Cerita Misteri Pemuda Tersesat Di Hutan Usai Bunuh Ular Hitam
Dream - Seperti tahun-tahun sebelumnya, tradisi keluarga Hakim setiap kali Lebaran adalah membuat hidangan lemang. Boleh dibilang, lemang adalah menu wajib bagi keluarga Hakim.
Terlebih almarhum ayahnya sebelum ini terkenal sebagai pembuat lemang paling sedap di kampung mereka yang terletak di Maran, Pahang, Malaysia.
Mengingat tahun itu keenam saudaranya bisa berkumpul untuk berlebaran di kampung, maka Idul Fitri harus dirayakan dengan meriah.
Hakim sudah berencana akan membakar lemang dalam jumlah yang agak banyak karena dia ingin saudaranya bisa membawanya pulang ke kota sebagai oleh-oleh.
" Mak, Hakim mau cari bambu lemang besok sore. Beberapa hari lagi sudah Lebaran. Adik-adik semua akan pulang kampung... mau buat lebih banyak, agar bisa dibawa balik ke Kuala Lumpur nanti.
" Hakim kan abang tertua, senang rasanya tahun ini semua dapat cuti dan berkumpul. Mesti meriah kan mak," kata pemuda 32 tahun itu kepada ibunya, Mak Lijah.
Sejak ayahnya meninggal dunia tujuh tahun lalu, Hakim mengambil keputusan untuk pulang ke kampung untuk menjaga ibunya, dan mengurus ladang kelapa sawit peninggalan almarhum.
Keesokan harinya sekitar pukul 3 sore, Hakim menunggang sepeda motor menuju ujung kampung untuk mencari bambu lemang di hutan. Karena sudah biasa dengan lingkungan kampung, Hakim pergi mencari bambu hanya seorang diri.
Sampai di pinggir hutan yang terletak di ujung kampung, Hakim memarkir sepeda motornya dan terus menyusuri belukar setinggi bahu orang dewasa. Akhirnya, dia tiba di lokasi biasa pohon bambu liar tumbuh merimbun.
Sekitar dua jam memangkas dan memotong batang bambu dalam ukuran yang sesuai, Hakim mengikat kesemuanya untuk memudahkannya membawa keluar hutan.
" Fuhhh, tak sabar rasanya bikin lemang besok. Kalau almarhum ada, beliau pasti senang," bisik Hakim dalam hati ketika melepaskan lelah usai mengikat batang bambu.
Ketika mau mengangkat batang-batang bambu itu, tiba-tiba melintas seekor ular hitam sebesar ibu jari kaki di celah daun dekat kakinya. Karena terlalu kaget, Hakim secara refleks mengayunkan parangnya untuk melindungi dirinya dari patukan ular tersebut.
" Kamu yang cari masalah... aku terpaksa bunuh kau," kata Hakim sambil menebaskan parangnya ke tubuh ular berukuran kecil tersebut.
Ketika berjalan keluar hutan menuju sepeda motornya, tiba-tiba dia melihat pohon daun palem kipas yang tumbuh merimbun. Pucuknya sangat baik jika dijadikan pembungkus ketupat.
" Tak pernah aku nampak ada pohon palem kipas selama datang ke sini. Lebih baik aku ambil semuanya sebelum orang lain yang ambil. Bisa minta emak buat ketupat juga nanti," Hakim berkata perlahan sambil parangnya memangkas daun palem kipas.
Setelah selesai, Hakim pun mengangkat hasil jerih payahnya sore itu menuju ke pinggir hutan. Namun Hakim merasa aneh karena dia seperti lewat jalan yang sama, dan tidak menemukan area pinggir hutan tempatnya memarkir sepeda motor.
Hakim hanya berdiri dengan perasaan bingung di tengah-tengah area lapang sambil mengingat jalan yang dilalui sebelumnya.
" Aku bukannya tak biasa masuk kawasan ini. Tapi kenapa kali ini aku rasa macam lain... semuanya nampak asing!" Hakim bertanya pada dirinya sendiri.
Penat bolak-balik sambil menggotong potongan bambu dan daun palem kipas, ditambah pula dengan berpuasa, Hakim akhirnya duduk di dekat pohon yang tumbang. Lebih sialnya lagi, bateri ponselnya sudah habis.
" Ya Allah... jika benar aku sedang diuji, aku mohon tunjukkan aku jalan keluar Ya Allah," keluh Hakim sambil duduk lemas bersandar pada pohon tumbang.
Sementara itu, Mak Lijah di rumah seperti kucing kehilangan anak apabila Hakim masih belum pulang biarpun sudah hampir masuk waktu berbuka puasa.
Wanita berusia 62 tahun itu makin merasa khawatir karena ponsel Hakim juga tidak bisa dihubungi sama sekali. Mak Lijah pun menghubungi tetua kampung yang dipanggilnya Imam Jalal.
" Assalamualaikum Imam Jalal, saya mau minta tolong. Hakim masih belum pulang setelah keluar cari bambu lemang dekat hutan ujung kampung Ashar tadi. Minta tolong sangat Imam ajak orang kampung cari dia," ujar Mak Lijah sambil menangis.
Selepas berbuka puasa dan solat maghrib, Imam Jalal dan beberapa penduduk pergi ke ujung kampung untuk mencari Hakim.
" Eh, ini motor Hakim. Berarti, dia masih ada di dalam. Pasti tersesat atau dia mengalami cedera," kata seorang penduduk kampung.
Usai mengumandangkan azan, Imam Jalal dan penduduk kampung memasuki hutan sambil ditemani cahaya lampu senter. Tiba-tiba di kawasan pohon tumbang, Imam Jalal memberi isyarat kepada warga untuk berhenti.
Sekali lagi Imam Jalal mengumandangkan azan. Tiba-tiba penduduk kampung melihat Hakim tengah bersandar pada pohon tumbang dalam kondisi tubuh lemas.
" Imam, itu Hakim! Ya Allah, kondisinya sangat lemah nih," kata mereka.
Dengan bantuan penduduk kampung, Hakim berhasil keluar dari hutan, dan langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Setelah dua hari, Hakim akhirnya diperbolehkan pulang sehari sebelum Lebaran.
" Hakim minta maaf tak bisa buat lemang untuk kalian semua Lebaran ini," kata Hakim kepada adik-adiknya yang pulang ke kampung setelah mendapat kabar mengenainya.
" Tak apalah bang Hakim... yang penting abang selamat, itu sudah membuat kami gembira," kata Mira, adik keduanya dengan saudara lainnya turut mengangguk.
" Mak, Hakim minta maaf bikin mak khawatir. Apa yang terjadi selama kehilangan Hakim, mungkin ada hikmahnya. Mungkin Allah tegur Hakim supaya jangan tamak. Sebab Hakim ambil semua daun palem kipas yang Hakim temukan saat mau keluar hutan," kata Hakim.
Mendengar cerita putranya itu, Mak Lijah justru merasa aneh. Karena waktu menyelamatkan Hakim, penduduk kampung hanya melihat potongan bambu saja.
" Daun palem kipas? Tidak ada ikatan daun palem kipas. Mereka hanya bawa batang bambu saat tolong kamu," kata Mak Lijah.
Baik Hakim dan Mak Lijah kemudian hanya bisa memandang antara satu sama lain dengan penuh keheranan. Namun Mak Lijah kemudian berusaha menenangkan putranya itu.
" Imam Jalal bilang, mungkin kamu ada buat sesuatu hingga ada yang marah. Sebab itu 'dia' bikin kamu tersesat. Tak apalah Hakim, tak usah masuk hutan lagi. Mak tak izinkan lagi... bikin mak khawatir nak" kata Mak Lijah lagi.
Mendengar kata-kata ibunya, Hakim langsung teringat pada ular hitam yang dibunuhnya tanpa sengaja. Namun dia tidak menceritakan kejadian itu kepada ibunya.
Cukuplah apa yang dialami setahun yang lalu itu memberinya pelajaran berharga yang takkan dilupakan seumur hidupnya.
Sumber: mStar
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN