Cara Pejabat Korut Cari `Uang Tambahan` di Negeri Orang

Reporter : Maulana Kautsar
Selasa, 10 Oktober 2017 08:02
Cara Pejabat Korut Cari `Uang Tambahan` di Negeri Orang
Para diplomat Korea Utara dikenal kerap menyelendupkan rokok dan minuman alkohol.

Dream - Jika kebanyakan kedutaan besar sibuk mempromosikan negara masing-masing untuk mempertebal cadangan devisa, lain halnya dengan Kedubes Korea Utara. Para diplomat Korut kerap 'berbisnis gelap' di negeri orang untuk bertahan hidup. 

Cara ini mereka lakukan karena Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Amerika Serikat menyerukan isolasi ekonomi bagi negara yang dipimpin Kim Jong Un tersebut.

Laporan The New York Times menyebut, 40 Kedubes Korea Utara telah mengoperasikan kegiatan bisnis gelap untuk bertahan hidup. Bisnis itu dijalankan sangat rapi sehingga sulit dilacak.

Kedubes Korea Utara telah menghabiskan puluhan tahun menjalankan skema penggalangan dana tunai, hampir semuanya melanggar hukum internasional.

Lima Senjata Rahasia Kim Jong Un, Dunia Harus Tahu

Diplomat dan bawahan Kedubes Korut kerap menjadi perantara senjata dan obat-obatan terlarang serta produk-produk kebutuhan sehari-hari seperti peralatan mesin dan daging sapi.

Mereka juga menyelundupkan minuman keras, rokok, mobil mewah yang bebas impor dan dapat menghasilkan untung.

" Ibu mertua saya adalah seorang duta besar," kata Marcus Noland, yang mempelajari Korea Utara dan Wakil Presiden Eksekutif Peterson Institute for International Economics. 

Kim Jong Un Akan 'Hadiahi' Kemerdekaan AS

" Dan dia mengatakan kepada saya bahwa di India, bertahun-tahun yang lalu, jika Anda ingin membeli daging sapi, Anda bisa mengetuk pintu belakang kedutaan Korea Utara di Delhi. Mereka mengelola rumah potong hewan di ruang bawah tanah," kata Noland melanjutkan.

1 dari 1 halaman

Sewakan Pengawal Pribadi

Sewakan Pengawal Pribadi © Dream

Selain menjual barang-barang ilegal, Korut dipercaya juga menyewakan pengawal pribadi bagi penguasa yang tak percaya dengan warga pribumi mereka, mengirimkan buruh ke seluruh dunia yang gajinya diambil negara, dan mengekspor rudal balistik ke negara-negara berkonflik semisal Suriah.

Diperkirakan, keuntungan Korea Utara saat menjalani bisnis 'bawah tanah' di tahun lalu mencapai US$6,5 miliar, setara Rp87,8 triliun.

Di Norwegia, Kedubes Korut diketahui berbisnis secara ilegal sejak 1976. Di tahun itu, polisi Norwegia menemukan setiap anggota Kedubes Korut berbisnis impor dan penjualan 10.000 botol alkohol dan 100.000 batang rokok.

Saat ini, sanksi telah diberikan untuk mengekang ambisi para pegawai Kedubes.

Di Polandia, 40 bisnis terdaftar di alamat Kedubes Korut di Warsawa. Beberapa bisnis yang terkuak antara lain perusahaan farmasi, biro iklan dan sebuah klub kapal pesiar.

Beri Komentar