Alhamdulillah, Dapat Hidayah Hampir Satu Kampung Baduy Ini Jadi Mualaf
Dream - Suku Baduy yang mendiami wilayah Provinsi Banten sering diidentikan dengan suku yang tertutup. Namun bagi kamu yang sudah pernah datang ke daerah ini pasti tahu ada bagian-bagian dari daerah tersebut yang sudah menerima pengaruh dari luar.
Sebagian dari suku Baduy ini sudah tersentuh modernisasi zaman meski tetap mempertahankan adat istiadat seperti saudaranya yang masih tertutup.
Bagian suku yang telah mengenal dunia modern meski tidak terlalu kental ini disebut Baduy Luar.
Selain teknologi sederhana, Suku Baduy Luar ini juga mengenal agama Islam. Salah satunya yang terlihat dalam video kanal YouTube Si Langit.
Baru-baru ini, kanal tersebut mengunjungi sebuah kampung Baduy yang mayoritas masyarakatnya mualaf.
Tidak hanya masjid, di kampung tersebut juga terdapat pondok pesantren yang bisa diakses anak-anak Suku Baduy mualaf ini.
Kampung tersebut bernama Kampung Landeuh yang juga terkenal dengan sebutan Baduy mualaf. Kampung Landeuh sendiri terletak di Desa Bojong Menteng, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Seperti namanya, mayoritas masyarakat di Kampung Landeuh ini adalah mualaf yang berasal dari Suku Baduy.
Meski sebagian masih menganut sistem kepercayaan lama, warga Landeuh tetap saling menghargai dan menghormati satu sama lainnya.
Di Kampung Baduy Mualaf ini bahkan berdiri sebuah pondok pesantren di antara deretan rumah warga. Namanya Pondok Pesantren Salafi.
Meski pondok pesantren itu keci dan mirip rumah warga lainnya, tapi selalu jadi tempat pemuda setempat untuk berkumpul dan menimba ilmu agama Islam.
Salah satu pemuda bernama Aldi yang kebetulan sedang berkumpul di pesantren mengatakan rata-rata anak-anak sudah Islam sejak lahir karena yang mualaf adalah orang tua mereka.
Seperti halnya umat Islam lainnya, para mualaf di Kampung Landeuh ini juga menjalankan syariat-syariat agama. Seperti berpuasa di bulan Ramadhan.
Menurut Aldi yang mengaku berhenti sekolah saat SMK, rumah atau kepala keluarga di kampungnya itu berjumlah 45 KK. Dari jumlah tersebut, tidak semuanya mualaf.
Sumber: Merdeka