Presiden Donald Trump (Foto: Shutterstock)
Dream - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengalami demam tinggi dan kadar oksigennya menurun, setidaknya dua kali, saat dia berjuang dengan Covid-19.
Sejak Trump mengumumkan positif Covid-19 di Twitter pada Jumat pagi, kondisinya naik turun. Hal ini disampaikan dokter Gedung Putih, Dr Sean Conley, selama konferensi pers di RS Militer Walter Reed pada Minggu 4 Oktober 2020.
Menurut CNN, Conley menyampaikan bahwa pada Kamis malam dan sampai Jumat pagi, Trump dalam kondisi sehat dengan hanya gejala ringan dan kadar oksigennya tinggi. Namun beberapa waktu kemudian, pada Jumat pagi, Trump mengalami demam tinggi dan saturasi oksigennya untuk sementara turun di bawah 94 persen.
Kadar saturasi oksigen normal dalam darah adalah 95 persen atau lebih. Trump awalnya bersikeras tak butuh oksigen. " Dia tidak sesak napas. Dia kelelahan, demam, dan itu saja," kata Conley.
Trump diberikan oksigen. Setelah sekitar semenit, kadar oksigennya naik melebihi 95 persen.
Kemudian pada Jumat itu, Trump keluar kamar, jalan-jalan sekitar kediamannya di Gedung Putih dan hanya mengalami gejala ringan.
Pada Jumat siang, Conley mengatakan dalam sebuah surat Gedung Putih, Trump menerima koktail antibodi monoklonal - perawatan sistem kekebalan investigasi dari perusahaan bioteknologi Regeneron - dan telah mengonsumsi zinc, vitamin D, obat mulas famotidine, melatonin dan aspirin harian.
Pada Jumat malam, Trump dibawa ke Walter Reed untuk evaluasi dan pemantauan. Sebelum berangkat ke rumah sakit, Trump merekam pesan video yang mengumumkan bahwa dia akan dipindahkan.
Presiden tetap tak mengalami demam sejak Jumat pagi, kata Dr. Sean Dooley, salah satu dokter Trump, dalam pengarahan hari Minggu. Dokter belum mengatakan apakah mereka telah memberinya obat penurun demam seperti ibuprofen atau acetaminophen.
Dokter Trump memutuskan untuk memberinya obat kortikosteroid deksametason, yang telah terbukti membantu pasien Covid-19 dan biasanya diberikan kepada pasien dengan oksigen tambahan atau ventilasi.
Di Amerika Serikat, deksametason telah digunakan untuk mengobati beberapa pasien Covid-19 sejak awal pandemi - tetapi beberapa dokter sebelumnya telah memperingatkan " ini bukan pengobatan untuk penyakit ringan."
Deksametason biasanya digunakan untuk mengobati beberapa bentuk radang sendi, alergi parah dan asma, di antara kondisi lain, termasuk jenis kanker tertentu. Efek sampingnya bisa berupa sakit perut, sakit kepala, pusing, insomnia dan depresi.
" Menanggapi tingkat oksigen rendah sementara, seperti yang telah didiskusikan Dr Conley, kami memulai terapi deksametason, dan dia menerima dosis pertamanya kemarin," jelas Dr. Brian Garibaldi, salah satu dokter Trump.
" Rencana kami adalah melanjutkannya untuk sementara waktu," tambahnya.
Presiden juga melanjutkan pengobatan remdesivir - menyelesaikan dosis ke dua pada Sabtu malam.
" Dia mentolerir infus itu dengan baik - kami telah memantau setiap potensi efek samping, dan dia tidak memiliki apa pun yang dapat kami ketahui," kata Garibaldi.
Pada malam yang sama, Trump mengunggah di Twitter pesan video dari Walter Reed, mengatakan dia " mulai merasa baik."
Sumber: merdeka.com
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Fakta-Fakta di Balik Meninggalnya Nandi Juliawan, Pemeran Encuy Preman Pensiun
Kisah-Kisah Ajaib Pestapora 2025: Dari Hujan Dadakan hingga Vokalis yang Nyaris Hilang di Kerumunan!
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan