Raja Yordania, Abdullah II (Shutterstock.com)
Dream - Raja Yordania, Abdullah II, tertangkap kamera sedang berbicara kepada seseorang dengar raut wajah marah. Diduga, orang tersebut adalah kepala rumah sakit di Amman.
Peristiwa itu dipicu meninggalnya sekitar delapan orang pasien Covid-19 di rumah sakit pemerintah di kota kecil Al Salt, 20 kilometer utara Amman pada Sabtu lalu. Penyebabnya, mereka tidak mendapatkan asupan oksigen akibat rumah sakit kehabisan stok tabung.
Perdana Menteri Yordania, Bisher Al Khasaweh, segera memerintahkan investigasi atas kasus ini. Sedangkan Raja Abdullah II turun tangan dengan mendatangi rumah sakit.
Raja Abdullah II berusaha meredam kemarahan para keluarga pasien atas kelalaian pihak rumah sakit. Dengan seragam militer, Raja Abdullah II memarahi dan memerintahkan direktur rumah sakit ditangguhkan.
Dalam sebuah video yang viral di media sosial, Raja Abdullah II terlihat meminta penjelasan dari direktur rumah sakit.
" Bagaimana bisa ini terjadi. Ini tidak bisa diterima," ujar Raja Abdullah II.
Reporter Al Jazeera, Hassan Shoubaki, melaporkan Raja ditemani Putra Mahkota saat mendatangi rumah sakit. Keduanya berusaha mendengar apa yang sebenarnya terjadi.
" Raja Abdullah sangat marah dan dia mengatakan masalah tidak bisa ditangani dengan cara ini," kata dia.
Amman'da devlet hastanesinde oksijen kesintisi sonucu 8 ki?inin ölmesi üzerine Kral Abdullah askeri üniformas?yla hastaneye gelmi?. pic.twitter.com/wNwQ6ZpGge
— Yaser Emre (@yasiremres)March 13, 2021
Sekitar 150 keluarga dari para pasien berkumpul di luar rumah sakit. Polisi dan petugas keamanan mengelilingi gedung rumah sakit untuk mencegah keluarga pasien masuk.
Menteri Kesehatan Yordania, Nathir Obeidat, dalam konferensi pers menyatakan bertanggung jawab secara moral atas peristiwa yang terjadi di rumah sakit di Al Salt.
Dia mengatakan masalah sudah teratasi dan para pasien sudah mendapatkan pasokan oksigen, lalu menyatakan mengundurkan diri.
Rumah sakit Al Salt kehabisan pasokan oksigen pada Sabtu mulai pukul 6 hingga 8 pagi. Kondisi itu memaksa pengelola rumah sakit mencari bantuan oksigen dari ambulans dan tim pertahanan sipil.
Kekurangan oksigen terjadi pada bangsal perawatan intensif, bersalin, serta ruang perawatan pasien Covid-19. Pengakuan saksi ketika oksigen habis, mereka terpaksa melakukan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) pada anggota keluarga mereka agar tetap hidup.
" Ayah dan ibu saya ada di dalam zona isolasi Covid-19 di rumah sakit, dan saya secara kebetulan berada di dalam ketika tiba-tiba oksigen habis," kata Fares Kharabsha, putra dari dua pasien Covid-19.
Dia sempat menanyakan apa yang terjadi kepada pihak rumah sakit. " Mereka mengatakan kami kehabisan oksigen dan mereka menunggu truk oksigen untuk memasok rumah sakit," kata Fares.
Bantuan segera datang dari pertahanan sipil. Fares mengatakan mereka menyediakan tabung oksigen.
" Mereka mulai menyadarkan pasien, di antaranya adalah orangtua saya," kata Fares.
Sumber: Al Jazeera
Advertisement
Reza Rahadian dan Dian Sastrowardoyo Adu Peran di `Laut Bercerita`

Libur Natal dan Tahun Baru, Tiket Pesawat, Kapal, dan Kereta Api Diskon Hingga 30%

Zaskia Mecca Jadi Relawan di Aceh, Dapat Dukungan Penuh Keluarga

Reuni Akbar 212 di Monas Polda Alihkan Arus Jalan, Ini Daftarnya

Banjir Besar, Pemprov Aceh Desak 3 Hal dari Pemerintah Pusat


Pemerintah Kirim 11 Helikopter ke Wilayah Aceh dan Sekitarnya

Curah Hujan Masih Tinggi, Aceh Ditetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi

Survei: Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia 2025 Baru 65,4%

Hore! KAI Tawarkan Diskon 30 Persen Libur Nataru, Berikut Daftar Lengkap Kereta dan Syaratnya

Reza Rahadian dan Dian Sastrowardoyo Adu Peran di `Laut Bercerita`

Libur Natal dan Tahun Baru, Tiket Pesawat, Kapal, dan Kereta Api Diskon Hingga 30%
