Ibu Hamil Makan Salad/ Foto: Shutterstock
Dream - Salad termasuk makanan sehat favorit banyak orang. Terdiri dari buah dan sayuran segar yang masih bertekstur garing dengan citarasa manis dan disajikan dengan beragam saus atau dressing.
Untuk memberi nilai gizi lebih kadang ditambah protein, seperti irisan dada ayam atau telur. Menu satu ini memang sangat sangat kaya gizi, terutamai serat dan vitamin.
Saat dalam kondisi normal, makan salad kapan saja tidak masalah, tapi saat hamil harus ekstra hati-hati. Hal ini karena salad terdiri dari sayuran mentah. Ada syarat penting jika ingin konsumsi salad saat hamil, yaitu sayuran harus dicuci bersih berkali-kali di bawah air mengalir.
" Pastikan sayuran yang dikonsumsi dicuci bersih untuk mencegah infeksi makanan. Batasi salad dressing yang mengandung tinggi gula, seperti fla atau mayones, ujar dr. Gia Pratama, dikutip dari KlikDokter.com.
Untuk tambahan telur pada salad, sebaiknya jangan telur setengah matang. Untuk lebih aman, lebih baik telur yang direbus dan bagian kuningnya benar-benar matang. Begitu juga sajian ikan dan ayam, harus matang sempurna.
Penting bagi ibu hamil mengetahui kalau makanan mentah berisiko tinggi mengandung bakteri berbahaya yang bisa mengancamp kesehatan janin dalam kandungan.
Jadi pastikan makanan yang dikonsumsi diolah dengan sangat bersih dan matang.
Dokter Gia juga mengingatkan untuk menggunakan bahan-bahan yang segar saat membuat salad. Jika bahan utamanya tidak segar akan sangat berisiko memicu masalah pencernaan pada ibu hamil.
Selengkapnya baca di sini.
Dream - Kopi merupakan minuman dengan kafein yang biasanya dihindari ibu hamil. Pasalnya dikhawatirkan bisa memicu masalah pada kehamilan. Bagi ibu yang biasa mengonsumsi kopi, akhirnya menghentikan rutinitasnya minum kopi.
Kini ada kabar baik bagi ibu hamil yang tetap ingin minum kopi. Tim peneliti dari University of Queensland melakukan studi genetik untuk menunjukkan bahwa minum kopi selama kehamilan tidak meningkatkan risiko keguguran, bayi lahir dalam keadaan meninggal atau prematur.
Salah satu peneliri, Dr Hwang, mengatakan perilaku minum kopi sebagian disebabkan oleh genetika, dengan serangkaian varian genetik tertentu yang memengaruhi seberapa banyak kopi yang kita minum.
" Kami menunjukkan bahwa varian genetik ini tidak hanya mempengaruhi konsumsi kopi pada populasi umum tetapi juga pada wanita hamil," katanya.
Para peneliti menggunakan metode yang disebut Mendelian Randomisation, yang menggunakan delapan varian genetik. Metode itu untuk memprediksi perilaku minum kopi wanita hamil dan memeriksa apakah varian ini juga terkait dengan hasil kelahiran.
" Karena kami tidak dapat meminta wanita untuk minum kopi dalam jumlah yang ditentukan selama kehamilan mereka, kami menggunakan analisis genetik untuk meniru uji coba kontrol secara acak," kata Dr Hwang.
Analisis genetik menemukan tidak ada risiko keguguran, lahir mati, atau kelahiran prematur yang lebih besar bagi wanita yang minum kopi. " Dalam hal diet selama kehamilan, wanita sering disarankan untuk menghindarinya, tetapi penelitian ini menunjukkan bahwa mereka masih dapat menikmati kopi tanpa khawatir akan meningkatkan risiko hasil kehamilan ini," kata Dr Hwang.
Para peneliti menekankan penelitian ini hanya melihat hasil kehamilan pada kondisi tertentu. Tetap ada kemungkinan konsumsi kafein dapat mempengaruhi aspek penting lainnya dari perkembangan janin.
“ Oleh karena itu, kami tidak merekomendasikan asupan tinggi selama kehamilan, tetapi konsumsi kopi yang rendah atau sedang,” kata Hwang.
Dream - Hubungan intim tentunya jadi kebutuhan penting bagi pasangan suami istri. Dengan melakukan hubungan intim yang rutin, pasangan bisa lebih terkoneksi dan tentunya jadi hal mendasar saat menjalani program hamil.
Rupanya hubungan intim bagi sebagian perempuan bisa jadi hal yang memicu alergi. Tahukah Sahabat Dream kalau beberapa perempuan memiliki masalah alergi sperma pasangannya.
Menurut dr. Ellen Theodora, dikutip dari KlikDokter, alergi sperma adalah reaksi alergi yang terjadi karena kandungan protein yang terdapat pada sperma pria. Kondisi ini bisa muncul pada saat melakukan hubungan seksual untuk pertama kali, dan bisa juga terjadi lagi di aktivitas seksual berikutnya.
Dampak dari alergi sperma yang dialami oleh wanita, biasanya berupa rasa gatal, bengkak, dan seperti terbakar pada vagina. Bila kondisi alergi cukup parah, gejala tersebut akan disertai bentol-bentol dan sesak napas.
“ Reaksi tersebut biasanya muncul pada 10-30 menit dan paling lama 1 jam setelah kulit terkena paparan sperma. Kondisi tersebut dapat berlangung hingga 24 jam,” ujar dr. Ellen.
Bila gejala yang muncul tak kunjung reda, bisa jadi yang dialami bukanlah alergi sperma. Bila sudah demikian, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Masalah kesehatan ini bisa jadi salah satu penyebab wanita mengalami stres atau depresi, terlebih lagi bila pasangan berambisi memiliki momongan. Hubungan pun menjadi penuh tekanan dan mengurangi keharmonisan rumah tangga.
Bila gejala alergi kerap muncul setelah berhubungan seksual, penting untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. Jangan ragu untuk menceritakan kondisi sedetail mungkin. Nantinya, dokter akan meminta pasangan melakukan beberapa tes untuk mengetahui pemicunya.
Lalu bagaimana dampaknya pada kemungkinan hamil? Bila memang alergi sperma dan kondisi kesuburuan pasangan dalam keadaan baik, kehamilan tetap bisa terjadi secara normal.
Dokter bisa memberikan pereda alergi sebelum menyerang. Pasangan pun bisa berhubungan intim dengan nyaman dan sangat mungkin terjadi kehamilan. Alternatif lainnya bisa menjalani program bayi tabung atau fertilisasi in vitro,” terangnya.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.