Asmara Abigail Beberkan Kondisi Italia yang Diisolasi karena Corona

Reporter : Amrikh Palupi
Rabu, 11 Maret 2020 14:24
Asmara Abigail Beberkan Kondisi Italia yang Diisolasi karena Corona
Ini kata Asmara Abigail.

Dream - Asmara Abigail kini sedang 'terjebak' di Italia. Negeri Pizza itu memang sedang menutup diri setelah virus Corona, Covid-19, merebak di sejumlah wiayahnya. Menurut Asmara, semua orang hanya beraktivitas di rumah.

" Italia telah menutup semua kegiatan. Semua kantor ditutup, sebagian besar orang bekerja dari rumah," tulis Asmara Abigail dikutip Dream dari instagram story, Selasa 10 Maret 2020.

curhatan asmara abagail soal virus corona

Pemain film Gundala yang terbang ke Italia untuk menghadiri Milan Fasion Week pada Februari silam itu menambahkan, semua sekolah dan universitas ditutup. Pelajar dan mahasiswa belajar dari rumah.

" Kami hanya bisa ke supermarket untuk membeli kebutuhan hidup. Tetapi kami memahami bahwa ini penting untuk memerangi penyebaran virus corona."

1 dari 7 halaman

Update Covid-19: Pasien Positif Virus Corona di Indonesia Bertambah 8 Orang

Dream - Pasien positif terjangkit virus corona di Indonesia hingga hari ini, (Selasa, 10 Maret 2020) bertambah delapan orang. Dengan penambahan tersebut, total warga di Indonesia yang terserang virus Covid-19 dan sudah terkonfirmasi menjadi 27 kasus.  

Juru bicara pemerintah dalam penanganan virus corona, Achmad Yurianto melaporkan kedelapan pasien baru positif virus coronaitu didapat setelah muncul hasil analisis dan uji laboratorium dan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kesehatan.

" Saya akan mengumumkan beberapa kasus yang confirm positif," kata Achmad, dalam siaran langsung Kompas TV, Selasa, 10 Maret 2020.

Achmad menyebut, setelah kasus 01 hingga 19 dilaporkan kemarin, tim menemukan delapan kasus baru pasien yang terkonfirmasi terjangkit virus corona.

Dari delapan kasus baru positif corona, Achamd melaporkan dua di antaranya adalah warga negara asing (WNA).

Achmad mengatakan, kasus dengan kode 20 berjenis kelamin perempuan, 70 tahun, berasal dari tracing subklaster Jakarta.

Temuan dari subklaster Jakarta juga ditemukan pada kasus 21. Pada kasus ini, pasien berjenis kelamin dengan usia 47 tahun.

" Kemudian pasien dengan kode 22. Perempuan 36 tahun. Imported case," kata dia.

2 dari 7 halaman

Transmisi Penularan Lokal

Sementara itu, pasien dengan kode 23 harus dipasangi ventilator. Pasien dengan kode 23 yaitu perempuan berusia 73. " Kondisinya stabil," ucap dia.

Achmad melanjutkan, pasien nomor 24 berjenis kelamin laki-laki. Usianya 46 tahun. Dia terinfeksi virus dari luar Indonesia, atau imported case.

Pasien dengan kode 25, kata Achmad, berjenis kelamin perempuan dengan usia 53 tahun. Pasien kasus 25 ini merupakan WNA.

Kondisi serupa juga dialami WNA dengan nomor kode 26. Lelaki yang berusia 46 tahun itu terinfeksi virus dari luar Indonesia.

" Kemudian nomor kode 27. Laki-laki. 33 tahun. WNI kondisi stabil," ucap dia.

Dalam kasus terakhir ini, kode 27, Achmad akan menelusuri kluster sebaran lain karena dugaan adanya transmisi penularan lokal.

