Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Bagi pasangan yang tengah menanti kehadiran buah hati, tentunya penting untuk menjaga level kesuburan tubuh. Bukan hanya calon ibu tapi juga calon ayah. Seringkali tak disadari kebiasaan sehari-hari para pria, bisa menurunkan level kesuburannya.
Pemeriksaan kesuburan dan konsultasi dengan dokter sangat penting untuk mengetahui level kesuburan secara detail. Ada banyak hal yang bisa berdampak buruk pada kesuburan seorang pria. Namun, ada tiga faktor khusus yang harus diwaspadai.
Apa saja? Berikut tiga faktornya, dikutip dari KlikDokter.
1. Gangguan Hormon
Pada pria obesitas, ditemukan adanya penurunan hormon testosteron dan peningkatan hormon estrogen (hormon kewanitaan). Hal ini sangat berpengaruh pada proses pembentukan sperma, sehingga jumlah dan kualitas dapat menurun.
Gangguan keseimbangan hormon ini juga dapat mempengaruhi aktivitas seksual seorang pria. Menurunnya gairah dan performa serta adanya gangguan ereksi dapat mengganggu kualitas hidup pria dan menurunkan kemungkinan kejadian kehamilan.
Pada dasarnya, proses pembentukan sperma sangat sensitif terhadap suhu. Dibutuhkan suhu optimal sekitar 34-35 derajat celcius, sesuai dengan suhu tubuh manusia, untuk terjadinya pembentukan sperma yang baik. Adanya masalah jumlah sperma dan pembentukan sperma yang kurang baik pada pria juga diduga karena adanya peningkatan suhu di daerah genital karena jumlah lapisan lemak yang meningkat di daerah perut dan genital.
Peningkatan suhu di daerah sekitar testis telah diteliti dapat menyebabkan menurunnya gerakan sperma, meningkatnya kerusakan sperma dan menurunnya fungsi sperma untuk pembuahan. Gaya hidup tidak sehat dan tidak aktif, lebih sering duduk dan penumpukan lemak di sekitar perut merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan peningkatan suhu di sekitar testis.
Kegemukan pada pria juga menyebabkan berbagai perubahan dalam tubuh dan penyakit yang turut menyumbang ketidaksuburan. Misalkan, terjadinya peningkatan gula darah dan hormon insulin dalam tubuh pria yang kegemukan ternyata dapat menyebabkan penurunan jumlah dan kualitas sperma. Risiko meningkatnya penyakit kardiovaskular juga terkait dengan meningkatnya kejadian disfungsi ereksi yang diakibatkan penyakit kardiovaskular.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati