Ajaran LDII Jadi Pro Kontra di Lebak, MUI Turun Tangan

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 28 Oktober 2021 18:00
Ajaran LDII Jadi Pro Kontra di Lebak, MUI Turun Tangan
Pro kontra terhadap ajaran LDII berlangsung lama namun kembali mencuat.

Dream - Organisasi massa Islam Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) memicu pro kontra di Lebak, Banten. Ajaran yang berlaku di ormas ini dinilai bertentangan dengan paham yang dianut umat Islam kebanyakan.

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Lebak, Ahmad Hudori, menjelaskan, pihaknya menerima sejumlah keluhan dari masyarakat terkait ajaran ormas ini. Di antaranya pemahaman tentang ibadah di masjid LDII.

" Kami menerima informasi dari masyarakat jika orang luar melaksanakan sholat di masjid mereka, maka wajib dilakukan pencucian tempat sarana ibadahnya itu," ujar Hudori.

Menurut aduan yang diterima MUI, kata Hudori, LDII menerapkan paham keamiran dan hanya jemaahnya yang Islam. Sedangkan orang di luar kelompok itu dinyatakan kafir.

Untuk mengklarifikasi hal ini, MUI Kabupaten Lebak akan mengundang pimpinan LDII Kabupaten Lebak. Tetapi sejauh ini, dia mengatakan tidak ada persoalan dengan jemaah LDII.

" Kami berharap pimpinan LDII bisa bertemua dengan MUI Lebak sehingga bisa mengetahui kebenaran itu," ungkap dia.

1 dari 5 halaman

LDII Sudah Penuhi Ketentuan MUI Pusat

Sementara itu, ulama Lebak, KH Hasan Basri, menjelaskan, LDII yang ada saat ini sudah mematuhi ketentuan MUI Pusat. Ormas ini tidak lagi mengafirkan umat Islam di luar kelompoknya.

Kiai Hasan pun menjelaskan ajaran yang dianut LDII sebelumnya ada lima aturan yaitu imamatan, bayitan, jamaatan, binoatan, dan pitonatan. Pengikut LDII juga diharuskan menikah dengan jemaah di lingkungan sendiri serta merahasiakan ajarannya kepada orang lain.

" Kami sudah mendatangi LDII Pusat dan sekarang LDII mematuhi MUI di antaranya tidak boleh mengafirkan orang Islam," kata dia.

Pimpinan LDII Kabupaten Lebak, Ustaz Duki, menyatakan, tudingan yang berkembang di masyarakat mengenai ajaran kelompoknya semua tidak benar. Dia mengatakan tudingan tersebut sudah berlangsung sejak lama.

" Banyak pegawai dan warga Sholat Jumat di ini dan tidak dilakukan pencucian," kata dia, dikutip dari Merdeka.com.

2 dari 5 halaman

Heboh Aliran Hakdzat di Pandeglang, Sholatnya Menghadap Empat Mata Angin

Dream - Setelah kemunculan Kerajaan Angling Dharma, giliran Aliran Hakdzat kini membuat heboh. Aliran ini mengajarkan paham keagamaan.

Basis aktivitas mereka ada di Kampung Cimenteng, Desa Tamanjaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten. Meski menyebarkan paham keagamaan, aliran ini dinilai nyeleneh.

Banyak yang menilai ajaran aliran ini menyimpang. Sebab, mengajarkan tata cara ibadah sholat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

 

3 dari 5 halaman

Nyeleneh

Camat Sumur, Heru, mengaku mendapat laporan dari warga yang resah dengan keberadaan aliran pimpinan Misran, Karyati, dan Abah Sahim ini. Menurut dia, yang nyeleneh dari aliran ini adalah ajaran sholat sunahnya.

" Kalau sholat fardlunya sama dengan ajaran Islam. Cuma sholat sunah yang mereka laksanakan mengikuti arah empat mata angin," ujar Heru, dikutip dari Bantenraya.com.

Tidak hanya itu, kata Heru, cara sholatnya juga berbeda. Aliran ini tidak menggunakan rukuk.

" Sholatnya pun tidak ada rukuk, langsung sujud. Bacaan takbir yang digunakan sesuai dengan kepercayaan mereka," terang dia.

4 dari 5 halaman

Anggotanya Masih Hubungan Keluarga

Menurut Heru, jumlah pengikut aliran ini cukup banyak namun baru sekitar puluhan. Kebanyakan masih ada hubungan keluarga.

" Yang tercatat ada sekitar 30 sampai 40 orang, mereka itu memang mayoritas satu keluarga," kata dia.

Heru juga mengatakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pandeglang dan sejumlah institusi sudah mengetahui adanya aliran ini. Anggotanya juga sudah mendapat pembinaan.

 

5 dari 5 halaman

Sudah Dibina

" Pada prinsipnya, aliran Hakdzar ini memang sudah disikapi oleh forum, baik Abuya KH Muhtadi, MUI, kecamatan maupun Bakor Pakem," ucap Heru.

Pembinaan terus dijalankan sejak tahun lalu. Para pengikut aliran ini juga sudah bertobat dan kembali kepada ajaran Islam.

" Sekarang sudah pulang ke rumahnya masing-masing," kata Heru.

Beri Komentar