Cerita Rusdi Aremania yang Trauma Tragedi Kanjuruhan Tewaskan Tiga Temannya, Tak Pernah Pulang dan Menetap di Stadion

Reporter : Okti Nur Alifia
Jumat, 14 Oktober 2022 09:00
Cerita Rusdi Aremania yang Trauma Tragedi Kanjuruhan Tewaskan Tiga Temannya, Tak Pernah Pulang dan Menetap di Stadion
Remaja 17 tahun ini tak berani pulang lantaran dihantui rasa takut.

Dream - Seorang Aremania asal Probolinggo, M. Rusdi, yang menyaksikan tragedi Kanjuruhan.  Mengalami trauma hingga tak pulang ke rumah sejak terjadinya peristiwa itu, 1 Okober 2022.

Terhitung sudah 12 hari dia berada di sekitar Stadion Kanjuruhan. Kisahnya menjadi viral setelah ceritanya datang dari penjual kopi yang menyaksikannya tak pulang. Diketahui tiga temannya dari Probolinggo menjadi korban meninggal dunia.

Remaja 17 tahun ini tak berani pulang lantaran dihantui rasa takut. Dia merasa bersalah kepada keluarga teman-temannya yang kini sudah tiada. Alasan lainnya, dia merupakan yatim piatu.

Kondisi Rusdi sampai membuat asisten pelatih Arema FC, Kuncoro didampingi dua pemain yaitu Kapten Tim Arema FC Ahmad Alfarizi dan pemain Arema FC Jayus Hariono datang menemuinya. Mereka menemui pemuda itu di sebuah warung yang berada di depan Stadion Kanjuruhan, pada Kamis, 13 Oktober 2022.

1 dari 3 halaman

Rusdi sempat berniat untuk pulang ke Probolinggo yang jaraknya sekitar 3 jam. Namun ketika sudah tiba di terminal Arjosari, Kota Malang, rasa takut membuatnya kembali ke Stadion Kanjuruhan.

“ Saya berangkat bersama dengan teman-teman melihat Arema. Tapi semua teman saya sudah tidak ada. Jadi tidak berani pulang ke Probolinggo. Selama di sini, tidurnya dibawah patung (monumen Singa),” katanya bercerita, dikutip dari Bola.com.

rusdi dan kapten tim arema fc

" Baru dua hari ini saya dengar tentang anak ini. Karena viral di Tiktok. Setelah ditemukan teman-teman (pedagang dan petugas Stadion Kanjuruhan) di sekitar stadion, dia sempat hilang lagi. Akhirnya sejak semalam diikuti dan kami bisa bertemu tadi," kata asisten pelatih Arema FC Kuncoro.

2 dari 3 halaman

Diberi Santunan

Rusdi menyambut baik kedatangan tiga orang perwakilan Arema FC itu. Ketika ditemui, Rusdi terlihat lebih rapi karena membersihkan badannya dulu. Dia memakai jersey pemberian sang kapten Arema, Alfarizi. 

Selain memberikan dukungan moral untuk mengurangi trauma Rusdi, mereka juga memberikan santunan.

rusdi dan pemain arema fc

" Intinya, saya pernah merasakan kehilangan anak. Merasakan juga tidak punya orang tua. Karena kondisi itu kami terpanggil untuk menemuinya,” lanjut Kuncoro.

3 dari 3 halaman

Akan Dimasukkan ke Ponpes

Remaja ini tak banyak bicara, karena dia tak mengeri bahasa Jawa yang digunakan orang Malang. Namun senyumnya menjadi tanda bahwa suasana hatinya sudah lebih baik.

“ Ada rencana memasukkannya ke pondok pesantren di Gondanglegi, Kabupaten Malang (Rejo Darul Mustofa). Pondok Pesantren itu sangat peduli dengan Aremania,” imbuh Kuncoro.

“ Senang bisa bertemu pemain Arema. Terimakasih dikasih sepatu, baju, celana, tas, sandal,” ujar Rusdi.

Beri Komentar