Proses Evakuasi Penumpang Lion Air (Basarnas)
Dream – Kepala RS Polri, Kombes Pol Musyafak, mengatakan, terdapat lima proses identifikasi korban Lion Air JT-610. Proses itu dimulai sejak evakuasi di tempat kejadian perkara hingga pemulasaraan jenazah korban.
Fase pertama dalam proses identifikasi, kata Musyafak, adalah evakuasi korban saat masa pencarian. Menurut dia, ada tata cara evakuasi jenazah korban sebelum akhirnya dibawa ke RS Polri.
“ Evakuasi korban ada tata caranya, masalah labeling, bagaimana mengumpulkan barang bukti properti berupa KTP dan sebagainya,” kata Musyafak di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu 31 Oktober 2018.
Setelah dibawa ke RS Polri, organ tubuh atau jenazah korban yang ditemukan akan segera diotopsi. Proses otopsi akan dilakukan dokter-dokter forensik dan ahli DNA.
Selain dari hasil otopsi, tim Disaster Victim Identification (DVI) juga akan meminta keterangan antemortem dari keluarga korban. “ Keluarga yang merasa kehilangan ada form yang ditanyakan dan dicatat dengan lengkap serta pengambilan sampel DNA,” ujar dia.
Setelah data antemortem dan posmortem didapat, Tim DVI akan menggelar rekonsiliasi. Tujuannya, untuk mencocokkan hasil antemortem dan posmortem yang didapat dari korban dan pihak keluarga korban.
“ Kami macthing-kan, misal ada tanda-tanda sekunder, misal ada tato, ada bekas operasi, atau properti berupa cincin,” ujar dia.
Musyafak mengatakan, proses identifikasi tanda-tanda sekunder juga akan dibantu tim Inafis Polri dan dokter gigi forensik.
“ Jika pemeriksaan posmortem dan pendataan antemortem ada kesamaan, berati (korban) teridentifikasi,” ucap dia.
Setiap korban yang teridentifikasi akan menjalani proses pemulasaraan korban. Organ tubuh dan jenazah korban akan dimasukkan ke peti jenazah dan diserahkan ke keluarga. Keluarga yang berada di wilayah Jakarta, kata dia, mendapatkan pengantaran jenazah secara gratis.
Tim identifikasi, kata Musyafak, akan memastikan kesamaan organ tubuh korban yang ditemukan. Tim DVI akan menyatukan organ tubuh itu seandainya memang dapat dilakukan.
“ Kalau memang bisa disatukan kita rekonstruksi. Kalau tidak, mungkin sebagian saja yang sama, yang tidak utuh, kita satukan, kita urus kita kafani kita masukkan peti,” ujar dia.
Advertisement
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal