu-buru dan mengkhawatirkan. Sebaliknya, memicu fokus pikiran pada keadaan yang lebih tenang, dan lebih rileks.
Meditasi juga bisa tentang membiarkan pikiran mengalir tanpa mencoba berhenti atau fokus pada satu ide tertentu. Banyak penelitian telah dilakukan tentang efek relaksasi dari meditasi. Melakukan secara rutin selama program kehamilan, bisa membantu pasangan untuk lebih tenang menghadapi tiap proses yang pastinya tak akan mudah.
Lakukan pada pagi hari atau malam hari menjelang tidur. Bisa juga setelah melakukan latihan yoga. Bukan hanya berdampak positif secara psikologis, tapi juga fisik.
Sumber: Verywell
Advertisement
4 Cara Ampuh Hilangkan Lemak di Perut, Cobain Yuk!
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media