Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream – Kondisi pandemi membuat banyak pasangan memutuskan untuk menunda kehamilan. Salah satu kontrasepsi yang kerap jadi andalan adalah suntikan yang diberikan tiap 3 bulan.
Untuk mendapatkannya, para ibu bisa datang ke bidan atau puskesmas yang memberikan layanan kontrasepsi suntik. Alat kontrasepsi ini dapat mencegah kehamilan sampai 99 persen efektivitasnya.
Dikutip dari Sehatq, hormon progestin yang terkandung dalam KB suntik berfungsi untuk menghentikan pelepasan sel telur ke dalam rahim dan mengentalkan cairan sekitar serviks. Hal ini membantu mencegah sperma melakukan pembuahan.
Sayangnya, tak semua ibu cocok untuk menggunakan kontrasepsi suntik. KB suntik pada umumnya tidak bermasalah, namun bagi sebagian ibu mungkin kurang cocok dengan jenis KB ini. Untuk menerima KB suntik ternyata ada kriteria khusus, apa saja?
- Tidak memiliki penyakit jantung, diabetes
- Tidak pernah mengalami serangan jantung atau stroke
- Tidak sedang menjalani pengobatan kanker payudara
- Tidak memiliki penyakit hati yang parah
- Tidak sedang mengalami pendarahan vagina
Bila seorang ibu memiliki salah satu penyakit di atas, sebaiknya pergilah ke dokter spesialis kehamilan untuk meminta saran terbaik mengenai hal apa yang sebaiknya dilakukan. Mungkin bisa dengan jenis KB lainnya, seperti pil KB atau KB implan. Ketidakcocokan tersebut akan memunculkan gejala atau tanda-tanda kemunculan efek samping, dari ringan hingga parah.
Bila seorang ibu atau wanita memakai KB suntik ini dan mengalami ketidakcocokan, maka akan terasa efek samping yang berkepanjangan dan mungkin saja menjadi berbahaya.
Efek samping berbahaya yang dapat timbul, meliputi pendarahan hebat, kesulitan bernapas, sakit perut pada bagian bawah, nyeri berkepanjangan disertai rasa gatal dan kemerahan pada area suntikan serta reaksi alergi yang serius.
Apabila efek samping itu sudah mulai terlihat sebaiknya berhenti memakai KB suntik dan meminta dokter untuk penanganan yang serius mengenai efek samping yang diterima.
Selain efek samping berbahaya di atas, ada pula efek samping secara umum yang dapat dialami ibu dengan KB suntik 3 bulan dan biasanya efek samping ini akan berangsur hilang, sebagai berikut:
1. Menimbulkan sejumlah gejala
Sebagian pengguna KB suntik dapat merasakan gejala tertentu setelah menerima KB ini, seperti sakit kepala, perut kembung, payudara terasa lunak atau nyeri, menurunnya gairah seksual, pusing, muncul jerawat, atau suasana hati berubah-ubah.
2. Perubahan siklus menstruasi
Wanita mungkin akan mengalami menstruasi yang lebih sering atau tidak teratur. Misalnya, tiba-tiba keluar bercak perdarahan atau tidak menstruasi sama sekali.
3. Kenaikan berat badan
Sekitar 20 persen dari pengguna KB ini diperkirakan mengalami kenaikan berat badan akibat ketidakseimbangan hormon yang ditimbulkan dari KB suntik.
Selengkapnya baca di sini
Laporan Josephine Widya
Dream – Kehamilan idealnya direncanakan dengan sangat matang. Tentunya banyak hal yang harus dipertimbangkan jika ingin menambah anak, terutama dalam situasi pandemi seperti sekarang.
Bagi pasangan yang sedang ingin menunda untuk menambah momongan, mungkin langsung berpikir untuk menggunakan alat kontrasepsi. Seperti kondom, pil KB, IUD, patch atau alat lainnya.
Sebenarnya penundaan kehamilan bisa dilakukan dengan cara alami, namun dibutuhkan konsistensi dan disiplin saat melakukan. Bila ingin mencoba cara alami, berikut hal yang bisa dilakukan dikutip dari Sehatq.
Tidak berhubungan seks di masa subur
Harus tahu kapan masa subur (ovulasi) datang, jadi pada saat masanya datang jangan berhubungan seks dahulu, di masa subur kemungkinan hamil lebih besar. Cobalah dengan mencatat kapan datang masa subur perbulannya untuk bisa memperkirakan kapan masa subur datang.
Mengetahui ovulasi bisa juga dengan mengukur suhu basal setiap bangun tidur, suhu basal adalah suhu ketika tubuh beradaa pada keadaan istirahat sepenuhnya. Jika suhu basal tubuh mengalami peningkatan masa masa subur sedang berlangsung. Cara lain dengan memeriksa keluarnya lendir serviks, lendir bening dan licin seperti putih telur pada masa subur.
Tidak melakukan penetrasi
Menghindari penetrasi (memasukan penis ke vagina) untuk sementara saat berhubungan seks sebagai cara mencegah kehamilan. Jika mau melakukan aktivitas seksual bisa dengan oral seks atau saling bergesekan (petting).
Petting tanpa pakaian, bila terjadi ejakulasi di dekat vagina memungkina sperma secara tidak sengaja masuk dan melakukan pembuahan. Jadi harus tetap berhati-hati.
Cabut penis sebelum ejakulasi
Dengan cara ini dapat mencegah sperma masuk untuk membuahi sel telur sehingga mencegah kehamilan. Harus mengetahui waktu yang tepat saat menarik penis sebab bisa saja cairan praejakulasi yang dikeluarkan penis saat terangsang mengandung sperma sehingga saat dilepaskan ke dalam vagina terjadi pembuahan.
Menyusui
Jika ibu yang baru melahirkan, coba berikan bayi ASI ekslusif selama 6 bulan pertama. Selain menunjang tumbuh kembang bayi, ini juga bisa menghambat ovulasi sehingga mencegah kehamilan dalam jangka dekat, pastikan menyusui melalui kedua payudara secara bergantian.
Laporan Josephine Widya
Kandungan Surah An Naziat, Beserta Asbabun Nuzul dan Keutamaannya
Kumpulan Doa Khatam Quran dan Keistimewaan Jika Mengamalkannya
Dulu Bucin dan Sering Main ke Rumah, 5 Momen Kebersamaan Nissa Asyifa dan Alshad Ahmad
Sebut Pria Sekeluarga Jahat, Nissa Asyifa: Disiksa Fisik, Batin dan Mental
Masya Allah! Ramadan 2023 Akan Turut Diwarnai Gerhana Matahari, Catat Tanggalnya
Bak Gadis Muda, Yuni Shara Terlihat Fashionable dengan Ripped Jeans