Teuku Wisnu (Foto : @teukuwisnu)
Dream - Teuku Wisnu membagikan tenaga medis sedang menjalankan sholat lengkap dengan pakaian APD di akun instagramnya. Dalam foto, tenaga medis yang menjadi garda terdepan melawan virus corona ini tampak khusyuk sholat, meski harus mengenakan baju APD.
Suami dari Shireen Sungkar ini berdoa untuk semua tenaga medis agar tugas dan ibadahnya diganti oleh sang pencipta, Allah SWT.
" Untuk tenaga medis yang berada di garda terdepan, semoga Allah ganti segala pengorbanan dengan jannah Allah. Aamiin Ya Allah," tulis Teuku Wisnu dikutip Dream dari akun instagramnya, Selasa 31 Maret 2020.
Postingan ayah tiga anak ini banyak diamini warganet. Mereka juga ikut berdoa untuk para tenaga medis yang sedang membantu pemerintah melawan covid-19.

" Yaa Rabb ... InsyaAllah ta’ala minal aamiin," tulis akun @umar_syarief.
" Aamiin ya Allah," tulis akun @arlindabauty.
" Muliakan mereka ya Rabb," tulis akun @usbobofficial.
Dream – Pemerintah memutuskan memberikan insentif bagi tenaga medis yang berjuang menangani corona. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo, Senin 23 Maret 2020.
“ Kemarin, kami telah rapat dan telah diputuskan, telah dihitung Menkeu (Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati), bahwa (tenaga medis) akan diberikan insentif bulanan,” kata Jokowi dalam live streaming yang disiarkan oleh TVOne.
Rinciannya, lanjut dia, dokter spesialis akan mendapatkan insentif sebesar Rp15 juta, dokter umum dan dokter gigi Rp10 juta, bidan dan perawat Rp7 juta, dan tenaga medis lainnya Rp5 juta. Pemerintah juga akan memberikan santunan kematian sebesar Rp300 juta.
" Keputusan ini berlaku hanya untuk daerah yang tanggap darurat," kata dia.
Jokowi juga menyampaikan belasungkawa kepada para tenaga medis yang meninggal dunia saat “ berperang” melawan virus Covid-19.
“ Saya ingin sampaikan duka cita mendalam atas berpulangnya dokter, perawat, dan tenaga medis yang telah berpulang ke haribaan Alla SWT. Mereka, beliau-beliau, berdedikasi berjuang skuat tenaga dalam tangka tangani virus corona. Atas nama pemerintah, negara, dan rakyat saya ucapkan terima kasih atas perjuangan beliau-beliau dalam rangka dedikasikan penanganan Covid-19,” kata dia.
Dream - Akhir-akhir ini banyak warga masyarakat yang merasa prihatin dan simpati dengan petugas medis yang berada di garis depan dalam merawat pasien Covid-19.
Publik saja merasa iba melihatnya, apalagi anggota keluarga mereka yang setiap hari bertemu dan sekarang harus sering berpisah.
Perasaan sedih dan prihatin diungkapkan Athirah Roskelana untuk ayahnya Roskelana Parsun, 56 tahun, yang jadi dokter di Dinas Kesehatan Batu Pahat, Johor, Malaysia.
Melalui Twitter, Athirah mengaku tiba-tiba merasa sedih melihat ayahnya terpaksa bekerja hingga larut malam setiap hari sejak wabah Covid-19 melanda negara itu.
" Ayah jam 7.30 pagi sudah harus ada di kantor. Akhir-akhir ini ayah rata-rata jam 1 atau 2 pagi baru pulang ke rumah," katanya.
Setelah mandi dan ganti baju di luar, barulah ayahnya masuk ke dalam rumah. Terkadang ayahnya tak sempat makan malam, dan langsung tertidur karena terlalu lelah.
" Seperti semalam, ayah terlelap di depan TV. Kalau melihatnya seperti itu, saya jadi sedih," kata Athirah.
Menurut anak kedua dari empat bersaudara itu, kesibukan ayahnya yang luar biasa itu ternyata berpengaruh terhadap adik bungsunya, Aluni Fathini, yang masih berusia 6 tahun.
Adiknya itu memang sangat dekat dengan ayahnya. Kata Athirah, Aluni ini biasa memeluk ayahnya setiap kali pulang kerja. Tapi sekarang ibunya melarang.
Ibunya pernah cerita, satu kali Aluni ini mengigau, panggil-panggil nama ayahnya saat tidur.
" Tidak tahu lagi bagaimana mengatakan kepadanya kalau ayah ini sedang bertugas menyelamatkan banyak orang. Kadang dia mengerti, kadang tidak," kata Athirah.
Athirah bahkan mengatakan ibunya sekarang terlihat lebih kurus karena bimbang dengan keselamatan ayahnya.
" Terkadang ayah kirim pesan ke ibu kalau baru saja memeriksa pasien positif Covid-19. Istri mana yang tidak khawatir. Ibu juga terkadang mengomel kenapa banyak yang tidak paham (Covid-19), suruh tinggal di rumah tapi tetap saja mau keluar," ujar Athirah sedih.
Gadis berusia 27 tahun itu mengatakan keluarga sangat khawatir ketika ayahnya mengaku tidak sehat. Badannya demam dan sakit tenggorokan.
" Kebetulan pagi tadi ayah baru memeriksa pasien positif Covid-19. Malam itu ayah mengunci diri di kamar. Ayah melarang kami mendekat," kata Athirah.
" Adik bungsu saya sampai keluar kata-kata 'Ayah marah ke Aluni?'. Memang sedih mendengarnya," katanya.
Alhamdulillah, hasil tes menyatakan ayahnya negatif. Ayahnya hanya demam biasa. Saat itu seluruh keluarga lega karena takut terjadi apa-apa dengan ayahnya.
Athirah juga bercerita soal pengalaman menyedihkan ayahnya yang harus berhadapan dengan pasien Covid-19 hampir setiap hari.
Ayahnya bilang kalau alat pelindung diri yang dipakainya memang cukup menyiksa, karena terasa gerah dan panas.
" Kita yang memakai masker saja kadang merasa tidak nyaman. Apalagi yang memakai baju yang tertutup rapat seperti itu demi keselamatan selama bertugas," kata Athirah.
Ayahnya juga bercerita, sekarang ini susah menemukan orang yang pernah kontak dengan penderita Covid-19. Semua pada takut menyerahkan diri untuk diperiksa.
" Ayah menyarankan bagi orang yang pernah kontak untuk memeriksakan diri untuk kebaikan semua pihak. Memang sebagian tidak merasa tapi dampaknya sangat dirasakan keluarga kami, petugas medis yang ada di garis depan," pungkas Athirah.
(Sah, Sumber: MStar.com.my)
Advertisement
Tak Cuma Soto Banjar, Ini 5 Kuliner Khas Palangkaraya yang Wajib Dicicipi

Rumah Ini Pakai 1.000 Baterai Laptop untuk Sumber Listrik Selama 8 Tahun

Komunitas RAMAH Jadi Simbol Gerakan Anak Muda Aceh

Awas Jangan Salah Gate! 4 Maskapai Penerbangan Sudah Pindah ke Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta

Tegas! Universitas di Korsel Tolak Calon Mahasiswa dengan Catatan Kekerasan di Sekolah


Dulu Cupu Sekarang Suhu, Kiky Saputri Tantang Menteri Tanding Padel
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics

Riset: Si Paling AI, Orang Indonesia Ngebet Liburan Mancanegara pada Tahun 2026


Rumah Ini Pakai 1.000 Baterai Laptop untuk Sumber Listrik Selama 8 Tahun

Membedah Desa Wisata Pemuteran Bali, Destinasi Tenang yang Cocok Buat Liburan Keluarga Akhir Tahun

Mengenal Komunitas Masyarakat Adat Seberuang di Kalbar: Punya Hutan Terlarang, Jengkolnya Primadona

12 Rekomendasi Wisata Alam di Aceh yang Bisa Jadi Wish List Liburan Akhir Tahun