5 Pengakuan Rafael Alun Usai Jadi Tersangka: Saya Sudah Tak Punya Apa-Apa, Hidup Sudah Terbalik

Reporter : Nabila Hanum
Jumat, 31 Maret 2023 13:00
5 Pengakuan Rafael Alun Usai Jadi Tersangka: Saya Sudah Tak Punya Apa-Apa, Hidup Sudah Terbalik
Berikut ini pengakuan Rafael Alun usai ditetapkan tersangka korupsi:

Dream - Rafael Alun Trisambodo, mantan pejabat pajak, mengaku pasrah setelah ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia mengaku akan menerima segala konsekuensi.

" Saya enggak bisa apa-apa, jadi saya menerima saja," ujar Rafael dalam wawancara khusus di Jakarta Pusat, Kamis 30 Maret 2023.

Rafael hanya bisa berkonsultasi dengan tim penasihat hukum berkaitan dengan kasus yang menjeratnya. Bagi ayah Mario Dandy itu, kasus korupsi yang menjeratnya bagaikan mimpi.

" Saya tidak merasa melakukan apa-apa, saya sedang bekerja dengan baik dan semangat-semangatnya," kata Rafael.

Berikut ini pengakuan Rafael Alun usai ditetapkan tersangka korupsi:

1 dari 6 halaman

1. Maafkan Mario Dandy

Terkait dengan kasus penganiayaan yang menimpa sang anak, Mario Dandy, Rafael mengaku sudah memaafkan.

" Kami satu keluarga sudah mencoba memaafkan apa yang sudah terjadi karena apa yang dilakukan Mario ini memang pemicu sesaat," kata Rafael.

Meski begitu, Rafael menyampaikan bahwa apa yang dilakukan anaknya itu adalah semata untuk melindungi temannya. " Dia memang ingin melindungi teman-temannya," kata dia.

Menurutnya, sejak kecil Mario sudah hidup disiplin dan punya semangat mencapai apa yang diinginkan. Namun ketika sang anak mulai masuk sekolah semimiliter, Mario kerap mendapatkan pukulan dari teman-temannya.

" Dia rela dipukul untuk membela teman-temannya, menjadikan dia pribadi yang berbeda dari yang sebelumnya," tutur Rafael.

Segala upaya Rafael dan keluarga lakukan demi mengubah sikap Mario. " Saya sudah mencoba mengajak dia bertemu setiap makan siang, makan malam ngajak dia, apa yang dia suka saya ikuti," ujar dia.

Seminggu sebelum peristiwa penganiayaan David, Mario sempat meminta restunya untuk magang di kantor pajak. Namun, Rafael melarangnya dan memintanya untuk magang di tempat lain.

" Akhirnya dia magang di swasta," kata Rafael.

2 dari 6 halaman

2. Karier 33 Tahun Hancur

Rafael mengakui perbuatan anaknya yang berakibat luka serius di kepala David Ozora adalah perbuatan yang sudah di luar batas.

Menurutnya, apa yang dihadapai Mario Dandy saat ini adalah bagian dari risiko yang dia perbuat.

" Pada pertemuan yang kedua, sudah saya sampaikan ke anak saya, bahwa ini sudah menjadi risiko. Kamu harus tanggung jawab, bapak enggak bisa bantu," kata dia.

Usai kasus penganiayaan sang anak mencuat, profiling harta benda miliknya pun menjadi sorotan dan berujung dirinya menjadi tersangka dugaan gratifikasi. Rafael mengaku apa yang telah dibangun selama 33 tahun berkarier seketika hancur lebur.

" Papa sudah dituduh dan dihina habis. Hidup yang papa bangun selama 33 tahun bekerja habis tidak ada gunanya," ujar Rafael mengulang kalimat yang dia bisikan kepada Mario Dandy.

" Saya ini adalah orang yang sayang sama keluarga, saya mendedikasikan hidup saya untuk istri dan anak saya," kata Rafael.

