Polwan yang Bakar Suami Baru Lahirkan Bayi Kembar, Spekulasi Depresi Post Partum Muncul

Reporter : Editor Dream.co.id
Senin, 10 Juni 2024 17:24
Polwan yang Bakar Suami Baru Lahirkan Bayi Kembar, Spekulasi Depresi Post Partum Muncul
Briptu FN baru saja masuk kantor dua minggu setelah 3 bulan cuti setelah melahirkan bayi kembarnya.

1 dari 12 halaman

Polwan yang Bakar Suami Baru Masuk Kantor Setelah Lahirkan Bayi Kembar, Spekulasi Depresi Post Partum Bermunculan

image" /> © Dream

2 dari 12 halaman

© Dream

Dream - Kasus Briptu FN (28), polwan Polres Mojokerto Kota yang membakar suaminya sesama anggota polisi tengah menjadi sorotan. Ibu yang baru melahirkan bayi kembar ini tega menghabisi nyawa suaminya, Briptu RDW (27) dengan cara dibakar.

3 dari 12 halaman

© Dream

Meskipun tindakan Briptu FN disebabkan oleh banyak faktor, namun peristiwa tragis ini juga memunculkan spekulasi kemungkinan Briptu FN mengalami kondisi baby blues syndrome (BBS) dan post-partum depression (PPD) yang mungkin dibiarkan.

4 dari 12 halaman

© Korban dibakar hidup-hidup saat berada di dalam rumah yang berlokasi di lingkungan rumah dinas. 2024 maverick

Kondisi baby blues dan depresi pasca melahirkan pada ibu seringkali tak disadari. Perubahan hormon dalam tubuh, ditambah masalah berat serta tak mendapat dukungan dalam pengasuhan bisa jadi pemicunya. Simak fakta-fakta seputar baby blues dan depresi pasca melahirkan berikut.

5 dari 12 halaman

Apa Itu Baby Blues?

Baby blues merupakan gangguan suasana hati atau gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu melahirkan, seperti merasa gundah dan sedih yang berlebihan. Gejalanya antara lain:
- Perubahan mood yang cepat
- Mudah menangis tanpa alasan jelas
- Merasa cemas atau khawatir berlebihan
- Kesulitan tidur meskipun lelah

6 dari 12 halaman

Bila Dibiarkan Bisa Jadi Post-Partum Depression (PPD)

PPD adalah kondisi yang lebih serius dibandingkan baby blues. Sekitar 15% ibu mengalami PPD setiap tahunnya. Kondisi ini bisa muncul segera setelah melahirkan atau dalam beberapa minggu hingga bulan setelahnya. Baby blues yang ditangani dengan baik bisa jadi PPD.

PPD tidak disebabkan oleh penyebab tunggal, namun lebih merupakan hasil dari berbagai kombinasi faktor-faktor fisik dan emosional. PPD juga tidak diakibatkan oleh sesuatu hal yang tidak atau dilakukan oleh sang ibu

7 dari 12 halaman

Sesaat setelah melahirkan, kadar hormon-hormon (estrogen dan progesteron) dalam tubuh seorang ibu akan mengalami perubahan yang dramatis. Hal tersebut akan memberikan dampak pada perubahan biokimiawi di otak yang akan mencetuskan mood swings (alam perasaan yang tidak menentu). 

8 dari 12 halaman

Apa Saja Gejala PPD?

  • Perasaan sedih yang mendalam dan terus-menerus
  • Kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya disukai
  • Kesulitan merawat diri sendiri dan bayi
  • Pikiran untuk melukai diri sendiri atau bayi. Dalam kasus Briptu FN, ia sempat mengancam akan melukai anak-anaknya jika sang suami tak kunjung pulang memberi penjelasan soal gaji ke-13 yang ternyata raib karena judi online.
9 dari 12 halaman

Apa Penyebab PPD?

PPD disebabkan oleh kombinasi faktor fisik dan emosional. Setelah melahirkan, hormon estrogen dan progesteron menurun drastis, mempengaruhi biokimia otak dan mencetuskan perubahan mood. Selain itu, kelelahan dan kurang tidur juga memperburuk kondisi ini.

10 dari 12 halaman

Siapa yang Berisiko?

PPD ini berisiko terjadi pada wanita yang memiliki riwayat depresi atau gangguan bipolar, mengalami stres berat selama kehamilan, atau kurang mendapatkan dukungan emosional lebih berisiko mengalami PPD.

11 dari 12 halaman

Bagaimana Jika Mengalami PPD?

Jika mengalami gejala PPD, sebaiknya langsung lakukan hal ini.

  • Konseling:
    1. Cognitive Behavioral Therapy (CBT): Membantu mengenali dan mengubah pikiran serta perilaku negatif.
    2. Interpersonal Therapy (IPT): Membantu memperbaiki hubungan interpersonal yang bermasalah.
12 dari 12 halaman

  • Medikasi:
    Ibu akan diberikan medikasi untuk menyeimbangkan kimiawi otak, umumnya aman digunakan saat menyusui setelah berkonsultasi dengan psikiater. 

Jangan ragu untuk berkonsultasi dan cari pertolongan ketika mengalami gejala ringan baby blues atau PPD.

Sumber: RSPondokIndah.co.id/ RS Bunda
Beri Komentar