Ilustrasi Mars (Foto: Shutterstock)
Dream - Misi antarplanet pertama Uni Emirat Arab (UEA) berhasil mencapai orbit di sekitar Mars. Pesawat antariksa yang dijuluki Hope diluncurkan pada 19 Juli 2020 di atas roket H-IIA Jepang, kemudian menghabiskan tujuh bulan menuju orbit Mars.
Pada 9 Februari, Hope membutuhkan waktu nyaris setengah jam untuk mengurangi laju dan mengerem daya pendorongnya untuk menyelinap ke orbit, demikian dikutip dari laman Space.com, Rabu 10 Februari 2021.
Kala itu, personel misi di lapangan hanya bisa menyaksikan apa yang terjadi dan berharap yang terbaik.
" Ini telah menjadi perjalanan yang luar biasa," kata ketua Badan Antariksa UEA Sarah Al Amiri, selama persiapan untuk manuver penyisipan orbital.
Dengan berhasilnya Hope tiba di orbit Mars, UEA menjadi entitas kelima yang mencapai Planet Merah, bergabung dengan NASA, Uni Soviet, Badan Antariksa Eropa, dan India.
Hope sekarang berada di orbit Mars dan akan menunggu beberapa bulan hingga menyalakan instrumennya sehingga dapat dioperasikan.
Pesawat antariksa ini akan memiliki kesempatan unik untuk mempelajari fenomena atmosfer skala besar di Mars.
Pesawat ruang angkasa Hope membawa tiga instrumen yang memungkinkan para ilmuwan mempelajari cuaca di dekat permukaan Mars dan bagaimana Mars kehilangan atmosfer-nya.
Para ilmuwan yang memimpin misi berharap data ini akan membantu mereka memahami, misalnya, bagaimana badai debu di permukaan Mars memengaruhi hilangnya atmosfer dan bagaimana sistem cuaca di seluruh semesta saling berhubungan.
UEA telah melaju ke sektor luar angkasa: Hope diluncurkan lebih dari satu dekade setelah satelit pengorbit Bumi pertama di negara itu, DubaiSat 1, melakukannya.
UEA juga mendorong eksplorasi ruang angkasa sebagai cara untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan untuk menopang ekonominya, yang sebagian besar dibangun atas hasil minyak bumi.
Sumber: space.com
Dream - Setelah Bulan, kini manusia bermimpi bisa menginjakkan kaki di permukaan Planet Mars. Bukan hanya menginjakkan kaki, tapi manusia ingin tinggal di permukaannya.
Sayangnya, tidak ada tempat yang aman yang bisa dipakai sebagai stasiun atau koloni di permukaan Planet Mars.
Ada banyak kendala yang harus dihadapi oleh para astronot yang ingin membangun koloni di permukaan Planet Merah tersebut.
Permukaan Planet Mars gersang dan kekurangan oksigen. Hujan radiasi sinar kosmik tanpa henti membuat planet tersebut sulit dihuni.
Setiap penjelajah di masa depan akan menemui kehancuran jika tetap nekad berangkat ke Planet Mars.
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) punya pengalaman puluhan tahun dalam mengangkut oksigen, makanan, dan air ke luar Bumi.
Tapi NASA tidak mampu mengatasi ancaman berupa radiasi sinar kosmik yang setiap hari menghujani Planet Mars.
Seandainya Planet Mars punya pelindung berupa perisai magnet bernama magnetosfer, maka para penjelajah akan aman hidup di permukaannya.
Bumi memiliki perisai tersebut yang akan melindungi penghuninya dari bombardir radiasi sinar kosmik yang sangat berbahaya.
Tanpa perisai tersebut, aliran sinar elektromagnetik yang konstan akan merusak sel dan DNA kita, dengan konsekuensi mengerikan bagi kesehatan kita.
Para astronot Apollo yang hanya beberapa hari saja terpapar radiasi sinar kosmik di luar magnetosfer mengalami sakit kepala, katarak dan kilatan cahaya pada mata mereka.
Begitu banyak risiko yang diterima para astronot ketika berada di luar angkasa, seperti ancaman kanker yang lebih tinggi dibandingkan di Bumi.
Namun dalam makalah terbarunya yang diterbitkan di Journal of The Washington Academy of Sciences, tim peneliti berpendapat bahwa tabung atau lorong lava di Hellas Planitia di Planet Mars mungkin menjadi hunian teraman bagi para penjelajah.
Hellas Planitia adalah kawah di permukaan Planet Mars yang terbentuk akibat tabrakan dengan meteor atau asteroid di masa lampau. Kawah semacam ini disebut kawah meteorit.
Kawah meteorit ini menawarkan beberapa keuntungan perlindungan bagi penjelajah. Penyelidikan NASA menunjukkan bahwa lingkungan radiasi paling kuat di Planet Mars ada di kutub.
Tetapi Hellas Planitia terletak lebih dekat ke garis khatulistiwa. Dan dari semua lingkungan Planet Mars, kawah meteorit merupakan salah satu permukaan yang paling rendah dengan kedalaman sekitar 7.152 meter.
Itu berarti atmosfer Planet Mars yang membahayakan manusia semakin tipis di atas kepala. Selain itu, kurang dari 50% radiasi akan mencapai lantai kawah daripada daerah yang lebih tinggi di Planet Mars.
Arah timur laut Hellas Planitia terletak Gunung Hadriacus Mons. Gunung ini terbentuk sebagai hasil dari letusan gunung berapi ketika lava masih mengalir di pedalaman Mars yang sudah lama didinginkan.
Melalui gambar yang diambil dari kendaraan luar angkasa di orbit Planet Mars, para peneliti mengidentifikasi beberapa rantai jaringan besar tabung lava dan bukti lain dari aliran lava tua yang bersembunyi di kerak Planet Mars di sekitar Hadriacus Mons.
Beberapa situs tabung lava di sekitar gunung dataran rendah ini akan menjadi tempat yang cukup menggoda untuk penjelajahan di masa depan.
Yang lebih menguntungkan lagi, tabung-tabung lava di Planet Mars ini ukurannya jauh lebih besar daripada yang ditemukan di Bumi akibat gravitasinya yang rendah.
Seperti halnya tempat berlindung buatan manusia, tabung-tabung lava ini juga akan menawarkan perlindungan dari mikrometeorit, radiasi kosmik, fluktuasi suhu, dan zat-zat berbahaya yang ikut terbawa debu di permukaan Planet Mars.
Manusia hanya perlu mengekplorasi tabung lava ini, membuatnya hangat dan menciptakan lingkungan yang bisa dihuni oleh manusia tanpa perlu was-was dengan kondisi permukaan Planet Mars.
Sumber: LiveScience.com
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN