Kisah Heroik Pelari Merangkak Sampai Garis Finis

Reporter : Syahid Latif
Rabu, 18 Februari 2015 10:15
Kisah Heroik Pelari Merangkak Sampai Garis Finis
Badannya sudah letih, berontak untuk terus berlari. Namun semangat tak pada. Meski harus merangkak, pelari ini menyelesaikan lomba marathon itu.

Dream - Mengalahkan semua keletihan yang sudah mendera tubuhnya, semangat pelari Kenya tak putus. Meski harus merangkak, Hyvon Ngetich bertekad menyelesaikan lomba lari marathon.

Kisah nyata yang sulit dipercaya ini benar-benar terjadi. Di ajang 2015 Austin Marathon and Half Maratho Sunday, bukti semangat itu tersiar.

Mengutip laman Dailymail, Rabu, 18 Februari 2015, Hyvon Ngetich, pelari Kenya berusia 29 tahun tengah berada di jajaran terdepan. Menempuh jarak 23 mile, Ngetich tampak perkasa bersama para pelari top wanita lainnya.

Kemenangan seolah sudah berada di pelupuk matanya. Namun kelelahan mulai menyerang. Bayang-bayang kabur mulai dialami Ngetich.

Sekejap, garis finis semakin dekat. Seluruh tubuh Ngetich mulai berontak, tak sanggup melanjutkan larinya. Namun Ngetich belum siap menyerah.

Tak sanggup lagi berlari, Ngetich sempat kolaps. Lututnya telah menyentuh jalan beraspal. Dengan tenaga tersisa, Ngetich memutuskan terus berlari. Meski dengan lutut yang harus menopang badannya.

Melihat keadaannya, tim medis berlari menghampiri Ngetich. Membawa kursi roda, Ngetich menampik bantuan tim paramedis.

Tatapan ratusan mata melihat kejadian tersebut. Di jalan Congress Avenue, Ngetich terus merangkak. Tim paramedis terus berjaga, mengawai setiap langkah yang dijejakannya.

Satu orang saja menawarkan bantuan pada Ngetich, panitia akan mendiskualifikasinya.

Pada satu titik, Ngetich meminta berhenti. Ketika badannya mulai mengumpulkan tenaganya, pelarin Hanna Steffan melaluinya. Posisi kedua Ngetich pun direbutnya.

" Kamu berlari dengan berani, merangkak paling berani yang pernah saya lihat sepanjang hidup. Kamu berhak mendapatkan penghargaan dan saya memutuskan untuk menyesuaikan hadiah yang kamu terima, sama dengan nilai yang diterima jika menjadi juara kedua," kata pelaksana perlombaan, John Conley kepada Ngetich.

Dengan merangkak jelang garis finis Ngetich mencatat waktu lari dalam ajang marathon ini selama 2 jam 34 menit 42 detik.

" Untuk dia kilometer terakhir, saya tidak ingat. Garis finis.... saya tidak punya gambaran sama sekali," ujar Ngetich.

Dia mengatakan, salah satu yang membulatkan tekadnya untuk mengakhiri lomba tersebut adalah teriakan seorang penonton yang mengatakan dirinya tinggal sedikit lagi menyentuh garis finis. (Ism) 

Beri Komentar