3 dari 6 halaman

3. Jadi Bulan-Bulanan Netizen

Menurut Rafael kasus penganiayaan tak hanya berdampak pada keluarganya, tapi juga institusi Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

" Dampaknya yang terjadi bukan hanya ke saya tapi menyeluruh ke semua keluarga, kami sudah menjadi bulan-bulanan netizen. Semua cerita berkembang bahkan lebih banyak bunga dari pada fakta," kata Rafael.

Seiring waktu, kondisi tak kunjung reda dan bahkan semakin memburuk dengan dipecatnya Rafael dari Kemenkeu.

" Kami pikir percuma menjelaskan, biarkan seiring berjalan orang akan mengetahuinya sendiri, namun ternyata sampai dengan saat ini saya dipecat dari Kemenkeu, kemudian diperiksa di KPK sekarang Jumat sudah masuk proses lidik di KPK, Senin kami digeledah, Selasa kami menerima sprindik (surat perintah penyidikan)," beber Rafael.

4 dari 6 halaman

4. Sudah Tidak Punya Apa-Apa, Makan Dikasih Tetangga

Rafael mengaku sudah tidak memiliki apa-apa setelah tim penyidik KPK menggeledah kediamannya pada 27 Maret 2023.

Apalagi tim penyidik turut menyita uang cash senilai Rp45 juta. Rafael Alun mengaku uang tersebut untuk belanja bulanan dan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada beberapa karyawan.

" Sekarang saya tidak punya uang, uang di rumah Rp45 juta diambil, disita, saya sudah mohon, kita mau bayar THR, tetap (dibawa), hidup sudah terbalik," ujar Rafael Alun.

Rafael mengaku, seluruh rekeningnya dan istri, Ernie Meike Torondek, sudah diblokir. Bahkan, dia sempat kesulitan untuk makan. Beruntung tetangga masih peduli kepada keluarganya.

" Rekening sudah diblokir semua. Kita seperti mau dibunuh, enggak boleh makan, enggak boleh apa-apa. Tapi tetangga ada yang memberi kita makan," kata Rafael.

Dengan kebaikan para tetangga, Rafael merasa senang. Setidaknya dia merasa tak dibenci di dunia nyata.

" Ternyata di dunia nyata saya tidak dibenci orang seperti di dunia maya," kata Rafael.

5 dari 6 halaman

5. Klaim Tertib Lapor SPT

Rafael mengaku selama ini patuh dengan perintah KPK untuk menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

Rafael mengatakan, sejak dirinya masuk kategori wajib lapor, yakni pada 2011, dia kerap melaporkan hartanya ke KPK setiap tahunnya.

" Saya dapat mengklarifikasi bahwa saya selalu tertib melaporkan SPT-OP dan LHKPN, tidak pernah menyembunyikan harta, dan siap menjelaskan asal usul setiap aset tetap," ujar Rafael.

Rafael mengaku tertib dalam melaporkan SPT Tahunan Orang Pribadi sejak 2002 dan seluruh aset tetap dalam LHKPN. Dia juga mengaku kerap menaikkan nilai aset yang dia miliki saat menyampaikan LHKPN.

6 dari 6 halaman

Rafael menyebut, sejak 2012 hingga 2022, aset yang dia laporkan tak jauh berbeda. Hanya saja terjadi perubahan nilai karena menyesuaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).

" Hal ini terlihat dari nilai aset tetap dalam LHKPN yang tinggi karena mencantumkan nilai NJOP, walaupun sebenarnya nilai pasar bisa lebih rendah dari NJOP. Saya selalu membuat catatan sesuai dokumen hukum dan siap menjelaskan asal usul setiap aset tetap jika dibutuhkan," kata Rafael.

Tak hanya itu, Rafael juga mengaku mengikuti program Tax Amnesty pada tahun 2016 dan Program Pengampunan Pajak (PPS) pada 2022 sebagai bentuk kepatuhan dalam membayar pajak.

" Saya ingin menegaskan juga bahwa saya tidak pernah dibantu oleh konsultan pajak mana pun dan selalu membuat SPT sendiri," kata dia.

Sumber: Liputan6.com

Beri Komentar