Apa Itu Black Mamba? Dari Julukan Ular Mematikan, Nama Atlet, hingga Jadi Isu Viral yang Menyeret Ahmad Sahroni

Reporter : Hevy Zil Umami
Selasa, 2 September 2025 10:44
Apa Itu Black Mamba? Dari Julukan Ular Mematikan, Nama Atlet, hingga Jadi Isu Viral yang Menyeret Ahmad Sahroni
Dipelintir Jadi Benda Dewasa

Beberapa hari terakhir, media sosial di Indonesia ramai memperbincangkan istilah “ Black Mamba” yang tiba-tiba menyeret nama Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni. Kejadian ini bermula setelah rumahnya di Tanjung Priok dijarah massa yang mengamuk. Namun, alih-alih fokus pada kasus perusakan itu, warganet justru menyoroti benda misterius bernama Black Mamba yang dikaitkan dengannya.

1 dari 1 halaman

Dari Ular Berbisa hingga Julukan Kobe Bryant

Apa Itu Black Mamba? Dari Julukan Ular Mematikan, Nama Atlet, hingga Jadi Isu Viral yang Menyeret Ahmad Sahroni

Sebenarnya, istilah Black Mamba bukan hal baru. Dalam dunia nyata, Black Mamba adalah salah satu jenis ular paling berbahaya di Afrika. Ular ini terkenal karena bisa bergerak sangat cepat dan memiliki racun mematikan.

Tak hanya itu, nama Black Mamba juga lekat dengan legenda NBA, Kobe Bryant, yang menjadikannya sebagai julukan diri. Menurut Kobe, nama itu dipilih karena mencerminkan ketajaman, kecepatan, dan daya serang yang tak kenal kompromi di lapangan basket.

Dengan kata lain, Black Mamba awalnya lebih dikenal sebagai simbol kekuatan dan ketakutan.

Dipelintir Jadi Benda Dewasa

Namun, dalam konteks viral di Indonesia kali ini, istilah tersebut bergeser jauh dari makna aslinya. Di berbagai platform media sosial, Black Mamba diplesetkan sebagai sebutan untuk alat bantu seks berbentuk menyerupai alat kelamin pria.

Isu ini bermula dari unggahan gambar dengan keterangan yang provokatif, seolah-olah benda itu ditemukan saat rumah Sahroni dijarah. Padahal, tidak ada konfirmasi resmi mengenai keberadaan barang tersebut.

Fenomena ini menunjukkan betapa cepatnya istilah populer bisa bergeser makna ketika dipakai untuk bahan gosip, lelucon, atau bahkan serangan politik.

Hoaks di Era Digital: Dari Meme Jadi Tuduhan

Kasus “ Black Mamba” ini sebenarnya lebih dari sekadar guyonan warganet. Ia menegaskan betapa era digital penuh jebakan hoaks dan manipulasi informasi.

Sebuah foto dengan caption menggoda bisa dengan cepat menjelma jadi gosip nasional. Tanpa ada verifikasi, tuduhan personal seperti ini dapat merusak reputasi seseorang. Di tangan kreator konten yang tak bertanggung jawab, istilah sehari-hari bisa dipelintir menjadi senjata.

Pengamat komunikasi kerap mengingatkan bahwa masyarakat harus semakin melek literasi digital. Apa pun yang viral di medsos sebaiknya dicek kebenarannya lebih dulu, jangan langsung dipercaya apalagi ikut menyebarkan.

Menguji Sikap Kritis Publik

Isu Black Mamba memperlihatkan satu hal penting: bagaimana publik Indonesia masih mudah terpecah antara yang ikut menertawakan, yang percaya bulat-bulat, dan yang mencoba skeptis.

Kritis di sini bukan berarti sinis, tetapi lebih pada menguji sumber informasi, melihat kredibilitas media yang memberitakan, dan memahami konteks. Karena sekali kabar bohong tersebar, dampaknya bisa panjang—mulai dari reputasi pribadi yang hancur hingga menurunnya kepercayaan publik pada lembaga.

Dari Viral ke Pembelajaran

Terlepas benar atau tidaknya tuduhan yang dilemparkan, kasus Black Mamba ini seharusnya menjadi pengingat bersama. Jangan sampai masyarakat hanya jadi penonton pasif yang menelan mentah-mentah isu viral, apalagi yang menyangkut nama seseorang.

Istilah yang awalnya lekat dengan ular berbisa dan legenda basket dunia, kini berubah jadi bahan gosip politik lokal. Sebuah ironi di era digital, di mana like, share, dan retweet seringkali lebih cepat berputar dibanding fakta yang sesungguhnya.

Dengan demikian, viralnya Black Mamba bukan hanya soal lelucon medsos, tapi juga cermin tentang betapa pentingnya literasi, verifikasi, dan tanggung jawab digital di tengah derasnya arus informasi.

Beri Komentar