3 dari 7 halaman

Kisah Mantan Pasien Hadapi Detik-Detik Diserang Virus Corona

Dream - Angka kematian akibat wabah virus Corona baru atau COVID-19 secara global memang meningkat, namun jumlah pasien yang sembuh akibat jumlahnya jauh lebih besar.

Dikutip dari Worldometers.info, dari 144 ribu lebih kasus COVID-19 hingga 10 Maret 2020, pasien yang meninggal mencapai 4 ribu lebih. Namun pasien yang dinyatakan sembuh jumlahnya jauh lebih tinggi, mencapai 64 ribu lebih.

Di Indonesia, jumlah orang yang terjangkit COVID-19 dilaporkan telah mencapai 19 orang. Saat ini mereka yang terpapar sedang menjalani isolasi dan karantina di beberapa rumah sakit.

Nah, di antara Sahabat Dream pasti merasa penasaran dengan COVID-19 ini. Terutama tentang bagaimana rasanya jika mengidap COVID-19 ini.

Dilansir LobakMerah.com, seorang wanita Singapura, sebut saja Julie, menceritakan apa yang dia rasakan sebelum akhirnya dikarantina 9 hari akibat terjangkit COVID-19.

Julie sekarang telah dinyatakan sembuh total dari virus Corona baru oleh pemerintah Singapura.

4 dari 7 halaman

Awalnya Hanya Sakit Demam dan Batuk-batuk

Julie terkena wabah virus Corona pada 3 Februari 2020. Awalnya dia merasa demam tapi menganggapnya sakit biasa.

" Pada saat itu saya mulai demam. Suhu di tubuh saya sekitar 38,2 hingga 38,5 derajat Celcius," kata Julie mengenang.

Karena menganggapnya sebagai demam biasa, Julie hanya minum obat Panadol saja. Setelah minum obat, demamnya turun.

" Saya kemudian merasa sembuh. Tapi karena masih terasa lesu, saya buat istirahat dan tidur seharian," katanya.

Setelah bangun tidur, Julie benar-benar merasa sembuh. Batuknya juga hilang. Julie merasa lega.

 

 

5 dari 7 halaman

Dinyatakan Positif COVID-19

Namun, rasa demam dan batuk-batuk itu kembali menyerang Julie 4 hari kemudian.

Pada pukul tiga sore, 7 Februari 2020, Julie kembali merasa demam. Dia kemudian minum obat dan tidur.

Namun saat Julie bangun tidur kepalanya malah pusing dan terasa sangat sakit.

Karena tidak tahan, dia memeriksakan diri ke rumah sakit. Dari situlah Julie diketahui terinfeksi COVID-19.

 

 

6 dari 7 halaman

Napas Sesak, Berjalan Saja Susah

Julie segera dimasukkan ke ruang karantina untuk mendapatkan perawatan intensif. Saat menjalani karantina ini dia hanya merasa seperti sakit flu biasa.

Tetapi kondisinya menjadi lebih buruk. Julie mulai merasa sesak napas sampai tahap yang menyiksa. Dia mulai sulit melakukan rutinitas sehari-harinya.

Julie bahkan tidak bisa berjalan ke kamar mandi yang terdapat di dalam ruang perawatannya.

" Napas saya sangat sesak. Ingin berdiri saja juga susah. Apalagi berjalan. Itulah yang terjadi pada saya," kata Julie menceritakan rasanya menderita penyakit COVID-19.

7 dari 7 halaman

Hanya Semacam Flu Biasa

Meski begitu, Julie akhirnya berhasil melawan COVID-19. Dia dinyatakan sembuh setelah 9 hari menjalani karantina.

Julie mengatakan bahwa COVID-19 sebenarnya hanya semacam flu biasa. Tapi karena menyerang dunia, orang-orang menjadi begitu khawatir.

" Mereka semakin cemas disebabkan karena kurangnya penjelasan yang benar tentang bagaimana virus ini menular," kata Julie.

 Sumber: LobakMerah

Beri Komentar