Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menegaskan perlunya reformasi pendidikan menyeluruh untuk mengurangi kesenjangan yang masih terjadi di berbagai daerah. Menurutnya, meski Indonesia sudah merdeka 80 tahun, sektor pendidikan masih menghadapi tantangan serius. Data menunjukkan masih adanya ketidaksetaraan dalam akses maupun kualitas pendidikan, terutama di wilayah terpencil.
“ Data BPS menunjukkan bahwa Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk jenjang SD sangat tinggi, namun menurun drastis di jenjang yang lebih tinggi, khususnya di pendidikan tinggi. Ini menunjukkan bahwa masih banyak anak bangsa yang tidak bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi,” ungkap Lalu Hadrian dalam Dialektika Demokrasi bertema HUT RI Menjadi Momen Semangat Persatuan Membangun Indonesia Emas 2025 di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (14/8/2025).
Ia juga menyinggung rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas yang baru mencapai 9,22 tahun, setara tingkat SMP. Kondisi ini menunjukkan mayoritas warga belum menuntaskan pendidikan setingkat SMA, yang pada akhirnya menghambat pengembangan sumber daya manusia.
Kesenjangan antarwilayah juga masih nyata, salah satunya di Papua Pegunungan. “ Di Papua Pegunungan, rata-rata lama sekolah penduduk hanya 5,10 tahun. Artinya, banyak penduduk di sana yang belum tamat SD. Ini adalah PR besar bagi kita semua,” tegasnya.
Untuk menjawab persoalan tersebut, Lalu Hadrian menekankan sejumlah langkah penting dalam reformasi pendidikan. Pertama, memperluas akses pendidikan hingga SMA dan perguruan tinggi, terutama di wilayah tertinggal, melalui beasiswa dan peningkatan infrastruktur. Kedua, meningkatkan mutu kurikulum serta kompetensi guru agar pendidikan relevan dengan kebutuhan abad ke-21, termasuk literasi digital dan keterampilan berpikir kritis. Ia juga menyoroti peran komunitas lokal untuk mendampingi anak-anak agar tetap termotivasi bersekolah.
“ Pendidikan adalah batu loncatan ke depan, bukan rantai yang terus mengikat. 80 tahun Indonesia merdeka berarti memastikan seluruh anak Indonesia memiliki peluang yang sama untuk belajar, tumbuh, dan berkontribusi secara maksimal untuk negara tercinta ini,” pungkasnya.
Advertisement
Mantan Ketum PSSI Usulkan STY Kembali Latih Timnas, Ini Alasannya
Wanita Ini 400 Kali Operasi Plastik Selama 15 Tahun
Potret Keren Yuki Kato Taklukan Chicago Marathon 42,2 Kilometer
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025
Museum Louvre Dibobol Hanya dalam 4 Menit, 8 Perhiasan Raib
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren
ParagonCorp Sukses Gelar 1’M Star 2025, Ajang Kompetisi para Frontliners
Aksi Kakek 74 Tahun Prank Meninggal Dunia Biar Tahu Siapa yang Layat
Kronologi Pencurian Perhiasan 4 Menit di Museum Louvre yang Bikin Geger Prancis
Waspada! 5 Sayuran yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Penderita Penyakit Ginjal