Co-Pilot Harvino Seharusnya Tidak Boleh Terbang

Reporter : Ahmad Baiquni
Selasa, 30 Oktober 2018 12:12
Co-Pilot Harvino Seharusnya Tidak Boleh Terbang
Salah satu keluarga Harvino mengatakan co-pilot itu sebenarnya sedang sakit gigi.

Dream - Jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 memunculkan kepiluan yang mendalam. Terlebih kepada keluarga korban. Insiden itu  menimbulkan keterkejutan luar biasa.

Seperti dituturkan Vini Wulandari, 36 tahun, yang merupakan adik dari co-pilot JT 610, Harvino. Dia merasa tidak percaya kakaknya kini sudah tidak ada lagi.

Vini bercerita, dua hari sebelum kejadian dia mendapat informasi Harvino sakit gigi. Waktu itu, kata dia, Harvino sedang tidak terbang.

Tetapi, Vini dibuat kaget oleh berita jatuhnya JT 610. Yang lebih membuatnya tercengang, Harvino ada di pesawat itu.

" Makanya saya kaget, pertama yang kasih tahu itu teman saya di Surabaya," ujar Vini, dikutip dari merdeka.com, Selasa 30 Oktober 2018.

Begitu mendapat kabar, Vini langsung menghubungi kantor Lion Air namun tidak ada balasan. Dia lalu berusaha mengontak sang kakak, tetap saja tidak ada jawaban.

" Terus saya telepon istrinya juga enggak tahu, tapi dia bilang memang ada terbang, dari situ merasa perasaan jadi enggak enak," kata Vini.

 

 

1 dari 3 halaman

Harvino Sakit Gigi

Menurut Vini, sang kakak sedang sakit gigi sehingga tidak bisa terbang. Salah satu gigi kakaknya berlubang.

" Kan enggak boleh (terbang) kalau lagi sakit gigi," kata dia.

Tetapi, Vini diberitahu istri Harvino, sebelumnya sang kakak juga terbang. Padahal, kondisi fisiknya tidak begitu bagus.

" Kemarinnya dari Malang, benar memang rutenya Pangkal Pinang, dia jalan pagi naik jemputan dari rumah," kata Vini.

Lebih lanjut, Vini mengatakan, Harvino baru empat tahun menjadi co-pilot di Lion Air. Sebelumnya, Harvino adalah petugas Air Traffic Controller (ATC) di Angkara Pura.

" Keluarga kami ini memang di Bandara, dulu ayah saya juga di AP I Semarang, Vino memang bercita-cita banget menjadi pilot. Saya berdoa yang terbaik buat kakak saya. Saya masih berharap ada mukjizat," ucap dia.

(ism, Sumber: Merdeka.com/Kirom)

2 dari 3 halaman

3 Polisi Turut Jadi Korban Lion Air JT 610

Dream - Pesawat Lion Air JT 610 yang mengangkut 189 orang jatuh di kawasan perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin pagi, 29 Oktober 2018. Terdapat tiga orang personil kepolisian turut dalam penerbangan nahas tersebut.

Kabar ini dibenarkan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo. Menurut Dedi, ketiganya berdinas di lingkungan Polda Bangka Belitung.

" Informasi dari protokol bandara, yang termasuk dalam penumpang oti adalah beberapa orang personel dari Polda Bangka Belitung," ujar Dedi.

Ketiga polisi tersebut yaitu Inspektorat Bidang Pembinaan (Irbidbin) Itwasda Polda Bangka Belitung, AKBP Sekar Maulana, Kabag Pal Ro Sarpras, AKBP Mito, dan anggota Kasi Propam Polsek Gerunggang, Polres Pangkal Pinang, Bripka Ragga Adi Prana.

Dedi menyampaikan Polri menyampaikan belasungkawa atas insiden jatuhnya Lion Air JT 610.

Sebelumnya, JT 610 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pangkalpinang pada Senin pukul 06.20 WIB. 13 menit kemudian, tepatnya pukul 06.33 WIB, pesawat hilang kontak di kawasan perairan Karawang.

Sejumlah nelayan sempat menyaksikan proses jatuhnya pesawat. Basarnas bersama tim gabungan terus melakukan pencarian dan evakuasi para korban.

      View this post on Instagram

POLRI BERDUKA, 3 PERSONELNYA JADI KORBAN PESAWAT LION AIR JT-610 . Kepolisian Negara Republik Indonesia mengucapkan belasungkawa atas insiden jatuhnya Pesawat Lion Air JT-610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10). Sementara itu, diketahui terdapat tiga orang personel Polri yang berada didalam pesawat nahas tersebut. . " Informasi dari protokol bandara, yang termasuk dalam penumpang tersebut adalah beberapa orang personel dari Polda Bangka Belitung, yakni Inspektorat Bidang Pembinaan (Irbidbin) Itwasda Polda Bangka Belitung, AKBP Sekar maulana, AKBP Mito, Kabag Pal Ro Sarpras dan Bripka Ragga Adi Prana, anggota kasi Propam Polek Gerunggang, Polres Pangkal Pinang," ujar Karo Penmas Divhumas Polri. . . #informasipolri #sobatpolri #polripromoter #thebestpol @multimedia.humaspolri

A post shared by DIVISI HUMAS POLRI (@divisihumaspolri) on

3 dari 3 halaman

Pengakuan Mengerikan Penumpang Lion Air Saat Masih di Denpasar

Dream - Presentar program Katakan Putus Trans TV, Conchita Caroline, terkejut usai mendengar kabar pesawat Lion Air JT 610 jatuh tadi pagi di Tanjung Karawang, Jawa Barat. 

Conchita mengaku baru semalam menaiki pesawat yang diduga pesawat yang sama saat naik dari Denpasar menuju Jakarta. Dia pun menceritakan lewat instagram storiesnya. Membeberkan pengalaman mengerikan itu. 

" Turut berduka cita atas musibah yang menimpa penumpang serta awak kabin Lion Air JT610. Cukup bikin gue shock karena itu pesawat yang gue & tim @katakanputus_ttv tumpangi dari Denpasar ke Jakarta TADI MALAM," ujar Conchita bercerita.

Kata dara cantik itu, pesawat yang dia tumpangi seharusnya terbang dari Denpasar pukul 18.15 WIT namun entah ada masalah apa, penerbangan ditunda satu jam lebih menjadi pukul 19.30 WIT.

      View this post on Instagram

A post shared by Conchita Caroline (@conchizzlin) on

" Itupun lama nggak take off, mesin beberapa kali mati & AC-pun mati. Sempet keluar parkiran & bergerak menuju runway tapi karena ada " kesalahan tekhnis" yang ngga sedikitpun dijelasin ke penumpang, akhirnya pesawat kembali ke parkiran," ujarnya.

Presenter Katakan Putus Conchita Caroline Saat Naik Lion Air JT610

Conchita melanjutkan ceritanya selama pesawat delay. Kemudian pesawat parkir selama kurang lebih setengah jam dengan kondisi banyak orang dan anak kecil kekurangan oksigen (ada yang muntah), karena panasnya di dalam pesawat (AC tidak berfungsi), kemudian deru mesin terdengar berbeda dan lantai pesawat terasa panas.

" Entah pengaruh mesin atau apa, tanpa ada penjelasan dari awak kabin apa sebenarnya yang lagi dihadapai" .

Penumpang banyak yang protes dan memaksa pintu dibuka. Barulah awak kabin mengizinkan sebagai penumpang keluar. " Gue termasuk beberapa orang terakhir yang keluar karena awalnya gue masih yakin masalah bisa diselesaikan," ujarnya.

Namun, masih kata Conchita, 15 menit berselang tidak ada penjelasan dari pihak maskapai (Lion Air). Sementara suhu dalam pesawat makin meningkat. Conchita pun tak tahan untuk tetap duduk di bangku penumpang.

Kata Bos Lion Air

Cerita mengerikan Conchita itu tak dibantah CEO Lion Air, Edward Sirait. Edward mengakui sempat muncul laporan masalah teknis pesawat nahas itu saat masih di Denpasar. Tetapi, Edward menilai hal ini merupakan masalah umum yang kerap terjadi di sejumlah pesawat. 

" Memang ada laporan masalah teknis," ujar Edward di Cengkareng, Banten, Senin 29 Oktober 2018.  Masalah itu, kata Edward, telah ditangani sesuai dengan petunjuk dari pabrikan pesawat.

Edward memastikan pesawat telah ditangani dengan baik. Tim teknisi di darat segera bertugas begitu mendapat laporan adanya masalah teknis dari awak.

" Ketika dia mendarat, begitu ada laporan dari awak langsung kita tangani," ucap Edward.

Setelah menjalani pemeriksaan di darat, kata Edward, tim menyatakan pesawat layak terbang. Dia pun memastikan seluruh kru bekerja sesuai prosedur. " Saya yakin semua bekerja sesuai prosedur," ucap Edward.

Menurut situs Flightware.com, Lion Air PK-LQP itu melayani penerbangan Denpasar-Jakarta pada 28 Oktober 2018.

Lalu, apa penuturan mengerikan Conchita lainnya? 

Beri Komentar