Ilustrasi (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Empat orang Warga Negara Indonesia (WNI) dilaporkan tewas dalam kebakaran bangunan yang terjadi di daerah Nakasa, At Taqwa, Mekah, Arab Saudi.
Keempat WNI yang berinisial IRRS (36), KBS (35), TAT (20) dan SNSI (27), itu semua berasal dari Nusa Tenggara Barat.
Konsul Jenderal RI Jeddah, Mohammad Hery Saripudin, mengatakan kebakaran terjadi pada Kamis, 20 Juni 2019. Tetapi, KJRI baru dibolehkan mengurus jenazah dua pekan kemudian.
" KJRI Jeddah baru diizinkan melakukan pemakaman keempat jenazah, karena menunggu hasil pemeriksaan otoritas berwenang untuk memastikan penyebab kematian mereka," ujar Hery, melalui keterangan tertulis, Selasa 9 Juli 2019.
Pemakaman jenazah keempat WNI berlangsung pada Minggu, 7 Juli 2019 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Syarae Baru, Mekah. Sebelumnya, para jenazah disholatkan di Masjidil Haram.
Hery mengatakan lamanya pengurusan jenazah karena otoritas Saudi sempat kesulitan melacak identitas para korban. Para korban tidak memiliki dokumen apapun dan berstatus overstayer.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, para korban meninggal akibat kekurangan oksigen. Kobaran api menghanguskan bangunan yang ditempati keempat WNI tersebut.
Bangunan itu merupakan tempat penampungan ilegal. Saat kebakaran terjadi, pintu besi pada bangunan itu terkunci dari luar sehingga para korban tidak bisa menyelamatkan diri.
" Informasi yang kami peroleh dari penduduk sekitar, kebakaran terjadi akibat korsleting pada AC," kata Pelaksana Fungsi Konsuler-1/Koordinator Pelayanan dan Perlindungan Warga KJRI Jeddah, Safaat Ghofur.
Dream - Sebuah peluru kendali (Rudal) dikabarkan meledak di sebuah Bandara Udara Regional Abha di Arab Saudi, Rabu, 12 Juni 2019. Konsultat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah mengimbau warga negara Indonesia yang sedang berada di Arab Saudi untuk berhati-hati.
Rudal diduga berasal dari milisi Houthi dan meledak Bandara Abha yang terletak di provinsi `Asir, Arab Saudi,
Bandar udara ini melayani penerbangan domestik dan internasional, seperti penerbangan dengan tujuan Aden dan Sana'a di Yaman, Kairo di Mesir, serta Dubai dan Sharjah di Uni Emirat Arab.
" Diimbau kepada seluruh WNI yang berada di Wilayah Abha dan sekitarnya untuk berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan serta menjaga komunikasi dengan KJRI Jeddah maupun Petugas Pembantu Pelayanan Perlindungan Warga (P4W) di Abha," kata KJRI Jeddah di Instagram resmi miliknya, Kamis, 13 Juni 2019.
Adapun untuk informasi lebih lanjut, KJRI Jeddah dapat dihubungi melalui: Hotline/WhatsApp: +966 50 360 9667. P4W Abha: Sdr. Harun (+966 50 9983 atau +966 55 838 3901).
Dilaporkan Al Arabiya, serangan tersebut melukai 26 warga sipil. Delapan orang dari yang terluka telah mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Juru bicara Koalisi Arab, Turki al Malki mengatakan, warga yang terluka berasal dari Yaman, Arab Saudi, dan India.
Malki mengatakan, pasukan keamanan sedang bekerja untuk menentukan jenis proyektil yang digunakan dalam serangan tersebut. Dia menyebut, serangan itu sebagai kejahatan perang.
Malki menduga Houthi mendapat pasokan senjata canggih dari Iran.
Sebelumnya dilaporkan Masirah TV, media milik Houthi, bahwa milisi tersebut menargetkan bandara dengan rudal jelajah miliknya.
Malki mengatakan, milisi Houthi telah mengklaim bertanggung jawab penuh atas serangan teror ini.
Rencananya, kata Malki, Koalisi Arab, yang berisi Arab Saudi dan Uni Emirate Arab (UEA) akan mengambil tindakan segera dan tepat untuk mencegah milisi melakukan serangan lanjutan.
Pasca serangan, Otoritas Umum Penerbangan Sipil Arab Saudi mengatakan, lalu lintas bandara Abha beroperasi seperti biasa.(Sah)
Dream - Sebanyak 229 warga negara Indonesia (WNI) diamankan otoritas Arab Saudi dalam razia dokumen pada Rabu, 7 September 2016.
Tak berselang lama usai penangkapan, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah segera berkoordinasi dengan otoritas keamanan Saudi. Diketahui 229 orang tersebut sebagian besar adalah WNI overstayer dan sisanya adalah WNI yang bekerja di luar Makkah.
Mereka ditangkap karena memasuki Makkah untuk menjalankan ibadah haji tanpa memiliki izin beribadah haji (tasreh). Mereka ditangkap di dua penampungan gelap dan untuk mengikuti program tersebut diduga membayar sejumlah uang kepada sindikat yang mengatur perjalanan ibadah tersebut di Saudi.
" Pada dasarnya mereka adalah pelanggar hukum menurut hukum Arab Saudi. Namun demikian kami akan tetap memberikan bantuan yang sejalan dengan hukum di Saudi. Kami akan memastikan bahwa mereka ditahan di tempat yang layak dan memastikan hak-hak hukum mereka dihormati," kata Dicky Yunus, Acting KJRI Jeddah yang juga Ketua Tim Perlindungan WNI KJRI Jeddah.
Menurut hukum Saudi, 229 WNI tersebut dapat diancam hukuman minimal 6 bulan penjara dan pencekalan memasuki Saudi selama 10 tahun.
" Polisi akan lakukan investigasi lebih mendalam setelah pelaksanaan haji. Hukumannya akan sangat tergantung beratnya kesalahan yang dilakukan," terang Dicky lebih lanjut.
Saat ini 229 WNI tersebut ditampung di rumah detensi imigrasi Tarhil Syumaisi yang terletak di antara Jeddah dan Makkah. KJRI telah mengunjungi mereka dan menggali sejumlah informasi penting dari mereka. KJRI akan terus memantau penanganan kasus ini.
229 WNI ditahan pihak Saudi di Makkah pada Rabu, 7 September 2016. Mereka ditangkap di dua lokasi berbeda. 229 WNI tersebut terdiri dari 155 perempuan, 59 laki-laki dan 15 anak-anak.
Advertisement
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren
ParagonCorp Sukses Gelar 1’M Star 2025, Ajang Kompetisi para Frontliners
Potret Keren Yuki Kato Taklukan Chicago Marathon 42,2 Kilometer