Curhat Wanita Jalani Kawin Paksa. (Foto: Ilustrasi/Google Image)
Dream - Pernikahan merupakan proses penyatuan dua hati dan jiwa yang saling mencintai dan menyayangi dengan tulus dan ikhlas.
Dalam pernikahan tidak boleh ada paksaan yang nanti bisa menjadi bumerang bagi kehidupan rumah tangga kedua mempelai.
Namun justru itulah yang dialami seorang wanita China yang viral setelah pernikahannya mengalami kehancuran yang dramatis.
Wanita bermarga Yan dari Provinsi Guizhou itu membagikan kisah pernikahan menyedihkan yang dialaminya di media sosial.
Yan yang masih berusia 20 tahun mengaku dirinya sebenarnya tidak cinta dengan suaminya. Dia mau menikah dengannya hanya untuk memuaskan keinginan orangtuanya.
Hati dan perasaan Yan sangat tidak nyaman di hari pernikahannya. Meski mengenakan gaun pengantin, Yan benar-benar tidak bahagia.
Dia tidak tersenyum sama sekali. Yan bahkan memalingkan muka dari kamera dan tampak terus meneteskan air mata di hari pernikahannya.
Yan mengatakan dia tidak ingin menikah tetapi dia merasa harus memenuhi harapan orangtuanya dan adat yang berlaku di lingkungannya.
" Orang tua saya semakin tua, begitu juga saya. Para kerabat selalu mendesak saya. Sementara para tetangga bergosip tentang saya," kata Yan.
Yan terpaksa mencari seorang suami untuk mengakhiri tekanan dari orangtua, kerabat dan cibiran para tetangga.
Setelah bertemu dengan seorang pria melalui aplikasi kencan online, Yan memutuskan untuk menikah dengannya meskipun merasa acuh tak acuh terhadapnya.
" Menikah adalah untuk membuat orangtua saya merasa lega. Saya merasa bahwa saya tidak memiliki masa depan untuk diri saya sendiri," ujar Yan.
Kisah Yan menjadi trending online secara luas di China, dengan lebih dari 11.000 komentar di aplikasi video Douyin.
Sebagian netizen mengatakan Yan tidak akan bahagia dalam pernikahannya, sementara yang lain berharap dia akan bahagia.
" Perkawinan paksa itu menyakitkan."
" Saya lebih suka mengasihani orang lain daripada diri saya sendiri. Hidup ini singkat. Mengapa dia mengorbankan dirinya untuk membuat orang lain bahagia?"
" Dia terlihat sangat sedih, tetapi apakah dia akan menyakiti suaminya jika dia tidak bisa mencintainya?"
" Saya berharap suaminya adalah pria yang baik, dan mereka dapat membangun cinta dalam pernikahan mereka."
Di China, pola pikir sebagian besar generasi tua mereka masih kolot meski negara tersebut sudah sangat maju ekonominya.
Masih banyak para orangtua yang memaksa putri atau putra mereka untuk menikah dengan pria atau wanita pilihan mereka.
Ada juga yang memaksa anak-anak mereka untuk mencari pasangan menggunakan aplikasi kencan online seperti yang dilakukan Yan.
Dalam survei resmi yang dirilis pada tahun 2016, Henan, Sichuan, dan Shandong adalah provinsi dengan kasus kawin paksa terbanyak di China.
Sementara data sensus tahun 2021 yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional China mengungkapkan bahwa rasio gender negara tersebut tetap miring – 723 juta laki-laki dibandingkan dengan 689 juta perempuan.
Di tahun yang sama, dalam rentang usia perkawinan tradisional 20 hingga 40 tahun, terdapat 20 juta lebih banyak laki-laki daripada perempuan.
Sumber: SCMP
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur