Bagaimana Hukum Cek Khodam Menurut Islam? Begini Pandangan Para Ulama

Bagaimana Hukum Cek Khodam Menurut Islam? Begini Pandangan Para Ulama

© Hukum cek khodam menurut ulama. Pexels.com

Dream - Tren cek khodam belakangan ini viral di media sosial, terutama di TikTok. Bahkan, ada yang sampai menggelar live streaming mengecek khodam yang membuat banyak orang menontonnya.

Sebagai informasi yang viral di media sosial, fenomen ini membuat beberapa orang penasaran dengan khodam itu. Pertanyaan muncul tentang apa itu khodam dan tujuan seseorang ingin mengecekny.

Dalam tren yang berkembang, cek khodam dilakukan dengan menunjukkan sosok yang mungkin tampak aneh. Penampakan itu membuat banyak orang yang beranggapan cek khodam hanya sebatas hiburan belaka.

© Hukum cek khodam menurut ulama. Pexels.com

Perihal fenomena ini, bagaimana hukum cek khodam dalam Islam? Apakah perbuatan ini boleh dilakukan oleh para pemeluknya?

Berikut penjelasannya sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.

Apa Itu Khodam?

© Risiko jika percaya pada ramalan menurut Islam. Pexels.com

Kata khodam sendiri berasal dari bahasa Arab 'Khodim' yang berarti 'pembantu'.

Ada pula yang memaknai kata khodam sebagai pendamping atau pegangan.

Khodam sebagai pendamping manusia bisa didapatkan oleh manusia karena diturunkan dari leluhur atau dari diri sendiri. Keberadaan khodam ini membuat manusia bisa berkomunikasi dengan alam gaib atau jin.

Bagi orang Jawa, khodam biasanya disebut dengan prewangan. Disebut khodam karena seseorang bisa melakukan berbagai hal yang tidak bisa dilakukan oleh manusia secara umum.

Wujud dari khodam beraneka ragam. Untuk khodam pendamping atau leluhur wujudnya bisa berupa macam putih, macam kumbang, naga, jin qorin, ular, buaya putih, harimau loreng, dan masih banyak lagi.

Hukum Cek Khodam dalam Islam

© Arti khodam yang viral di media sosial. Pexels.com

Lalu, bagaimana jika dilihat dari sudut pandang Islam? Bolehkah seorang muslim atau muslimah melakukan cek khodam?

© Hukum cek khodam menurut ulama. Unsplash.com

Sebagaimana pernyataan yang dikeluarkan oleh Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (Majelisdiktilitbang PP Muhammdiyah), bahwa terdapat enpat fakta terkait cek khodam di live TikTok sebagai berikut:

1. Bertentangan dengan Akidah dan Tauhid

Aktivitas meramal khodam yang dilakukan secara live di TikTok banyak dihubungkan dengan hal-hal berbau gaib, mistis, dan supranatural.

Aktivitas inipun bertentangan dengan akidah tauhid Islam. Di mana Islam melarang untuk percaya pada kekuatan selain Allah SWT.

2. Memanfaatkan Ketidaktahuan Orang

Orang yang menonton ramalan cek khodam melalui live TikTok muncul karena penasaran atau keingintahuan tentang masa depan.

Akhirnya dimanfaatkan oleh pengguna TikTok, terutama yang menyiarkannya untuk mendapatkan keuntungan finansial. Apalagi orang yang penasaran jumlahnya cukup banyak.

3. Menimbulkan Kecemasan dan Ketakutan

Ramalan dari cek khodam tersebut kerap kali menunjukkan hasil yang negatif. Hal tersebut bisa menimbulkan kecemasan serta ketakutan bagi orang yang menontonnya.

4. Mengalihkan Fokus dari Beribadah

Dengan menonton live TikTok, hal itu cukup banyak menggunakan waktu. Apalagi siaran live tersebut tidaklah sebentar karena harus menunggu giliran setiap orang untuk dicek khodamnya. Sehingga, hal tersebut bisa menghabiskan waktu dan mengalihkan fokus dari beribadah.

Khodam dalam Islam

© Arti khodam yang viral di media sosial. Shutterstock.com

Mempercayai segala sesuatu selain Allah SWT sangatlah dilarang dalam agama Islam. Karena hal itu sudah berhubungan dengan akidah seseorang.

Bahkan, melalui firman Allah SWT telah dijelaskan sebagai berikut:

“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: ‘Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?’ Niscaya mereka menjawab: ‘Allah’. Katakanlah: ‘Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?’ Katakanlah: ‘Cukuplah Allah bagiku’. Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.” (QS. Az-Zumar : 38)

Para ulama pun bersepakat bahwa hukum memercayai kekuatan yang selain Allah SWT, termasuk membuat, memiliki jimat atau khodam untuk tujuan penglaris, kecantikan, kekebalan, dan sejenisnya adalah termasuk perbuatan syirik atau menyekutukan Allah SWT.

Perbuatan syirik tersebut dapat mendatangkan dosa yang besar. Sebagaimana dijelaskan dalam surat An-Nisa ayat 48:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa’ : 48)