Momen Tegang Gisella Anastasia Dengar Sepupu Ikut Demo RUU

Reporter : Amrikh Palupi
Jumat, 27 September 2019 06:36
Momen Tegang Gisella Anastasia Dengar Sepupu Ikut Demo RUU
Apa komentar Gisel, mantan istri Gading Marten ini?.

Dream - Gisella Anastasia atau Gisel menceritakan salah satu saudara sepupunya ternyata ikut menjadi peserta aksi demonstrasi di kawasan DPR beberapa waktu lalu. Mendengar aksi menjadi ricuh, mantan istri Gading Marten itu mengaku langsung panik.  

Menurut Gisel, sepupunya tersebut adalah perantauan yang berasal dari Medan, Sumatera Utara dan sedang menempuh pendidikan di Jakarta. 

Ibu dari Gempita Naura Marten mengatakan sempat cemas saat mendengar aksi demonstrasi berakhir ricuh. Apalagi dia sempat mendengar jatuh korban kala terjadi bentrokan antara petugas dengan mahasiswa. 

" Kan buktinya ada korban segala macem, kita tidak pernah tahu keburuntungan kita sampai mana," kata Gisel saat ditemui di Patio Venue & Dining, Jakarta, Rabu, 25 September 2019.

gisella anastasia

Foto : Deki Prayoga/Dream

Meski merasa cemas, Gisel mengaku tak pernah melarang sepupunya untuk terlibat dalam aksi demonstrasi untuk menyuarakan aspirasi. Sebaliknya, jebolan ajang penyanyi berbakat itu membrikan dukungannya.

Namun, jika aksi berakhir ricuh, Gisel mengingatkan agar peserta aksi memikirkan keluargnya di rumah. " Pulang saja, bubar saja gitu loh daripada aneh-aneh," ujarnya.

Menurut Gisel, dia sama sekali tak menentang aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa di DPR tersebut. Wanita kelahiran 16 November 1990 itu justru merasa senang karena banyak mahasiswa yang masih peduli untuk menyuarakan suara rakyat.

Hanya saja, Gisel mengharapkan agar aksi menyuarakan aspirasi tersebut dilakukan dengan kondusif dan tertib. Dia tak setuju jika cara demonstrasi harus diikuti dengan kerusuhan. 

" Siapa sih yang mau kita rusuh-rusuh gitu? Supaya apa? Supaya kedengeran? Tidak juga gitu baik kan hasilnya,"   imbuhnya.

Gisel juga mengharapkan pemerintah lebih transparan dan terbuka kepada masyarakat. Harapannya, warga Indonesia turut merasakan keadilan bagi bagi dirinya maupun generasi mendatang.

(Sah, Laporan: Keisha Ritzska Salsabila)

1 dari 5 halaman

Buntut Bentrok Demo DPR, Mahasiswa Pendarahan di Otak

Dream - Rumah Sakit Pusat Pertamin (RSPP), Jakarta menerima 90 mahasiswa yang menjadi korban ketika aksi unjuk rasa di DPR RI pada Selasa, 24 September 2019.

Direktur RSPP, dr. Kurniawan Iskandarsyah mengatakan, dari 90 mahasiswa, 3 diantaranya masih menjalani perawatan intensif dan salah satunya masuk ruang ICU.

" Yang kita temui trauma tumpul, yang akibatkan kompresi dari tulang tengkorak daerah parietal kanan, yang sebabkan pendarahan di dalam otak pada selaput sub paranoid," ujar Kurniawan, Rabu, 25 September 2019.

Meski demikian, pihak rumah sakit belum dapat memberikan identitas ketiga korban itu.

" Kami belum bisa beri info nama, kami harus izin keluarga, sementara 3 orang ini laki-laki dengan usia 1 orang 19 tahun dan yang 2 orang 20 tahun," ucap dia.

 

2 dari 5 halaman

Observasi

Kabid Humas RSPP, Agus W Susetyo mengatakan, korban yang dirawat di ruang ICU saat ini dalam keadaan baik dan stabil.

" Tidak mendapatkan support nafas, support hemodinamik atau tekanan darah, pasien full penuh sadar," kata Agus.

Saat ini, RSPP masih melakukan observasi selama 24 jam ke depan untuk melakukan tindakan lebih lanjut.

Selain itu, korban yang dirawat lainnya mengalami trauma benda tumpul di kepala. Kondisinya pun saat ini dalam keadaan stabil.

" Yang ketiga yang trauma tulang belakang juga baik dengan cosposmentis kesadaran penuh," ujar dia.

Ketiga pasien tersebut saat ini mendapat perawatan penuh oleh dokter syaraf, untuk proses kesembuhannya.

" Untuk yang di ICU ditangani oleh dokter spesialis bedah syaraf dan dokter syaraf, neurologi. Untuk yang luka tulang belakang ditangani oleh ahli ortopedi dan yang satu lagi yang trauma kepala itu ditangani dokter syaraf," kata Agus.

 

   

3 dari 5 halaman

Biaya Pengobatan Korban Aksi Demonstrasi Ditanggung Dinkes DKI

Dream - Kabid Humas Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Agus W Susetyo mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menanggung semua biaya pengobatan mahasiswa yang menjadi korban saat unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR RI.

" Biaya perawatan itu dijamin oleh dinas kesehatan sepenuhnya," ujar Agus di RSPP, Jakarta, Rabu, 25 September 2019.

Agus berujar, pengelola RSPP berfokus pada proses penyembuhan pasien. Total, RSPP menerima 90 mahasiswa dari berbagai daerah, tiga diantaranya saat ini masih dirawat secara intensif dan salah satunya harus mendapat perawatan di ruang ICU.

" Kami dari RSPP hanya berkomitmen untuk memberikan penanganan terbaik kepada ketiga pasien ini," kata dia.

Ketiga pasien itu mengalami luka trauma benturan benda tumpul. Meski demikian, RSPP tidak dapat menjelaskan penyebab luka tersebut secara pasti.

Selain itu, RSPP juga tak bisa mengungkapkan identitas ketiga mahasiswa yang menjadi korban dalam aksi demonstrasi kemarin. RSPP menegaskan pengungkapkan identitas harus melalui persetujuan dari keluarga.

" Sementara 3 orang ini laki-laki dengan usia 1 orang 19 tahun dan yang 2 orang 20 tahun," kata Direktur RSPP, dr. Kurniawan Iskandarsyah.

4 dari 5 halaman

Demo Ricuh, Motor Wartawan Okezone Dibakar

Dream - Sejumlah massa demonstran menggelar aksi unjuk rasa di gedung DPR RI pada Rabu, 25 September 2019. Aksi yang digelar di belakang gedung DPR RI itu ricuh.

Sesaat sebelum ricuh, salah satu wartawan Okezone.com, Putranegara tiba di lokasi menggunakan sepeda motor untuk meliput. Tapi, motor miliknya tidak bisa masuk ke dalam gedung karena terhalang barikade polisi.

Setelah itu, kericuhan terjadi. Sejumlah massa melempari berbagai benda ke arah petugas. Putra yang baru tiba langsung menyelamatkan diri masuk ke dalam gedung DPR dan meninggalkan sepeda motornya yang terparkir di Pos Polisi Jalan Tentara Pelajar.

Motor milik wartawan Okezone dibakar massa demonstran (Foto: Dream.co.id/Muhammad Ilman Nafi`an)

Motor milik wartawan Okezone dibakar massa demonstran (Foto: Dream.co.id/Muhammad Ilman Nafi`an)

" Saya mencoba menyelamatkan diri karena panik massa sudah melemparkan batu dan barang lainnya," ujar Putra.

Selain melempari petugas, massa juga merusak apa yang ada di sekitar mereka, termasuk membakar sepeda motor Putra yang diparkir di pos polisi.

Putra hanya bisa terdiam menyaksikan sepeda motor dilalap si jago merah.

Menurutnya, di dalam sepeda motornya itu ada handphone, ATM, tas dan beberapa berkas penting.

5 dari 5 halaman

Pengesahan 5 RKUHP Ditunda, Wiranto: Demonstrasi Nggak Penting Lagi

Dream - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto, menilai aksi unjuk rasa sejumlah elemen mahasiswa sudah tidak relevan lagi. Alasannya, pemerintah dan DPR sepakat untuk menunda pengesahan sejumlah Rancangan Undang-Undang yang dipersoalkan publik.

Wiranto mengatakan DPR sepakat menunda pengesahan lima RUU seperti RUU KUHP, RUU Minerba, RUU Permasyarakatan, RUU Ketenagakerjaan dan RUU Pertanahan.

" Saya kira dengan adanya penundaan itu yang didasarkan oleh kebijakan pemerintah, untuk lebih mendengarkan suara rakyat, maka sebenarnya demonstrasi yang menjurus kepada penolakan Undang-undang pemasyarakatan, KUHP itu sudah tidak relevan lagi, tidak penting lagi," kata Wiranto, Selasa, 24 September 2019.

Wiranto mengatakan, sebaiknya mahasiswa atau masa aksi menyampaikan pendapat melalui jalur yang lebih terhormat ketimbang turun ke jalan berunjuk rasa.

" Yakni dialog yang konstruktif baik dengan DPR, nanti DPR yang akan dilantik atau pemerintah," ucap dia.

Pada akhir masa jabatannya, DPR menjadwalkan akan mengesahkan delapan RUU. Namun, hanya tiga beleid yang disahkan, yakni RUU KPK, RUU MD3, dan RUU Tata Cara Pengelolaan Pembuatan Undang-Undang.

Dalam sejumlah aksi, massa diketahui tidak hanya menuntut kepada DPR untuk tidak mengesahkan RUU yang sudsh ditunda itu, tapi juga membatalkan RUU KPK.

Tapi, RUU untuk lembaga anti rasuah itu sudah keburu disahkan oleh wakil rakyat.

 

 

Beri Komentar