Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Dream - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menarik rem darurat menanggapi kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi. DKI Jakarta mengalami lonjakan kasus Covid-19 sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Keputusan itu dituangkan dalam Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 769 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro. Melalui Kepgub ini, Anies menyatakan pengetatan dijalankan kembali mulai 22 Juni 2021 hingga 14 hari ke depan yaitu sampai 5 Juli 2021.
" Menetapkan Perpanjangan Pemberlakun Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro selama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal 22 Juni 2021 sampai dengan tanggal 5 Juli 2021," demikian bunyi keputusan tersebut.
Keputusan ini berlaku untuk seluruh wilayah DKI Jakarta tanpa terkecuali. Juga mencakup jam operasional pusat perbelanjaan dan restoran.
Kegiatan makan di restoran, kafe dan warung makan dibolehkan. Tetapi, operasional tempat makan dibatasi hingga pukul 20.00 WIB dari sebelumnya pukul 21.00 WIB.
Kapasitas ruangan di dalam tempat makan dibatasi maksimal 25 persen dari total pengunjung yang bisa ditampung. Sedangkan layanan take away (bawa pulang) atau delivery (pesan antar) dibolehkan selama 24 jam dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat.
Untuk mal dan pusat perbelanjaan, jam operasional dibatasi hingga pukul 20.00 WIB. Sedangkan untuk pengunjung di dalam pusat perbelanjaan dibatasi maksimal 25 persen dari kapasitas.
Selain itu, kegiatan ibadah diminta dilakukan di rumah pribadi tanpa terkecuali. Sedangkan kegiatan belajar mengajar tidak diizinkan secara tatap muka dan diganti dengan online.
" Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara daring (online)," bunyi keputusan tersebut, dikutip dari Merdeka.com.
Dream - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, akan menghibahkan sebanyak 55 juta dosis vaksin Covid-19 dari 80 juta dosis yang dialokasikan hingga akhir bulan ini. Vaksin tersebut dikirimkan ke seluruh penjuru dunia, terutama negara-negara miskin dan berkembang untuk membantu mengatasi pandemi.
Biden mengalokasikan total 80 juta vaksin Covid-19 yang akan dibagikan baik di dalam maupun luar negeri. Gedung Putih menyatakan sebanyak 75 persen dari total dosis yang dialokasikan akan dibagi ke seluruh dunia melalui program vaksinasi global Covid-19 Vaccines Global Access atau COVAX.
Sedangkan 25 persen sisanya akan langsung dibagikan di negara-negara bagian yang membutuhkan. Awal bulan ini, Gedung Putih mengumumkan rencana distribusi pertama sebanyak 25 juta dosis.
" Tujuan kami adalah meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19 global, membuat persiapan menghadapi lonjakan dan memprioritaskan tenaga kesehatan dan masyarakat rentan berdasarkan data kesehatan masyarakat, menjalankan langkah terbaik, dan membantu tetangga kita serta negara lain yang membutuhkan," demikian pernyataan Gedung Putih.
Sekitar 41 juta dosis di tahap kedua dari 55 juta dosis ini akan dibagikan melalui COVAX. Dari dosis COVAX tersebut, sekitar 14 juta akan didistribusikan di Amerika Latin dan Karibia, khususnya ke Brasil, Argentina, Kolombia, Peru, Ekuador, Paraguay, Bolivia, Uruguay, Guatemala, El Salvador, Honduras, Haiti, dan Komunitas Karibia lainnya ( CARICOM), Republik Dominika, Panama, dan Kosta Rika.
Sekitar 16 juta dosis alokasi COVAX akan didistribusikan di Asia. Sejumlah negara yang akan menerima alokasi vaksin ini yaitu India, Nepal, Bangladesh, Pakistan, Sri Lanka, Afghanistan, Maladewa, Bhutan, Filipina, Vietnam, Indonesia, Thailand, Malaysia, Laos, Papua Nugini, Taiwan, Kamboja dan Kepulauan Pasifik.
Sebanyak 10 juta dosis COVAX akan diberikan ke negara-negara di Afrika. Negara penerima akan dipilih melalui koordinasi dengan Uni Afrika.
Sekitar 14 juta, atau 25 persen dari 55 juta dosis vaksin akan dikirim langsung ke Kolombia, Argentina, Haiti, negara CARICOM lainnya, Republik Dominika, Kosta Rika, Panama, Afghanistan, Bangladesh, Pakistan, Filipina, Vietnam, Indonesia, Afrika Selatan , Nigeria, Kenya, Ghana, Cabo Verde, Mesir, Yordania, Irak, Yaman, Tunisia, Oman, Tepi Barat dan Gaza, Ukraina, Kosovo, Georgia, Moldova, dan Bosnia.
Gedung Putih tidak memberikan angka pasti berapa dosis yang akan dikirim ke masing-masing negara, hanya perkiraan untuk wilayah secara umum.
Vaksin yang akan dikirimkan terdiri dari Moderna, Pfizer, dan Johnson & Johnson. AstraZeneca tidak dimasukkan dalam daftar vaksin hibah AS belum mendapat persetujuan dari regulator obat federal.
Gedung Putih tidak lagi berkomitmen untuk memiliki 80 juta dosis yang didistribusikan pada akhir Juni. Hal ini sempat menjadi target yang disampaikan dalam pernyataan Gedung Putih sebelumnya.
" Pengiriman akan dilakukan segera setelah negara-negara siap menerima dosis dan kami bekerja melalui logistik yang kompleks dengan mereka," kata salah satu pejabat di Gedung Putih, dilaporkan CNN.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN