Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Seluruh orangtua di Indonesia mungkin sedang kewalahan mendampingi anak-anaknya belajar dari rumah. Terutama mereka yang anaknya masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak dan kelas 1 Sekolah Dasar.
Anak usia 3 hingga 6 tahun duduk manis depan laptop/ tablet mendengarkan guru dan mengikuti instruksi, apakah terdengar mudah? Tentu saja tidak. Diminta mandi saja anak sangat sulit, apalagi fokus di depan laptop.
Tak perlu risau apalagi marah jika menghadapi anak di bawah usia 8 tahun yang sangat sulit fokus saat belajar online baik melalui Zoom atau Google Meet. Mengapa?
Tiffany Gallagher, profesor pendidikan di Brock University, Ontario, Kanada mengungkap bahwa siswa yang paling cocok untuk pembelajaran online selama pandemi adalah antara usia 8 dan 13 tahun.
" Mereka sudah bisa mengetahui cara mengakses komputer/ laptop/ tablet dan navigasi aplikasi online untuk belajar. Usia ini sudah bisa mempelajari kerja keyboard dan mouse atau trackpad dan hal teknis lainnya secara cepat. Pada usia delapan tahun, sebagian besar anak-anak juga memiliki disiplin untuk mempertahankan fokus untuk periode waktu yang lebih lama," kata Gallagher.
Sementara, anak-anak yang lebih kecil hanya memiliki rentang fokus sekitarr 15. Anak di bawah usia 8 tahun akan sangat sulit fokus, dan mudah terdistraksi. Saat di kelas pun guru harus bekerja ekstra untuk mempertahankan fokus anak-anak.
" Pada kelas untuk anak usia dini, guru sebelumnya mengajak aktivitas fisik lebih dulu. Seperti lompat, lari, lempar bola dan lainnya untuk membantu anak leih fokus. Tubuh mereka membutuhkan gerakan otot untuk membuat otak jadi lebih terlibat," ungkap Gallagher.
Bila memang ada kelas online anak di bawah usia 8 tahun, sebaiknya diajak aktivitas fisik ringan. Seperti main sepeda, lari-lari kecil atau gerakan peregangan. Setelah itu sarapan agar tak kelaparan saat belajar.
" Siapkan ruangan khusus belajar yang sangat minim distraksi. Latih juga fokus anak dengan mencoret-coret, mewarnai, bermain dengan kubus, puzzle, mewarnai buku, atau melakukan pencarian kata," kata Gallagher.
Tak perlu mengejar pembelajaran yang ideal di situasi sekarang. Anak dalam kondisi sehat, belajar dengan senang dan dalam keluarga yang hangat, itu sudah cukup.
Sumber: Todays Parent
Dream - Hari ini 13 Juli 2020 merupakan tahun ajaran baru 2020/2021. Pandemi covid-19 membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dilanjutkan. Hal ini mengingat angka kasus Covid-19 di Indonesia masih sangat tinggi.
Sekolah pun dilakukan secara online, mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi. Bagi anak, mereka setiap hari bakal berkutat di depan laptop dan PC untuk bisa belajar. Penting bagi orangtua mengajar para buah hatinya menggunakan internet secara aman.
" Sebanyak 91% dari pengguna internet di Indonesia adalah anak-anak terutama berusia 15-19, sangat penting bagi orangtua untuk membimbing dengan serius, mulai dari usia muda, tentang bagaimana mereka dapat belajar, berkomunikasi, dan bersenang-senang di platform online dengan aman," kata Yeo Siang Tiong, General Manager Kapersky untuk Asia Tenggara, dikutip dari rilis yag diterima Dream, Senin 13 Juli 2020.
Keamanan di internet sangat penting di situasi sekarang. Misalnya, seorang anak yang menggunakan laptop orangtua untuk mengunduh program sekolah yang ternyata mengandung malware. Ini dapat mengakibatkan hilangnya data pekerjaan, serta memungkinkan email dibajak untuk spam.
Oleh karena itu, penting untuk mendidik anak-anak tentang praktik kebersihan siber yang baik karena ancaman dunia maya yang dihadapi oleh anak-anak dan organisasi, semuanya saling terkait.
Untuk memastikan anak memiliki pengalaman online positif selama pandemi, Kaspersky memiliki rekomendasi berikut:
- Komunikasi terbuka dengan anak-anak. Buka dialog yang konstan dengan anak-anak akan membantu mereka memahami lebih baik apa yang sedang terjadi
- Mengajarkan anak untuk menghindari mengklik email dari sumber yang tidak diverifikasi
- Mengedukasi anak tentang penipuan online
- Tidak pernah ada kata terlalu muda untuk belajar. Jika anak dapat menggunakan internet untuk menonton film atau mengunduh game, maka ajari mereka cara memerhatikan hal-hal seperti keaslian situs web dan ekstensi unduhan file
- Diskusi dan main bersama. Carilah waktu yang tepat untuk bermain game dengan anak-anak Anda. Hal ini tidak hanya memperkuat ikatan dengan mereka, tetapi juga memungkinkan orangtua untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa yang dilakukan anak di waktu luang mereka
Bisa juga memasang sofware pengamanan yang memiliki perlindungan antivirus dan anti-ransomware, keamanan webcam, dan 87 teknologi lainnya untuk melindungi keluarga dari ancaman kejahatan siber.
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'
Bukan Hanya Terkenal, Ellips Buktikan Diri Paling Dicintai Konsumen Lewat Penghargaan YouGov
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta