Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Umat Islam saat ini tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan. Sebulan lamanya kita menahan diri dari makan dan minum di siang hari.
Makan dan minum adalah pembatal puasa. Selain itu ada hal lain yang perlu dihindari agar dapat meraih pahala dari puasa.
Seperti di antaranya marah, menghasut, dan lain sebagainya. Intinya, seluruh perbuatan buruk harus dihindari.
Sementara, mungkin sebagian dari kita yang suka sekali berghibah. Dia menjadikan hal buruk seseorang sebagai bahan omongan dengan orang lain.
Parahnya, ada yang melakukannya saat sedang berpuasa. Tentu sangat bertolak belakang. Lantas, bagaimana hukum ghibah itu sendiri ketika sedang berpuasa?
Ghibah merupakan salah satu perbuatan yang dilarang dalam Islam. Sayangnya, nafsu untuk berghibah seringkali dilampiaskan tanpa sadar.
Bahkan ketika sedang berpuasa, ada saja orang yang menggunjingkan orang lain. Jika di bulan lain perbuatan ini harus dijauhi, demikian pula saat Ramadan.
Syeikh Said Muhammad Ba'ayin dalam kitabnya Busyrol Karim memberikan penjelasan demikian.
" Dusta dan ghibah semestinya dijauhi terutama oleh mereka yang sedang berpuasa meskipun menjauhi dua sifat tercela itu pada substansinya memang wajib. Sekalipun keduanya terpaksa dibolehkan untuk kepentingan mendamaikan pihak bertikai atau kepentingan bercerita terkait penganiayaan yang dilakukan seseorang, maka orang yang berpuasa sebaiknya menghindari dua jalan tadi."
Dari penjelasan ini, umat Islam harus menghindari ghibah khususnya ketika sedang menjalankan puasa. Dijauhi tidak semata karena sedang puasa melainkan wajib dijauhi kapanpun dan dalam kondisi apapun.
Sedangkan terkait hukumnya, ulama menyatakan ghibah tidak membatalkan puasa. Namun demikian, ghibah dapat membuat puasa sia-sia lantaran pahalanya tidak diterima Allah.
Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitabnya Tarjihat Al Hanabilah memberikan keterangan demikian.
" Kalau saja ghibah membatalkan puasa, tidak ada yang tersisa dari puasa kita."
Hal ini seperti yang dipesankan Rasulullah Muhammad SAW dalam hadisnya yang diriwayatkan Imam Bukhari.
Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan zur (perkataan dusta), mengamalkannya, atau tindakan bodoh, maka Allah tidak butuh atas usahanya dalam menahan rasa lapar dan dahaga.
Sumber: NU Online
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media