Ahmad Dhani (foto : Kapanlagi.com)
Dream - Sidang Ahmad Dhani di Pengadilan Negeri Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis 11 April 2019, berakhir dengan ricuh. Video kericuhan itu menjadi viral di media sosial.
Dalam video itu, Ahmad Dhani terlihat berontak saat hendak dimasukkan ke dalam mobil tahanan. Para petugas terus memaksa suami Mulan Jameela itu, hingga akhirnya masuk ke dalam mobil.
Dhani sempat berdiri di pintu mobil dan meneriakkan takbir di hadapan massa pendukungnya. " Allahuakbar," pekik Ahmad Dhani yang mengenakan baju dan blangkon hitam.
Terkait insiden itu, pengacara Ahmad Dhani, Aldwin Rahadian, membeberkan penyebabnya. Menurut dia, kericuhan terjadi saat kliennyaingin menemui wartawan untuk sesi wawancara. Tapi ayah lima anak itu justru ditarik oleh salah satu petugas.
" Itu barusan kenapa ricuh, ditarik lehernya sama Jaksa, masa ditarik-tarik kaya apaan," kata Aldwin Rahaduan dalam video yang tersebar di sosial media.
Menurut Aldwin tak sepantasnya jaksa melakukan tindakan seperti itu. Sebab, Dhani pada saat itu ingin menemui wartawan yang sudah menunggunya untuk sesi wawancara.
" Orang mau menemui wartawan kok, sebentar, ditarik-tarik begitu apa-apaan," ucapnya.
Dream - Ahmad Dhani yang sedang meringkuk di Rumah Tahanan Medaeng, Sidoarjo, Jawa Timur, sempat sakit. Terdakwa kasus ujaran kebencian tersebut bahkan sampai tak bisa jalan.
" Sempat sakit, asam urat dan enggak bisa jalan," ujar pengacara Ahmad Dhani, Hendarsam, dikutip dari laman Liputan6.com, Rabu 27 Maret 2019.
Meski sakit, tambah Hendarsam, keluarga Ahmad Dhani tidak panik. Sebab bukan kali ini saja pentolan Dewa 19 itu menderita asam urat.
Dia sudah bertahun-tahun mengidap penyakit tersebut. " Keluarga paham sakit kambuhnya, tapi bisa diatasi," kata Hendarsam.
Keluarga Ahmad Dhani sebenarnya berharap suami Mulan jameela tersebut bisa menjalani perawatan di rumah sakit. Tapi tak mendapat izin dari petugas rutan. Sebab, ada dokter rutan yang bisa menanganinya.
" Sebelumnya keluarga juga mengajukan agar dirujuk ke rumah sakit, untuk rawat jalan. Tapi kan di Lapas ada dokter jaga," tutur Hendarsam.
Dream - Kondisi Ahmad Dhani yang mendekam di Rumah Tahanan Medaeng, Sidooarjo, Jawa Timur, rupanya sangat memprihatinkan. Terdakwa kasus ujaran kebencian itu dikabarkan tengah sakit.
" Tadi sempat sakit, sempat diinfus, tanggal 31 aku sekalian jenguk ayah," kata putra pertama Ahmad Dhani, Al Ghazali, dikutip dari Liputan6.com, Selasa 26 Maret 2019.
Namun, Al Ghazali mengaku tiidak mengetahui sakit yang diderita oleh bos Republik Cinta Management tersebut. Belum jelas pula apa yang menyebabkan mantan suami Maia Estianty itu jatuh sakit.
Padahal, tambah Al Ghazali, selama di dalam tahanan Ahmad Dhani suka makan. Dia tidak pilih-pilih makanan. " Ayah makan apa aja, lontong balap, makan apa aja," ujar Al Ghazali.
Sementara, putra ke dua Ahmad Dhani, El Rumi, berharap hakim akan mengabulkan pengajuan penahanan Ahmad Dhani. " Kita usahakan sedekat ini," ucap kakak El Rumi ini.
" Saya minta doa dan support-nya buat ayah semoga masalah ini bisa cepat selesaikan dan buat ayahku kuat dan tegar," tambah dia.
Dream - Terdakwa dugaan kasus pencemaran nama baik, Ahmad Dhani Prasetyo, menulis curahan hati dalam bentuk surat ke Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu. Surat tersebut ditulis Dhani di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Surabaya, di Medaeng, Sidoarjo.
Fika, sahabat dan simpatisan Ahmad Dhani, mengatakan, inti surat tersebut yaitu keluhan mengenai penahanan yang dia jalani.
" Surat curhatan Mas Dhani pada jenderal. Inti dari isi surat itu Mas Dhani mengeluhkan belum ada putusan inkrach kok ditahan padahal yang lain kalau masih banding tidak ditahan," ujar Fika, dilaporkan Liputan6.com, Kamis 28 Februari 2019.
Menurut Fika, penahanan tersebut membuat Ahmad Dhani bersedih. Sebab, penahanan itu terjadi bertepatan dengan hari ulang tahun putrinya, Safeea, yang ke delapan.
" Saya lihat sendiri kemarin Safeea bilang pada Mas Dhani supaya keluar izin 4 hari dari pondok ini (rutan Medaeng)" kata dia.
Berikut petikan surat yang dibuat Ahmad Dhani.
Siap Jenderal, lapor
Saya divonis hakim PN, pengujar kebencian berdasarkan SARA.
Saya divonis Anti Cina Saya divonis Anti Kristen
Kakanda Jenderal pasti tidak percaya bahwa saya Anti Cina dan Anti Kristen. Apalagi Saudara saya yang nasrani, dan partner bisnis saya yang kebanyakan dari Tionghoa. Tapi kenyataannya saya divonis begitu.
Kakanda Jenderal adalah saksi hidup bagaimana darah NKRI saya bergelora. Saat Kakanda adalah Kepala Staf AD pada tahun 2003. Kakanda perintahkan band Dewa 19 untuk memberi semangat warga Aceh untuk tetap setia kepada NKRI.
Di atas tank, kami keliling Kota Aceh untuk meneriakkan NKRI harga mati. Bisa saja GAM waktu itu menembaki kami, banyak kelompok separatis yang bisa saja mendekat dan menembak kami.
Namun saat ini situasi negara aneh. Saat saya mengajukan banding atas vonis hakim, saya malah ditahan dengan dua surat ketetapan. Salah satunya atas perkara yang seharusnya saya tidak ditahan.
Jangan salah paham jenderal, saya tidak sedang bercerita soal keadaan saya, tapi saya sedang melaporkan tentang situasi politik negara kita.
Apakah saya korban perang total seperti yang dikabarkan Jenderal Moeldoko, mudah-mudahan bukan. Tapi di penjara, saya merasakan tekanan yang luar biasa.
Demikianlah Kakanda Jenderal, saya melaporkan dari Sel Penjara Politik.
Tertanda Ahmad Dhani Kangen SOP Buntut buatan Nyonya Ryamizard Ryacudu
Rutan Medaeng 26 Februari 2019
Laporan: Liputan6.com/Dian Kurniawan
Advertisement
6 Tips Bijak Mengawasi Penggunaan HP pada Anak
10 Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Dunia Tahun 2025
Menjelajah Waktu Sejarah Lokal Bareng Komunitas Ciledug Archives
Kenalan dengan Si Ganteng El Putra Sarira, Sosok `Rangga` yang Dipilih Nicholas Saputra
5 Destinasi Wisata Budaya dan Alam di Cirebon yang Sangat Memanjakan Mata
Kisah Aras, Santri Muda yang Tuntaskan Hafalan 30 Juz Hanya dalam 10 Bulan
Kenalan dengan Perdana Menteri Nepal Wanita Pertama yang Dipilih Lewat Discord
5 Tanda yang Bisa Jadi Muncul Saat Anak Mengalami Fatherless
Bikin Nyesek, Viral Kakak Adik Harus Gantian Seragam karena Kesulitan Ekonomi
Menjelajah Waktu Sejarah Lokal Bareng Komunitas Ciledug Archives