Islam memerintahkan umatnya untuk melakukan muhasabah diri atau introspeksi diri.
Islam memerintahkan umatnya untuk melakukan muhasabah diri atau introspeksi diri.
Dream - Bulan Desember menandakan akhir tahun yang artinya sebentar lagi akan terjadi pergantian tahun. Sebagian besar orang menyambutnya dengan penuh suka cita.
Namun, daripada menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, alangkah lebih baik jika melakukan muhasabah diri menjelang pergantian tahun.
Muhasabah diri adalah introspeksi diri. Di mana melakukan evaluasi dan koreksi tentang diri sendiri. Misalnya saja segala perbuatan yang telah kita lakukan selama ini.
Islam pun juga memerintahkan umatnya untuk melakukan muhasabah diri. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk muhasabah diri sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.
Muhasabah atau instrospeksi diri telah diperintahkan Allah SWT melalui Al-Quran. Di mana umat Islam ditegaskan untuk memerhatikan apa yang telah diperbuat.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hasyr ayat 18 yang artinya sebagai berikut:
" Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)
Lalu, dalam kitab Ihya 'Ulumuddin oleh Imam al-Ghazali, Rasulullah saw bersabda:
" Seorang hamba tidak bisa disebut (golongan) orang yang bertakwa hingga ia bisa mengoreksi dirinya."
Dalam kitab Ihya 'Ulumuddin Juz 3 dijelaskan, barangsiapa yang ingin mengetahui aib dirinya, maka lakukanlah cara berikut ini.
Cara yang pertama adalah dengan duduk di hadapan seorang guru yang mengetahui tentang kekurangan dalam diri kita. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab tersebut:
" Pertama, dia harus duduk di hadapan seorang guru yang diberi kemampuan oleh Allah bisa mengetahui kekurangan dalam diri manusia dan memahami penyakit jiwa yang terselip dalam diri manusia
(setelah dia mendengar dawuh gurunya), dia harus menghakimi dirinya dan mengikuti petunjuk gurunya."
Lalu, carilah teman dekat atau sahabat yang jujur untuk bisa mengingatkan akan kesalahan dalam diri kita. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab tersebut:
" Kedua, mencari sahabat yang jujur, teliti, patuh kepada agama, maka dia harus mengangkat sahabatnya tersebut sebagai " kamera pengintai" yang setia mengintai tingkah lakunya dan siap menegurnya bila salah."
Kemudian, hendaknya kita bisa memetik pelajaran dari apa yang diucapkan musuh tentang diri kita. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab tersebut:
" Mengambil pelajaran dalam memperbaiki diri dari lisan atau perkataan musuhnya (orang yang membencinya). Karena pandangan yang didasari kebencian dari musuh akan membuka kejelekan seseorang."
Cara berikutnya adalah banyak bergaul dengan orang lain agar bisa melihat kekurangan dalam diri kita. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab berikut:
" Harus banyak bergaul dengan orang lain, manakala dia melihat kekurangan (perbuatan tercela) dari orang lain maka segera dia introspeksi diri dan menyesuaikan (menisbatkan) perbuatan orang lain tersebut dengan perbuatan dirinya,
(sehingga dia tidak melakukan perbuatan buruk seperti yang telah dilakukan orang lain), karena sesungguhnya orang mukmin itu adalah cermin bagi orang mukmin yang lain."
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN