Foto: World Of Buzz
Dream - Sejumlah daerah di Indonesia, Malaysia, dan Singapura sedang diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan.
Kabut asap yang kian parah tentunya berdampak buruk bagi kesehatan pernapasan. Tak sedikit warga yang jatuh sakit karena menghirup asap tebal.
Warga pun diimbau mengenakan amsker saat keluar rumah agar tidak menghirup partikel asap yang berbahaya.
Tetapi, bagaimana jadinya jika kepepet harus keluar rumah, namun tak ada masker yang tersisa?
Dikutip dari laman World of Buzz, seorang warga Malaysia menemukan cara unik untuk mengatasi hal itu. Caranya pun sontak viral di dunia maya.
Bagaimana tidak, alih-alih menggunakan kain untuk mengganti masker, pria ini dengan santainya malah menggunakan bra.
Terlihat dari foto yang viral di media sosial, pria itu menutupi separuh wajahnya dengan satu sisi bra.
Bra terlihat melekat pada helm pria sementara bagian tengah diikat dengan aman dengan tali helm.
Foto itu beredar luas di WhatsApp dengan keterangan yang terdengar buruk,
" Kabutnya buruk. Jaga keamanan teman-teman! Ingatlah untuk memakai pelindung."
Beredarnya foto ini berhasil membuat banyak orang tertawa terbahak. Meski begitu, kita harus lebih waspada dan selalu menggunakan masker pelindung selama bahaya asap masih menyelimuti kota.
Dan masker yang paling efektif melawan kabut asap dikenal sebagai N95.
Tipe masker ini menutup dengan baik area mulut dan hidung, tapi tetap tidak terlalu menyulitkan untuk bernafas.
Dream - Provinsi Riau sedang disorot karena dibekap kabut asap. Namun di tengah selimut asap yang kian tebal, sejumlah pejabat justru tak ada di tempat. Mereka melakukan perjalanan dinas luar daerah.
Gubernur Riau, Syamsuar, sempat melakukan perjalanan dinas ke Thailand. Setelah sang gubernur, kini giliran Wali Kota Pekanbaru, Firdaus, pergi ke Kanada.
Firdaus tidak ada saat warga Pekanbaru butuh tenaga dan pikirannya untuk mengatasi masalah kabut asap. Firdaus sebelumnya juga tidak hadir ketika Pekanbaru merayakan puncak ulang tahun.
Kabag Humas Pemko Pekanbaru, Masirba Sulaiman, mengatakan, Firdaus berangkat pada Minggu pagi, 15 September 2019. Menurut dia, keberangkatan Firdaus mendapat restu dari Sekretariat Negara dan Presiden Joko Widodo.
Firdaus berangkat ke Kanada untuk menjadi delegasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Asean Waste Mission.
Firdaus disebut akan memaparkan makalah di forum itu. " Makanya tidak bisa diwakilkan karena ini forum ASEAN. Yang diundang juga wali kota," kata Masirba, dikutip dari , Selasa 17 September 2019.
Masirba menambahkan, Firdaus akan menjalani lawatan hingga 20 September. " Kalau tidak terjadi perubahan kualitas udara saat ini, mungkin bapak tidak akan pergi," ucap dia.
Dream - Asap akibat kebakaran hutan masih menyelimuti wilayah Sumatera dan Kalimantan. Akibat kondisi ini, banyak warga mengeluhkan gangguan pernapasan dan sesak napas.
Untuk mengurangi dampak asap, Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Ahmad Yurianto meminta masyarakat menggunakan teknologi tepat guna berbahan dasar kain dakron yang dibasahi.
Teknologi ini dikembangkan dari kerja sama Kemenkes dengan Institut Teknologi Bandung (ITS).
" Setelah diuji coba di beberapa sekolah dan dilakukan pengukuran ISPU (Indeks Standard Pencemaran Udara) di dalam dan di luar kelas, ternyata udara lebih baik di dalam kelas karena terpasang kain dakron," ujar Yuriarto, dilaporkan , Rabu, 18 September 2019.
Yuri mengatakan teknologi tepat guna lainnya yaitu oksigen konsentrator. Tim Pusat Krisis Kesehatan sempat memantau Puskesmas Pulang Pisau, Kalimantan Tengah yang bermasalah karena kabut asap yang begitu pekat.
" Kita datangi, kita beri oksigen konsentrator kemudian Puskesmasnya kita tutup pakai kain dakron. Tim Pusat Krisis Kesehatan akan mengecek lagi ke sana," ucap Yuri.
Rencananya oksigen konsentrator ini akan digunakan Puskesmas.
Yuriarto mengatakan, dampak kebakaran hutan (karhutla) tidak boleh dipandang sebelah mata. Sebab, pada 2015, dampak kebakaran hutan menewaskan seorang anak. Peristiwa itu karena gastroenteritis dan dehidrasi berat serta kurangnya tersedianya air bersih.
" Saat itu sebenarnya episode yang diawali kekeringan dan sulit dapat air bersih sehingga yang muncul gastroenteritis. Terlambat melakukan rujukan karena memang warga takut asap di luar," ucap dia
Dream - Gelaran balap jet darat, Formula 1 (F1), yang bakal dihelat di Singapura, 20 hingga 22 September 2019, terancam karena kabut asap. Penyelenggara Grand Prix Singapura, sedang menyiapkan rencana darurat jika kabut asap dari Indonesia terus memburuk.
" Rencana itu dirumuskan dan disempurnakan dengan pemegang saham, badan pemerintah dan komunitas Formula Satu," demikian pernyataan penyelenggara F1, Marina Bay Organizer, kepada Fi.com, Rabu 18 September 2019.
Kabut asap akan menyebabkan jarak pandang di arena balap tertanggu. Selain itu kondisi kesehatan juga menjadi faktor lain yang disorot.
" GP Singapura akan bekerja sama dengan agen terkait sebelum membuat keputusan kolektif apa pun terkait peristiwa tersebut," kata penyelenggara.
Saat ini, penyelenggara balapan F1 Singapura terus mencermati tingkat racun kabut asap yang menyelimuti kota itu dalam sepekan terakhir.
Seperti diketahui, kebakaran hutan dan pembakaran lahan di Indonesia menyebar ke sejumlah negara jiran, termasuk Singapura.
Badan Lingkungan Nasional Singapura telah mengumumkan kondisi asap di negara itu. Lembaga itu menyatakan, kabut asap menyebar karena pertemuan angin di wilayah Sumatera.
" Kondisi agak kabur diperkirakan akan berlanjut dan angin yang berlaku diperkirakan akan bertiup dari tenggara atau selatan," ujar pernyataan itu.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik