Dream - Sebuah postingan di X tentang kelakuan Zionis Israel benar-benar mengejutkan, bahkan di luar nalar.
Postingan David Miller di @Tracking_Power menyebut pemerintah Israel melarang warga Palestina mengumpulkan air hujan.
Alasan pelarangan itu karena segala bentuk air yang berasal dari hujan adalah milik pemerintah Israel.
Miller sendiri adalah mantan dosen University of Bristol yang baru-baru ini dipecat karena pro-Palestina.
Jadi, mengumpulkan air hujan bagi warga di Tepi Barat adalah tindakan ilegal dan bisa dijebloskan dalam penjara.
Dalam postingan itu, Miller menyebut bahwa air hujan adalah adalah milik 'Israel'. Warga Palestina dilarang mengambil air hujan.
Miller mengutip satu laporan yang dibagikan di situs PBB, yang menyebut Israel telah melakukan pelanggaran HAM.
" Menurut perintah militer Israel yang berlaku di wilayah tersebut, hujan adalah milik otoritas Israel.
" Dan dengan demikian warga Palestina dilarang mengumpulkan air hujan untuk kebutuhan rumah tangga atau pertanian," bunyi kutipan PBB itu.
Bukan sampai di situ saja aksi brutal dan tak berperikemanusiaan Zionis Israel terhadap warga Palestina.
Dalam laporan itu disebutkan Israel melarang hampir semua pembangunan sumur yang diperlukan bagi warga Palestina.
Padahal sumur itu sangat penting guna mendukung pertumbuhan populasi dan pembangunan sosial-ekonomi warga Tepi Barat.
Kebijakan Israel yang di luar nalar itu menghalangi akses warga Palestina terhadap fasilitas air bersih dan sanitasi.
Rupanya, selain menduduki Tepi Barat, Israel juga mengambil kendali atas pengumpulan air hujan.
Mereka akan mengkriminalisasi pengumpulan dan pemanenan air hujan oleh warga Tepi Barat sejak tahun 1967.
Undang-undang dan perintah militer di Wilayah Pendudukan Palestina telah membatasi akses warga Palestina terhadap air.
Bukan hanya tidak bisa mengumpulkan air dari sumber-sumber alam termasuk hujan, tetapi juga dari mengambil air dari sumber baru.
Berdasarkan Perintah Militer No 158, pembangunan infrastruktur air baru oleh warga Palestina juga memerlukan izin dari tentara Israel.
Padahal, menurut Amnesty International izin tersebut 'tidak mungkin diperoleh' dalam banyak kasus.
Parahnya lagi, warga Palestina tidak dapat mengebor sumur air baru, memasang pompa, atau mengubah sumur yang sudah ada.
Warga Palestina juga tidak diberi akses terhadap Sungai Yordan dan sumber air tawar lainnya.
Ini mengakibatkan lebih dari 180.000-200.000 warga Palestina di pedesaan Tepi Barat tak punya akses terhadap air mengalir.
Namun anehnya pemukim Israel yang tinggal berdampingan dengan warga Palestina di Tepi Barat tidak mengalami pembatasan dan kekurangan air.
Beberapa warga Israel di Tepi Barat bahkan menikmati kegiatan rekreasi air seperti main di kolam renang.