Masyarakat Denmark Di Tengah Pandemi Covid-19 (Shutterstock.com)
Dream - Denmark resmi mencabut seluruh pengetatan Covid-19 domestik, khususnya kewajiban pakai masker terhitung mulai 1 Februari 2022 waktu setempat. Keputusan ini menjadikan Denmark sebagai negara pertama di Uni Eropa yang siap hidup berdampingan dengan Covid-19, khususnya varian Omicron.
Keputusan ini diambil di tengah lonjakan kasus Covid-19 di dalam negeri sudah pecah rekor. Salah satu dasarnya, tingkat vaksinasi yang tinggi sehingga diyakini varian Omicron lebih mudah diatasi.
Denmark telah memvaksinasi penuh atau dua lebih dari 80 persen populasinya mulai usia lima tahun. Sementara, vaksinasi dosis ketiga atau booster telah menjangkau sekitar 60 persen populasi penduduknya.
" Dengan Omicron tidak menjadi penyakit parah bagi yang divaksinasi, kami percaya masuk akal untuk mencabut pembatasan," ujar ahli epidemiologi dari Universitas Roskilde, Lone Simonsen.
Mulai Selasa, masker tidak lagi diperlukan untuk masuk ke pertokoan, restoran, dan di transportasi publik. Pembatasan jumlah orang di pertemuan dalam ruangan maupun jaga jarak akan segera berakhir
Klub malam dibuka kembali dan penjualan alkohol di tengah malam dilanjutkan. Aplikasi pemantauan virus Corona tidak lagi diperlukan, meski acara pribadi masih diizinkan menerapkan penggunaannya sebagai syarat masuk.
Di Kopenhagen, ada perasaan lega dengan berakhirnya pengetatan yang diterapkan Pemerintah. Kini, semua orang bisa bebas beraktivitas.
" Akhirnya kita bisa bergerak," kata salah satu warga, Henrik Parker, di luar supermarket lokal.
" Lebih banyak orang telah divaksinasi, dan ini saatnya menerima bahwa corona bakal jadi bagian dari masyarakat," kata Parker melanjutkan.
Di antara puluhan pengunjung toko, hanya segelintir yang masih memakai masker. Salah satunya Pia Clement, yang menyatakan mendukung kebijakan baru ini meski dia tetap memakai masker.
" Kami juga butuh normal lagi. Kalau tidak, ini mungkin tidak akan berakhir," kata Clement.
Tetapi virus corona masih jauh dari kata 'hilang' di Denmark. Faktanya, ada lebih banyak kasus positif daripada sebelumnya dan sekarang dipicu sub-varian Omicron yang lebih menular yang disebut BA.2.
Terlepas dari tingginya jumlah kasus, tampaknya hanya ada sedikit kegelisahan.
Sebuah kedai kopi terdekat sedang sibuk dengan pelanggan dan di belakang konter seorang karyawan, Rikke, memberi tahu dia senang tak lagi harus menegakkan aturan. Meski dia mengakui tidak akan menentang pembatasan yang diberlakukan Pemerintah.
" Saya merasa ini waktu yang tepat untuk mencabutnya. Tidak banyak orang yang dirawat di rumah sakit karena penyakit itu lagi dan banyak orang sudah mengidapnya," kata Rikke, dikutip dari BBC.
Advertisement
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal
4 Cara Top Up Roblox dengan Mudah dan Aman, Biar Main Makin Seru!