200 Pengasuh Ponpes Bentuk P2I, Menag Ingatkan Nilai Keislaman

Reporter : Syahid Latif
Senin, 8 Januari 2018 07:00
200 Pengasuh Ponpes Bentuk P2I, Menag Ingatkan Nilai Keislaman
"Nilai keagamaan dan keislaman agar senantiasa tanah air Indonesia ini selalu rukun dan damai seperti yang diwariskan oleh para pendahulu,Ć¢€¯

Dream - Sebanyak 200 pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) sepakat bergabung dalam satu organisasi massa Nirlaba, Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia (P2I). Organisasi baru ini diresmikan langsung oleh Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin, Minggu, 7 Januari 2018 di Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami, Jakarta Selatan.

Dikutip dari keterangan tertulisnya, P2I akan mewadahi para praktisi dunia pendidikan pesantren dari berbagai penjuru tanah air, bersifat nonpartisan berazaskan Islam berdasarkan Pancasila dan UUD RI 45.

Keberadaan P2I adalah membangun kapasitas dan kualitas pendidikan pesantren agar memiliki daya saing kuat dan setara dengan satuan pendidikan lainnya di tingkat nasional, regional dan internasional.

P2I juga diharapkan bisa membantu Ponpes dalam perannya sebagai penyedia Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, terampil, berakhlak mulia dan berkhidmat untuk kesejahteraan bangsa.

Menag dalam sambutannya mengatakan umat muslim di Indonesia sudah seharusnya memiliki kesadaran untuk mau menerima keberagaman secara lebih mantap di tengah-tengah masyarakat yang beragam dan majemuk.

Melalui keberagaman itulah, lanjut Menag, Allah menurunkan berkah, rahmat, dan anugrahnya agar umat ini memiliki pilihan-pilihan yang bisa diambil sesuai dengan konteksnya masing-masing.

“ Dengan adanya Keluarga Besar Pondok Pesantren ini diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai keagamaan dan keislaman agar senantiasa tanah air Indonesia ini selalu rukun dan damai seperti yang diwariskan oleh para pendahulu,” tukas Menteri Agama di akhir pidato sambutannya.

Sementara Pimpinan Pondok Modern Gontor, K.H. Hasan Abdullah Sahal, menambahkan pesantren harus bisa menanamkan nilai-nilai keislaman dan nilai-nilai keindonesiaan dan cinta tanah air sekaligus.

Selain ukhuwah islamiyah, pesantren selama ini juga mengajarkan, kebersamaan serta cara-cara yang bisa diterima semua golongan. Di pesantren juga ditumbuhkembangkan nilai-nilai pancasila, kebangsaan, undang-undang, nilai-nilai kebhinekaan, nilai-nilai NKRI, sehingga Indonesia dipenuhi kedamaian, kesejukan, kebersamaan, dan anti penjajahan.

" Metode pendidik pertama di Indonesia adalah Pesantren, lalu pada masa itu pesantren menjadi salah satu tombak kemerdekaan Indonesia,” ungkap pimpinan Gontor tersebut.

Sementara Pimpinan Pesantren Darunnajah, K.H Sofwan Manaf, berharap kehadiran organisasi ini akan menghapus pengkotak-kotakan antara satu golongan dan golongan lainnya.

“ Kita harapkan semua pesantren ini bersatu dan bersinergi sehingga bisa menjadi lebih kuat dan agar tidak mudah diadu oleh kelompok luar. Singkat katanya adalah kita mensinergikan secara bersama-sama dan membangun secara bersama-sama kualitas dan kuantitas pondok pesantren yang ada,” papar K.H Sofwan Manaf.

(Sah)

 

Beri Komentar