Eva Arnaz Bukan Sekadar Hijrah

Reporter : Sandy Mahaputra
Rabu, 20 Januari 2016 22:21
Eva Arnaz Bukan Sekadar Hijrah
Air matanya tumpah. Hatinya hancur tak karuan. Sedih bukan main. Melihat gadis muda berpenampilan berani di film itu adalah Eva di kala belia. Tapi kini ia hijrah. Ingin hidup khusnul khotimah.

Dream - Mata wanita paruh baya itu melotot tajam menyaksikan film di layar televisi rumahnya. Dalam film bergrafis lawas itu, ada gadis muda tengah pertontonkan bagian tubuh yang seharusnya tertutup. Tapi, wanita itu malah berbusana serba terbuka. Bahkan dengan gaya menggoda. Demi sebuah cerita dalam lakon.

Mata wanita berkerudung ini merona merah. Air matanya memercik setitik demi setitik. Hingga tumpah. Menghiasi tatapan yang hampa. Hatinya hancur tak karuan. Sedih bukan main. Kesedihan mendalam itu tak hanya karena melihat gadis muda membuka aurat di layar umum. Tapi lebih karena gadis muda berakting berani itu, dirinya sendiri di kala belia.

Eva Yanthi Arnaz atau lebih sohor dengan Eva Arnaz. Aktris top era 80-an. Dikenal berani membintangi sejumlah film dewasa. Tapi itu dulu. Kini Eva telah hijrah. Berhenti bermain film untuk 17 tahun ke atas.

" Film diputar saya ngejerit, karena dosa berjalan terus, kalau bener tobat, Insya Allah bisa. Semua koleksi film saya yang di rumah saya ancurin semua, saya bakar," tutur Eva yang kini berhijab.

Jadi artis papan atas tentunya hidup perempuan kelahiran 14 Juli 1958 itu sudah di awang. Sohor ke mana-mana. Uang banyak, bisa membeli rupa-rupa kesenangan. Bergaya hidup glamor, dan didambakan banyak lelaki.

Namun juara 2 None Jakarta 1976 ini tak bisa menipu dirinya sendiri. Tak bisa mengelabui batin yang terdalam. Meski kenyang dengan makanan duniawi, jiwanya sungguh kelaparan. Kosong.

Semua itu ditemukan Eva saat diizinkan Allah SWT menunaikan ibadah haji pada 1991. Di depan Kabah ia menangis sejadi-jadinya. Menyesal dengan dosa yang telah diperbuat. Eva berserah diri. Bertobat mohon ampun.

Sepulang berhaji, Eva mengaku masih syuting film lagi karena masih terlibat beberapa kontrak. Tapi di situ ia merasa sudah tak nyaman.

" Saya masih syuting, masih ada kontrak yang saya jalani, tetap saya sudah nggak enak, saya nggak menemukan kenyamanan," kenang wanita yang telah membintangi lebih dari 50 judul film itu.

Ia mulai menyadari badannya bukan untuk konsumsi publik. Jalur yang dipilih ternyata salah. Tekadnya bulat. Dunia hiburan yang telah melambungkan namanya ditinggalkan. Eva menutup aurat. Berhijab. Ia mulai belajar mengaji. Bukan sekedar baca Quran, tapi juga belajar artinya.

" Dari situ saya mulai belajar yang lainnya, tentang akhlaq dan fiqih," kata dia.

Setelah memilih jalan tobat, Eva menjual semua harta benda yang didapatnya selama menjadi artis. Semua itu tidak layak untuk dimiliki.

" Saya jualin semua rumah dan mobil saya yang dapat dari syuting. Saya membersihkan harta haram," kata perempuan yang dulu kerap adu akting dengan grup komedian legendaris Warkop DKI.

Kehidupannya pun berubah 180 derajat. Demi menghidupi hari-harinya ia memilih berjualan lontong sayur dan pakaian syari.

Diejek...

1 dari 2 halaman

Sempat Diejek

Sempat Diejek © Dream

Tak jadi bintang film, kini wanita berusia 57 tahun menjalani kesibukan sehari-harinya dengan berjualan baju dan lontong. Cukup pahit, ia banyak mendapatkan ejekan saat memulai usahanya.

" Banyak yang mengejek waktu jualan lontong. 'Nggak takut panas?', saya bilang nikmatnya saya di sini," ucap Eva.

Eva tak merasa malu dengan profesinya itu. Justru ia ingin merasakan rezeki yang halal. Meski uang yang didapat tak seberapa dibanding pekerjaannya dulu.

" Justru asik nggak dikasih harta dari main film. Tawaran main film masih ada, malahan pas saya berkerudung masih ditawarin. Tapi saya mikir lagi saya pasti dimarahin sama ulama. Akhirnya saya tolak," ujarnya.

Eva merasa merasakan kini menjadi orang paling beruntung. Kata dia, punya uang dari hasil jualan lontong dan baju, nikmatinya tidak bisa dibandingkan dengan main film honornya bisa beli rumah. Walaupun keringat dari kepala sampai ujung kaki.

2 dari 2 halaman

Hidup Khusnul Khotimah

Hidup Khusnul Khotimah © Dream

Eva sangat menyesali apa yang pernah ia perbuat di masa lalu. Pedih. Namun, ia terus belajar menjadi muslimah yang lebih baik. Dan berharap hidup khusnul khotimah.

" Kalau saya belajar ilmu (agama) dari kecil, saya tidak akan terjerumus. Karena kesalahan saya itu pekerjaan yang paling buruk, perempuan dipajang, perempuan disabun-sabun," tuturnya.

Dia juga cukup prihatin melihat perkembangan anak zaman sekarang yang makin hari makin dewasa sebelum waktunya. Sempat mengingatkan kerabat dekatnya agar memakai pakaian yang tertutup, Eva malah mendapatkan sindiran.

" Pasti sedih saya lihat pada ponakan saya, saudara saya, pantatnya kelihatan. Tapi ya gitu 'tante dulu gimana?' Tapi saya tetap berusaha untuk memberi tahu," ujar dia.

Eva sempat minta tolong ke produser untuk tidak lagi memutar film-filmnya. Tapi tidak mungkin begitu saja bisa diterima produser. " Sampai sekarang saya tetap berusaha agar film itu tidak diputar lagi" . Eva tak berhenti berjuang.

Tentu saja, bukan perkara mudah bagi seorang pesohor hijrah dari dunia bertabur nikmat itu. Sebab sebagian nasib mereka kadang ditangan penggemar.

Sedikit saja perubahan penampilan, cercaan segera menyambar. Tapi hidayah tak pernah kalah dengan cercaan sepahit apapun.

Bukan hanya kedamaian jiwa yang mendorong mereka berubah, bayang-bayang kematian juga kadang menjadi pengingat, atau penunjuk jalan menuju hidayah itu. Semoga Istiqomah.

(Berbagai sumber, Kapanlagi.com)

Beri Komentar