Bayi Mandi/ Foto: Shutterstock
Dream - Setelah lahir, bayi langsung dimandikan dengan air hangat. Hal ini karena kulit bayi sangat tipis dan tubuhnya belum memiliki kemampuan termoregulasi secara sempurna.
Termoregulasi merupakan proses penjagaan suhu internal manusia dalam kisaran yang dapat ditoleransi. Untuk itu, agar bayi tak kedinginan, pastikan untuk memandikannya dengan air hangat. Hal ini dijelaskan oleh dr. Agus Wijata, spesialis anak.
" Bayi yang masih di bawah 2 bulan belum dapat melakukan termo regulasi dengan baik sehingga idealnya suhu air mandi bayi sekitar 37-38 derajat celcius," kata dr. Agus, dikutip dari akun Instagram resminya @dr.aguswijata.
Menurutnya, secara teori, termoregulasi mulai optimal di usia 18 bulan sampai 2 tahun. Penting diingat kalau kulit bayi itu 20 hingga 30 persen lebih tipis. Bila dimandikan dengan air biasa dan tidak hangat, akan lebih berisiko mengalami hipotermia, yaitu kondisi di mana suhu tubuh turun di bawah suhu normal.
Mungkin banyak yang orangtua yang khawatir dan bertanya-tanya, kapan usia aman bagi bayi bisa mulai dimandikan dengan air biasa dan bukan air hangat. Dokter Agus mengungkap, bisa dicoba ketika anak usia berusia 3 bulan ke atas.
" Belum ada rekomendasi khusus untuk ini, namun boleh dicoba mulai mandi air biasa sejak usia 3 bulan ya. Jangan kelamaan mandinya dan setelahnya harus segera dikeringkan agar bayi tetap hangat," pesan dokter yang praktik di RS Panti Waluyo Surakarta ini.
Dream - Setelah bayi dilahirkan, ada yang kondisinya sangat sehat dan bisa melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) dan ditaruh di dada ibu. Sementara ada juga yang mengalami masalah kesehatan dan harus menjalani pemeriksaan intensif oleh dokter spesialis anak.
Sebenarnya segera setelah bayi lahir ada pemeriksaan penting yang dilakukan. Hal ini merupakan skrining awal untuk mengetahui masalah kesehatan yang mungkin dialami bayi dan tak terdeteksi saat berada di kandungan.
Pemeriksaan ini dinamakan newborn screening. Dikutip dari Rspondokindah.co.id, pemeriksaan dilakukan pada 48–120 jam (2–5 hari) setelah kelahiran. Screening ini dilakukan untuk memeriksa kemungkinan adanya penyakit yang dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan, juga beberapa kelainan yang dapat menyebabkan komplikasi serius.
Skrining pada bayi baru lahir ada yang rutin, ada pula yang hanya dilakukan pada keadaan khusus. Apa saja pemeriksaan tersebut?
Screening pendengaran
Gangguan pendengaran pada bayi dan anak sulit diketahui sejak awal. Selain itu, terdapat periode kritis perkembangan pendengaran dan bicara (dimulai dalam enam bulan pertama kehidupan dan terus berlanjut sampai si kecil berusia dua tahun). Bayi dengan gangguan pendengaran bawaan yang segera diintervensi sebelum usia enam bulan akan memiliki kemampuan berbahasa yang normal pada usia tiga tahun.
Retinopathy of Prematurity (ROP) sering terjadi pada bayi prematur dan merupakan salah satu penyebab kebutaan bayi dan anak di dunia, termasuk di Indonesia. Deteksi terhadap ROP sejak dini memungkinkan dilakukannya terapi yang sesuai untuk mencegah terjadinya kebutaan. Pemeriksaan ini wajib dilakukan pada kasus kelahiran dengan usia kandungan kurang dari 34 minggu atau berat bayi kurang dari 1.500 gram. Pemeriksaan dapat dilakukan di ruang NICU atau kamar bayi saat bayi berusia satu hari (jika kondisi bayi stabil)
Hipotoroid Kongenital (HK) yang tidak ditangani sejak dini dapat mengakibatkan retardasi mental berat. Sementara, angka kejadian kasus ini bervariasi di antara negara, antara 1:3.000 hingga 1:4.000 kelahiran hidup. Karenanya, deteksi dini hipotiroid memungkinkan bayi mendapatkan terapi secara dini dan diharapkan memiliki tumbuh kembang yang optimal. Pemeriksaan ini dilakukan saat bayi berusia 48–72 jam.
Pemeriksaan yang dilakukan pada bayi ber usia 48–72 jam ini bertujuan mendeteksi Hiperplasia Adrenal Kongenital (HAK)— kumpulan kelainan yang berhubungan dengan enzim yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Anak dengan HAK memiliki kelebihan androgen (hormon steroid lelaki), dan pada sebagian kasus tidak memiliki steroid yang cukup untuk mengatur keseimbangan kadar garam dalam tubuh. HAK merupakan kondisi yang dapat mengancam jiwa— umumnya terjadi setelah minggu kedua kelahiran. Selain itu, HAK juga dapat menyebabkan efek jangka panjang berupa gangguan perilaku
Untuk pemeriksaan yang lebih detail penting untuk mendiskusikan dengan dokter spesialis anak. Terutama jika anak diketahui memiliki masalah kesehatan bawaan. Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas