Claudia Emmanuela Santoso (kiri) Dan Juri Pilihannya, Alice, Saat Tampil Di The Voice Of Germany (Foto: Facebook The Voice Of Germany)
Dream - Claudia Emmanuela Santoso, gadis asal Cirebon Jawa Barat mengguncang panggung The Voice of Germany. Membawakan lagu Never Enought, suara emas Claudia membuat empat juri ajang pencarian bakat tersebut terpukai.
Salah seorang juri The Voice of Germany bahkan sampai menitikkan air mata saat Claudia menyanyikan lagi tersebut.
Saat mulai bernyanyi dan juri mendengar suaranya, tak butuh waktu lama bagi mereka untuk menekan tombol sebagai tanda memilih Claudia untuk menjadi anak didiknya.
Salah satu juri, Alice bahkan terlihat berkaca-kaca mendengar Claudia bernyanyi.
Gadis berusia 18 tahun itu diminta untuk menyanyikan lagu Never Enought hingga dua kali, dan Alice masih tampak berkaca-kaca.
Selain itu, keluarganya pun nampak menyaksikan penampilan Claudia dari video call menggunakan gawai.
Ketika momen pemilihan mentor, Claudia memilih Alice sebagai pembimbingnya dalam gelaran The Voice of Germany.
Dream - Kemampuan vokal seorang mahasiswi keturunan Suriah-Prancis berhasil membuat para juri ajang bakat terkenal melongo.
Mennel, nama mahasiswi tersebut, mampu menyihir keempat juri dan penonton saat membawakan sebuah lagu dalam ajang The Voice versi Prancis.
Gadis cantik itu adalah peserta pertama yang ikut serta dalam ajang talenta tersebut sambil mengenakan jilbab gaya modern.
Saat tampil di ajang itu, Mennel memilih untuk menyanyikan lagu " O My God" dalam bahasa Arab.
Penyanyi muda ini membuka episode The Voice tahun ini dengan lagu terkenal Hallelujah oleh Leonard Cohen. Setelah itu dia melanjutkan dengan lagu-lagu dalam bahasa Arab.
Melihat penampilannya yang mempesona, satu per satu para juri memencet tombol merah dan memutar kursi mereka.
Padahal, keempat juri tersebut tidak mengerti sama sekali dengan lagu berbahasa Arab yang dinyanyikan oleh Mennel.
Mennel mengatakan dalam sebuah video pembukaan bahwa dia menyukai musik.
" Saya terlahir untuk musik, dan ingin membuktikan kepada keluarga saya melalui The Voice bahwa saya memiliki bakat," katanya.
Dream - Gelaran World of Music, Arts, and Dance (Womad) 2019 yang digelar di Charlton Park, Wiltshire, Inggris, pada 25-28 Juli 2019 kemarin, menjadi ajang bersejarah bagi seniman Indonesia.
Kelompok gamelan Kyai Fatahillah Ensemble menjadi kelompok pertama dari Indonesia yang tampil sepanjang gelaran festival 1982.
Kelompok gamelan yang dipimpin musisi dan komposer, Iwan Gunawan tampil dengan berkolaborasi dengan pegiat seni-budaya Indonesia di Inggris.
Beberapa pemusik gamelan di Inggris seperti John Pawson dari kelompok musik gamelan Jawa, Andy Channing dari gamelan Bali, Simon Cook, Rob Campion, dan Rob Szymanek dari kelompok musisi degung Sunda, serta Ellen Jordan dan Jade-Flahive Gilbert dari kelompok Asado Duo yang menampilkan musik tarawangsa.
Selain menggelar musik karyanya, Iwan sendiri dan para musisi memberi sentuhan baru musik tradisional untuk mengiringi tari topeng Cirebon dan tarian jaipong.

Kehadiran Iwan dan Kyai Fatahillah Ensemble di Inggris merupakan rangkaian kegiatan residensi seniman untuk agenda Karavan Budaya yang diselenggarakan oleh kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London.
Iwan mengatakan, sempat grogi tampil di panggung besar Womad 2019. " Tapi akhirnya sangat melegakan karena mendapat sambutan yang sangat meriah," kata Iwan Gunawan, dalam keterangan resminya, Kamis, 1 Agustus 2019.
Rasa grogi Iwan memang muncul karena Kyai Fatahillah Ensemble ini tampil di luar rencana awal. “ Persiapan yang sangat singkat membuat kami harus bekerja ekstra keras untuk membangun kebersamaan”, ungkap Iwan kemudian.
Keberhasilan tampilnya musisi dan penari Indonesia ini tidak terlepas dari upaya Rob Szymanek. Sosok dosen musik Sunda di Universitas Manchester itu menunjukkan portofolio karya-karya Iwan Gunawan dan kolaborasi dengan musisi gamelan asal Inggris ke panitia.

“ Kami sangat ragu tadinya, sebab waktu yang tidak cukup. Tapi untungnya pihak panitia melihat keunikan musik gamelan Sunda dan tariannya untuk dinyatakan layak tampil di pentas musik dunia sekelas Womad," kata Rob Szymanek.
Duta Besar Republik Indonesia untuk kerajaan Inggris Raya, Irlandia, dan IMO, Rizal Sukma mengungkapkan rasa bangga dan bahagianya atas keberhasilan musisi Indonesia menembus festival sekelas Womad.
“ Ini adalah prestasi luar biasa dan menunjukkan kebolehan serta kepantasan para musisi Indonesia untuk disandingkan sejajar dengan musisi kelas dunia," puji Rizal.
Sementara itu, Atdikbud KBRI, E. Aminudin Aziz menyatakan keikutsertaan para seniman Indonesia yang berkolaborasi dengan musisi gamelan di Inggris merupakan wujud kekuatan dan keberhasilan diplomasi budaya Indonesia di di Inggris Raya.

Selama perhelatan Womad 2019, tampil musisi-musisi dunia termasuk putra tokoh musik reggae Bob dan Rita Marley, yakni Ziggy Marley.
Ada pula Macy Gray, penyanyi bersuara khas asal Amerika yang tenar dengan lagu I Try nya. Selain itu, ada Robert Plant, penyanyi senior grup musik asal Inggris Led Zeppelin yang berduet dengan Suzi Dian.
Advertisement
Pria Ini Lagi Cari Cinta Pertamanya, Mau Bayar Hutang 24 Tahun Lalu

Kulonuwun Yogyakarta, Ayo Ikutan Community (Y2C) Got Talent 2025! Biar Bisa Menangin Motor Yamaha!

Hotel Super Tipis Ada di Salatiga, Tawarkan Pemandangan Memanjakan Mata

Komunitas Pengusaha Tangan di Atas, Aktif Eksplorasi Bisnis Basis Teknologi

Komika Musdalifah Syok, Rumah Orangtua Dilelang Akibat Ulah Paman


Sudah 4 Bulan Beroperasi, Stasiun KRL Tanah Abang Baru Akhirnya Diresmikan
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6



Ratu Properti, Jisoo BLACKPINK Baru Beli Rumah di Gangnam Rp232 Miliar

Pria Ini Lagi Cari Cinta Pertamanya, Mau Bayar Hutang 24 Tahun Lalu

Kulonuwun Yogyakarta, Ayo Ikutan Community (Y2C) Got Talent 2025! Biar Bisa Menangin Motor Yamaha!

Dua Tahun Perjalanan Menuju Kemaslahatan Bersama Allianz Syariah