Gunung Vesuvius (Shutterstock.com)
Dream - Seorang turis dari Amerika Serikat sedang menghadapi dakwaan di Italia setelah jatuh ke kawah Gunung Vesuvius saat mencoba mengambil ponselnya.
Pria berusia 23 tahun itu diadili karena bersama tiga kerabatnya memilih tidak membayar tiket untuk berjalan melalui jalur resmi yang lebih aman pada Sabtu 9 Juli lalu.
Sebaliknya, rombongan pelancong itu melewati jalan memutar dan mengambil rute berbahaya untuk menuju ke puncak gunung berapi setinggi 4.202 kaki yang menjulang di atas kota Napoli tersebut.
Ketika mereka mencapai puncak, turis itu mengeluarkan ponselnya untuk berfoto selfie. Namun sayangnya ponselnya itu jatuh ke kawah gunung berapi.
Pria itu berusaha mengambil ponselnya, tapi justru jatuh ke gunung berapi tersebut. Namun secara ajaib hanya mengalami luka kecil dan memar di lengan dan punggungnya.
Petugas penyelamat turun ke kawah untuk membantu turis Amerika itu keluar dari kawah. Mereka kemudian dibantu oleh polisi dan helikopter penyelamat.
Turis dan tiga kerabatnya, bersama dengan dua orang lainnya, diperkirakan akan didakwa melakukan pelanggaran setelah mencoba rute tak resmi ke jalur berbahaya menuju puncak.
Vesuvius adalah gunung berapi paling terkenal di dunia. Letusan Vesuvius pada 79 Masehi menutupi Pompeii dan kota kembarnya, Herculaneum, dengan lapisan tebal abu panas. Bencana itu menewaskan lebih dari 2.000 orang.
Banyak penduduk Pompeii pergi sebelum letusan terakhir, namun ribuan orang terperangkap dalam ledakan abu panas dan gas beracun selama 15 menit terakhir letusan kala itu.
Roberto Isaia, peneliti senior dari Observatorium Vesuvius, mengatakan, awan mematikan itu memiliki " suhu lebih dari 100 C dan terdiri dari CO2, klorida, partikel abu pijar dan kaca vulkanik."
" 15 menit di dalam awan neraka itu pasti tak berkesudahan," kata Isaia kepada The Guardian.
" Penduduk tidak bisa membayangkan apa yang terjadi. Orang Pompeii hidup dengan gempa bumi, tetapi tidak dengan letusan, jadi mereka terkejut dan tersapu oleh awan abu pijar itu," tambah dia.
Situs ini tidak digali sampai tahun 1748, ketika para arkeolog terkejut menemukan bahwa abu mematikan telah memberangus satu kota beserta penduduknya. (Dailystar)
Dream - Kengerian warga kota Pompeii pada tahun 79 Masehi masih bisa dirasakan saat tim arkeolog membuat temuan baru yang sangat dramatis baru-baru ini.
Pada hari Selasa, 28 Mei 2018, tim arkeolog di situs kuno kota Pompeii di Italia menemukan sebuah kerangka dalam posisi yang sangat mengenaskan.
Posisi kerangka tersebut hanya terlihat bagian pinggul ke bawah. Sementara bagian dada hingga kepala tertindih batu besar.
Tim arkeolog menduga kerangka itu adalah warga Pompeii yang mencoba melarikan diri setelah letusan Gunung Vesuvius melenyapkan kota itu selama hampir dua millenium.
Dalam foto yang dirilis tim arkeolog Pompeii, kerangka itu tertindih batu yang sangat besar, yang kemungkinan dilemparkan Gunung Vesuvius saat meletus pada 24 Agustus 79.
Korban, yang diperkirakan berusia di atas 30 tahun, ditemukan dalam keadaan hancur di bagian dada. Tim arkeolog juga tidak menemukan kepala korban.
Mereka mengatakan korban yang diketahui berjenis kelamin pria itu menderita penyakit tulang tibia.
Penyakit ini yang mungkin menyebabkan dia kesulitan berjalan yang menghambat pelariannya dari amukan Gunung Vesuvius.
Direktur umum situs arkeologi Pompeii, Massimo Osanna, menyebutnya sebagai 'penemuan luar biasa'. Osanna mengatakan penemuan dramatis itu berkontribusi pada 'gambaran sejarah dan peradaban zaman tersebut' secara lebih baik.
Hancurnya kota Pompeii mirip dengan azab yang dialami kaum Nabi Luth AS yaitu penduduk Sodom atau Sadum yang dikisahkan dalam Alquran.
Dituturkan dalam Alquran, penduduk Sodom melakukan maksiat yang belum pernah ada di muka bumi sebelumnya, yaitu praktik homoseks dan lesbian.
Begitu juga dengan penduduk Pompeii pada saat itu yang dikatakan mengamalkan kepercayaan 'Mithra'. Kepercayaan ini meyakini bahwa alat kelamin serta persetubuhan tidak seharusnya dilakukan secara sembunyi.
Diyakini, penduduk sering menggelar perzinaan di rumah-rumah, di jalan-jalan, bahkan hampir setiap rumah menjadi tempat pelacuran.
Tak heran jika Pompeii dijuluki 'kota maksiat' dan diyakini telah menjadi surga bagi kaum homoseksual.
Kota Pompeii yang sudah hilang selama hampir dua millenium secara tak sengaja ditemukan kembali pada 1748.
Sejak itu, temuan-temuan mengejutkan yang menggambarkan betapa bejatnya kehidupan warga kota Pompeii bisa disaksikan.
(Sumber: MSN.com/Associated Press)
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur