Teguran Hitam Putih (Foto: Instagram @kpipusat)
Dream - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat menjatuhkan sanksi teguran kepada program `Hitam Putih` yang ditayangkan Trans7. Teguran ini dilayangkan karena program itu tidak menyamarkan identitas pelaku pernikahan dini.
Dalam tayangan itu, lanjut KPI, terdapat orangtua, nenek serta identitas pelaku dan sepasang anak laki-laki dan perempuan yang menikah di usia dini.
" Pelanggaran tersebut terjadi di program “ Hitam Putih” yang tayang pada 18 Juli 2018 mulai pukul 18.14 WIB," tulis keterangan resmi KPI Pusat yang ditayangkan Senin 13 Agustus 2018.
Surat teguran yang ditandatangani Ketua KPI Pusat, Yuliandre Darwis, itu dikeluarkan Senin pekan lalu (6/8/2018). Dalam acara itu, disebutkan KPI, menampilkan dialog dengan sepasang anak laki-laki dan perempuan yang menikah di usia dini.
KPI Pusat mencatat Trans 7 telah melakukan penyamaran wajah terhadap kedua anak, namun wajah ibu dan nenek kedua anak yang dimaksud tidak turut disamarkan dan terdapat penyebutan identitas nama kedua anak itu.
Menurut KPI Pusat, hal itu berpotensi membentuk stigma masyarakat dan menimbulkan dampak psikologis terhadap kedua anak tersebut.
" Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai pelanggaran atas ketentuan tentang perlindungan anak-anak dan remaja," kata Yuliandre Darwis.
Berdasarkan keputusan KPI Pusat, tayangan tersebut telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran KPI Tahun 2012 Pasal 14 serta Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 15 Ayat (1). Berdasarkan pelanggaran tersebut, KPI Pusat memberikan sanksi administratif teguran tertulis.
“ Kami minta Trans 7 menjadikan P3 dan SPS KPI tahun 2012 sebagai acuan utama dalam penayangan sebuah program siaran dan segera melakukan perbaikan agar kejadian serupa tidak terulang,” tutur Andre, panggilan akrab Ketua KPI Pusat.
Dream - Deddy Corbuzier, presenter program `Hitam Putih` angkat bicara terkait teguran KPI Pusat. Deddy menyebut menerima teguran itu. Tapi Deddy mengkritik sikap KPI terhadap tayangan yang dinilai tidak edukatif yang masih mengudara di beberapa televisi.
" Segera kami perbaiki, tapi setidaknya acara kami mungkin satu2nya yang masih berpotensi untuk mengedukasi masyarakat dan menginspirasi," tulis Deddy di kolom komentar instagram @kpipusat itu.
" Bagaimana dgn joget2 vulgar atau acara setingan yang jeas tidak mendidik? Or is it normal these days?"
Deddy pada dasarnya setuju dengan sikap KPI. Apalagi, tagar yang dikampanyekan KPI. Tapi...
" I also love the word #siaransehatuntukrakyat as ur tag.. should i mention millions ths`s not and still on TV?"
Dream - Terang saja komentar Deddy di kolom instagram @kpipusat menyulut komentar warganet. Sebagian besar netizne mendukung cuitan Deddy Corbuzier.
" Situ sehat KPI? Acara setingan, joged2 vulgar gak di denda? Gak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat loh, tabu hal seperti itu !!!" Seperti yang diunggah akun @syrillus.krisdiant.
" saya selaku orang Aceh setuju pak bos @mastercorbuzier , acara anda mmg yg masih sangat sangat berkompeten utk di tonton. Dan seharusnya @kpipusat memberikan apresiasi kpd acara @officialhitamputiht7@mastercorbuzier.
Selain itu saya jga merasa prihatin kepada acara2 tipi yg penuh settingan/goyang vulgar dan pembodohan utk dtonton, nah kemana @kpipusat dn knapa tidak menegurnya 😔🙇♂️ Salam saya anak Aceh!" Tulis akun @teukuwilliam92