Wahidin Halim Saat Meninjau KRL (Liputan6.com)
Dream - Gubernur Banten, Wahidin Halim angkat bicara tentang penolakan warganya untuk melakukan rapid test atau tes cepat.
Ratusan warga di Kelurahan Mesjid Priyayi, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten, disebutkan mengungsi meninggalkan rumahnya masing-masing karena menolak mengikuti rapid test.
Beberapa warga di Banten itu memilih meninggalkan rumahnya setelah mendapat informasi akan dilakukan rapid test massal oleh tim kesehatan.
Menurut Wahidin, beberapa wargaanya itu menolak bukan karena ketidaktahuan soal pentingnya rapid test, melainkan khawatir muncul beban psikologis.
Banyak warga yang khawatir bila hasil rapid test menunjukkan positif, mereka akan dikarantina dan terpisah dari keluarga.
" Jadi lebih kepada psikologis kalau saya diskusikan dengan masyarakat," kata Wahidin dalam Talk Show Kontroversi Rapid Test yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Jumat 19 Juni 2020.
Selain itu, warga juga khawatir rapid test Covid-19 membutuhkan ongkos. Seperti yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia, gelaran rapid test yang berbayar.
Dengan alasan tersebut, warga Banten banyak yang menolak keras mengikuti imbauan rapid test massal di wilayahnya.
" Ini juga dikhawatirkan masyarakat karena memang ada kepikiran harus bayar, padahal ini kan gratis kita kerjakan untuk masyarakat," jelas Wahidin.
Meski terjadi kendala, Wahidin memastikan warganya sudah mulai mengikuti imbauan pemerintah daerah Banten.
Ia mengaku sudah melakukan pendekatan personal kepada masyarakat dan memberikan edukasi pentingnya rapid test.
" Alhamdulillah sekarang terus berjalan. Kita sudah beri pemahaman, step by step mereka bisa melakukan rapid test," ujarnya.
Wahidin terus mengingatkan warganya untuk mematuhi imbauan pemerintah soal rapid test.
Masyarakat juga diminta tetap menerapkan protokol kesehatan saat berada di luar rumah, yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun.
" Saya harapkan hasil rapid test yang dilaksanakan pemerintah ini bisa diterima masyarakat. Ini kan gratis kita kerjakan untuk masyarakat," pungkas Wahidin.
(Sumber: Liputan6.com)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN