Bukan Sopir Sembarangan, Ini Sosok Kuat Ma'ruf 'Squad' yang Ancam Bunuh Brigadir J dan Muluskan Rencana Jahat Ferdy Sambo

Reporter : Nabila Hanum
Kamis, 25 Agustus 2022 12:35
Bukan Sopir Sembarangan, Ini Sosok Kuat Ma'ruf 'Squad' yang Ancam Bunuh Brigadir J dan Muluskan Rencana Jahat Ferdy Sambo
Saking dekatnya, Kuat Ma'ruf bahkan dipercaya menyimpan informasi penting Ferdy Sambo.

Dream - Kuat Ma'ruf, merupakan satu dari lima tersangka pembunuhan Brigadir J alias Nofriansyah Yoshu Hutabarat.

Kuat ditetapkan tersangka usai terbukti menyaksikan dan terlibat dalam rencana pembunuhan Brigadir J yang diotaki Ferdy Sambo.

Kuat Ma'ruf sudah lama bekerja dengan keluarga Ferdy Sambo sebagai asisten rumah tangga (ART) dan sopir. Saking dekatnya, Kuat Ma'ruf bahkan dipercaya menyimpan informasi penting Sambo.

Baru-baru ini terungkap, Kuat Ma'ruf merupakan orang yang mengancam akan membunuh Brigadir J. Hal itu diungkap Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam.

1 dari 5 halaman

" Kami komunikasi dengan Vera (pacar Brigadir J) keterangan cukup detail salah satu intinya bahwa betul tanggal 7 malam kan kematian tanggal 8, memang tanggal 7 ada ancaman pembunuhan," kata Anam.

Mendapat informasi tersebut, Komnas HAM terus menggali, siapa yang memberikan ancaman pembunuhan tersebut. Kala itu, Vera menyebut ancaman berasal dari 'skuad'. Tapi Vera tidak tahu siapa yang dimaksud dengan 'skuad' yang mengancam Yosua.

" Siapa yang melakukan? Vera bilang oleh skuad. Skuad ini siapa, apa ADC apa penjaga, sama sama tidak tahu, saya juga tidak tahu," ujarnya.

2 dari 5 halaman

" Ujungnya nanti kita tahu bahwa skuad yang dimaksud itu adalah Kuat Ma'ruf. Si Kuat, bukan skuad penjaga ternyata," imbuhnya.

Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit mengungkapkan Kuat juga yang menghubungi Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Ridwan Rhekynellson Soplanit untuk datang ke TKP penembakan Brigadir J di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

" Salah satunya, Kasat Reskrim Polres Jaksel yang hadir pertama di TKP pukul 17.30 WIB, pada saat itu yang bersangkutan dihubungi driver saudara FS (KM)," kata Sigit dalam rapat bersama Komisi III DPR RI, Rbu 24 Agustus 2022.

3 dari 5 halaman

Sigit menyebut, polisi yang datang setelahnya adalah personel dari Biro Provos Divisi Propam Polri sekitar pukul 17.47 WIB atas perintah Ferdy Sambo. Mereka kemudian melakukan pendataan dan pengamanan barang bukti.

Sementara itu, masuk pukul 19.00 WIB, para saksi antara lain Bharada Richard Eliezer alias Bharada E, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf pun dimintai keterangan di Kantor Biro Paminal Divisi Propam Polri. Untuk pelaksanaan olah TKP baru selesai pukul 19.40 WIB.

Sigit menuturkan, Kuat Maruf sempat mau melarikan diri setelah petugas mengungkap peristiwa yang sebenarnya.

4 dari 5 halaman

" Tersangka Kuat Ma'ruf sempat mau melarikan diri. Namun, berhasil kami tangkap," ujar Sigit.

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Sarifuddin Suding, juga mengungkap keterlibatan Kuat Ma'ruf dan kasus pembunuhan Brigadir J. Menurutnya, pernyataan Kuat Ma'ruf membuat Ferdy Sambo meradang hingga tega menghabisi nyawa ajudannya sendiri.

Pada tanggal 4 Juli, kata Sudding, terjadi sebuah peristiwa di rumah itu. Menurut informasi itu, pada siang hari di tanggal itu, Putri tidur di sofa di ruang tamu. Kemudian datang Brigadir J dan akan membopong Putri ke dalam kamar.

" Melihat kejadian itu, si Kuat membentak Brigadir J agar tidak melakukannya. Lalu Brigadir J mengurungkan niatnya," kata Sudding.

5 dari 5 halaman

Pada tanggal 7 Juli pukul tujuh pagi, Ferdy Sambo balik ke Jakarta. Setelah itu, ada kejadian lagi di rumah Magelang tersebut, pada sore harinya.

" Pukul 17.30, menjelang Magrib, ini sebenarnya pemicu. Saat itu Brigadir J masuk ke dalam kamar dan Putri di lantai dua, keluar dari kamar dilihat oleh Kuat mengendap-endap lalu kemudian ditegur kenapa masuk ke kamar ibu, kemudian lari," beber Sudding.

Menurut Sudding, informasi itu menyebut terdengar Putri yang berada di dalam kamar menangis. Tangisan itu terdengar oleh Kuat dan Susi. " Lalu kemudian ingin mengonfirmasi apa yang sedang dialami oleh Putri."

Kuat, kata Sudding, lantas menyarankan Putri melaporkan kejadian itu kepada Ferdy Sambo. Sehingga pada pukul sebelas malam, Putri menelepon suaminya untuk melaporkan peristiwa pada tanggal tujuh sore itu.

Beri Komentar