Bila Anda memikirkan kumis, mungkin yang pertama terlintas dalam pikiran adalah kucing atau anjing. Banyak mamalia memiliki alat tambahan berbulu ini.
Tahukah Anda bahwa mamalia bukan satu-satunya hewan yang memiliki kumis?
Mari temukan hewan-hewan yang memiliki kumis, dan memahami fungsi kumis pada hewan-hewan berikut.
Kumis adalah bulu kaku yang umumnya tumbuh di wajah binatang. Pada mamalia, kumis disebut juga vibrissae. Rambut khusus ini berakar jauh di dalam kulit.
Folikel kumis dipenuhi dengan saraf dan pembuluh darah, membuat kumis menjadi sangat sensitif.
Mereka sering tumbuh di sekitar moncong, namun pada beberapa hewan mereka tumbuh di sekitar mata atau bahkan di dalam lubang hidung.
Kumis bisa pendek atau sangat panjang, tergantung spesies yang menumbuhkannya.
Pada banyak spesies, kumis bertindak sebagai perasa yang membantu hewan merasakan apa yang ada di sekitarnya.
Mereka menangkap dan mengirimkan informasi vibrotaktil ke otak, yang berarti memungkinkan hewan merasakan getaran.
Posisinya di bagian depan wajah membantu menjaga kepala hewan dan beberapa bagian tubuh terpentingnya tetap aman.
Hal ini memungkinkan hewan untuk menavigasi lingkungan dan melacak mangsa, bahkan dalam kondisi gelap.
Para ilmuwan percaya bahwa nenek moyang mamalia purba memiliki kumis. Meskipun penempatan dan struktur kumisnya terdiversifikasi seiring dengan evolusi spesies, sebagian besar mamalia tetap pertahankan kumisnya. Berikut ini beberapa hewan yang memiliki kumis.
Semua hewan yang termasuk dalam ordo mamalia Carnivora memiliki kumis. Ini termasuk kucing, anjing, beruang, anjing laut, walrus, mangusta, rakun, musang, lutung, dan lainnya. Banyak karnivoran andalkan kumis mereka untuk membantu mereka berburu.
Sentuhan kumis adalah indera yang sangat penting bagi hewan pengerat, yang menggunakan kumisnya untuk mencari makanan dan mendapatkan informasi tentang lingkungannya.
Para ilmuwan telah temukan bahwa kumis membantu kelelawar bergerak dan bermanuver di udara dengan gesit. Kumis juga membantu mereka menemukan dan memakan makanannya.
Lumba-lumba dan paus bergigi dilahirkan dengan kumis yang biasanya rontok sebelum mencapai kedewasaan. Rambut sensitif tumbuh dari benjolan di kepala paus bungkuk dan paus lain, membantu mereka merasakan lingkungan bawah air.
Seperti mamalia lainnya, binatang berkuku cenderung menggunakan kumis mereka untuk mencari makan dan navigasi. Beberapa di antaranya, seperti rusa dan kuda, memiliki sedikit kumis dan tidak ada kendali otot atas kumis tersebut.
Gajah mempunyai kumis di sepanjang belalainya. Kumisnya terkonsentrasi di sekitar ujung belalai. Rambut-rambut ini membuat batangnya sangat sensitif terhadap sentuhan.
Marsupial juga punya kumis! Kanguru, koala, wombat, opossum, dan anggota kelompok lainnya semuanya berkumis. Bayi kanguru dilahirkan dengan kumis, yang mereka gunakan untuk mencari jalan keluar dari kantong induknya.
Dari gorila gunung terbesar hingga lemur tikus terkecil, primata kita memang memiliki kumis. Seperti mamalia lainnya, banyak primata gunakan kumis untuk cari makanan, navigasi, dan membantu interaksi sosial.
Sekitar sepertiga spesies burung memiliki bulu rictal. Para ilmuwan berpendapat bahwa struktur mirip kumis ini dapat membantu burung bernavigasi dan mencari makan, namun belum ada yang yakin akan fungsinya.
Beberapa ikan memiliki struktur mirip kumis, yang disebut sungut. Seperti kumis, sungut membantu ikan merasakan apa yang ada di sekitarnya. Ikan dapat menggunakan sungutnya untuk menyentuh dan menyicip.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN