Dream - Kasus Briptu FN (28), polwan Polres Mojokerto Kota yang membakar suaminya sesama anggota polisi tengah menjadi sorotan. Ibu yang baru melahirkan bayi kembar ini tega menghabisi nyawa suaminya, Briptu RDW (27) dengan cara dibakar.
Meskipun tindakan Briptu FN disebabkan oleh banyak faktor, namun peristiwa tragis ini juga memunculkan spekulasi kemungkinan Briptu FN mengalami kondisi baby blues syndrome (BBS) dan post-partum depression (PPD) yang mungkin dibiarkan.
Kondisi baby blues dan depresi pasca melahirkan pada ibu seringkali tak disadari. Perubahan hormon dalam tubuh, ditambah masalah berat serta tak mendapat dukungan dalam pengasuhan bisa jadi pemicunya. Simak fakta-fakta seputar baby blues dan depresi pasca melahirkan berikut.
Baby blues merupakan gangguan suasana hati atau gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu melahirkan, seperti merasa gundah dan sedih yang berlebihan. Gejalanya antara lain:
- Perubahan mood yang cepat
- Mudah menangis tanpa alasan jelas
- Merasa cemas atau khawatir berlebihan
- Kesulitan tidur meskipun lelah
PPD adalah kondisi yang lebih serius dibandingkan baby blues. Sekitar 15% ibu mengalami PPD setiap tahunnya. Kondisi ini bisa muncul segera setelah melahirkan atau dalam beberapa minggu hingga bulan setelahnya. Baby blues yang ditangani dengan baik bisa jadi PPD.
PPD tidak disebabkan oleh penyebab tunggal, namun lebih merupakan hasil dari berbagai kombinasi faktor-faktor fisik dan emosional. PPD juga tidak diakibatkan oleh sesuatu hal yang tidak atau dilakukan oleh sang ibu
Sesaat setelah melahirkan, kadar hormon-hormon (estrogen dan progesteron) dalam tubuh seorang ibu akan mengalami perubahan yang dramatis. Hal tersebut akan memberikan dampak pada perubahan biokimiawi di otak yang akan mencetuskan mood swings (alam perasaan yang tidak menentu).
PPD disebabkan oleh kombinasi faktor fisik dan emosional. Setelah melahirkan, hormon estrogen dan progesteron menurun drastis, mempengaruhi biokimia otak dan mencetuskan perubahan mood. Selain itu, kelelahan dan kurang tidur juga memperburuk kondisi ini.
PPD ini berisiko terjadi pada wanita yang memiliki riwayat depresi atau gangguan bipolar, mengalami stres berat selama kehamilan, atau kurang mendapatkan dukungan emosional lebih berisiko mengalami PPD.
Jika mengalami gejala PPD, sebaiknya langsung lakukan hal ini.