Lebih Dari 1.000 Warga Desa Yang Direkomendasikan Untuk Evakuasi Telah Menempati Tempat Evakuasi Di Empat Kabupaten, Antara Lain Kabupaten Boyolali, Magelang, Klaten Dan Sleman. (Komunikasi Kebencanaan BNPB/Dume Sinaga)
Dream - Tidak hanya ancaman letusan Gunung Merapi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mengantisipasi potensi penyebaran Covid-19 di wilayah sekitar gunung yang aktifitasnya sedang meningkat itu.
" Ancaman bahaya yang dihadapi tidak hanya erupsi Gunung Merapi tetapi juga pandemi Covid-19 sehingga apa yang harus dilakukan mengacu pada dua hal tadi," kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan, dikutip dari bnpb.go.id, Minggu 15 November 2020.
Saat ini, BNPB dan sejumlah kementerian serta lembaga telah berada di Yogyakarta sebagai bentuk kesiapsiagaan mengantisipasi kemungkinan letusan Gunung Merapi yang kini berstatus Siaga tersebut.
Lilik memastikan pemerintah daerah telah melakukan kesiapsiagaan, khususnya di empat kabupaten, yaitu Sleman, Boyolali, Klaten, dan Magelang. " Kami memastikan semua SOP (standard operating procedure) yang selama ini sudah berjalan dengan baik," tambah dia.
Menurut dia, mulai tahun 2010, desa-desa sekeliling Gunung Merapi sudah melakukan desa tangguh bencana. Masyarakat di sekitar Gunung Merapi sejauh ini sudah melakukan sejumlah antisipasi dengan kemungkinan letusan.
Lilik berharap tidak ada kluster baru penularan Covid-19 dalam kondisi gunung yang Siaga tersebut. Dia menyampaikan bahwa tempat pengungsian telah disekat dan menerapkan protokol kesehatan, seperti rapid test saat warga mulai masuk.
" BNPB akan mendukung swab antigen relawan-relawan yang akan bekerja melayani warga yang dievakuasi apabila terjadi letusan nanti," ujar Lilik.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menyampaikan bahwa tingginya aktivitas vulkanik Gunung Merapi tidak ada kenaikan yang signifikan. " Kondisinya stabil tetapi tinggi," ujar dia.
Dia menambahkan bahwa guguran lava yang sudah agak jauh. Beberapa kali terjadi guguran di sisi barat dan barat laut. Guguran sempat terpantai dengan jangkauan beragam, 1 km, 2 km dan 3 km.
" Ada desakan magma dari dalam sehingga terjadinya material di puncak tidak stabil. Saat ini lava yang gugur adalah material lama, sisa erupsi yang lama. Lava yang baru belum muncul," kata Hanik.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini


Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu