Dianggap Pembawa Virus Corona, Puluhan Kucing Dan Anjing Diibunuh Pemiliknya. (Foto: Twitter Augustus Prometheus)
Dream - Kesimpangsiuran soal penularan virus corona yang bermutasi jadi virus 2019-nCoV telah membuat sebagian warga China jadi bingung.
Mereka jadi panik sehingga tidak bisa lagi mencerna informasi yang disampaikan oleh para pakar kesehatan di negara itu.
Baru-baru ini, sebagian warga China membunuhi hewan peliharaan seperti kucing dan anjing karena takut jadi pembawa virus corona.
Mereka melemparkan hewan-hewan malang itu dari jendela apartemen setelah menerima informasi penularan virus 2019-nCoV yang belum dikonfirmasi kebenarannya.
Disebutkan bahwa hewan-hewan peliharaan itu bisa menyebarkan virus corona kepada manusia jika melakukan kontak dengan orang yang terjangkit virus.
Foto-foto memperlihatkan puluhan kucing dan anjing bersimbah darah di jalan-jalan menjadi viral di media sosial China.
Kepanikan warga China yang membuang hewan peliharaan mereka melalui jendela apartemen dipicu oleh pernyataan seorang dokter bernama Dr Li Lanjuan.
Dalam pernyataannya di TV, dokter Li mengatakan jika hewan peliharaan melakukan kontak dengan orang yang terjangkit virus, maka harus dikarantina sebagai langkah antisipasi.
Sebuah outlet media lokal kemudian dilaporkan mengubah kata-katanya menjadi 'kucing dan anjing dapat menyebarkan virus corona'.
Berita hoax itu pun menyebar dengan cepat setelah Zhibo China mempostingnya di platform media sosial Weibo.
Akibat pemelintiran kata-kata tersebut, sebagian warga panik dan membunuhi hewan peliharaan mereka dengan cara yang sangat keji.
Dalam upaya untuk membendung dan mengakhiri berita hoax tersebut, China Global Television Network memposting kutipan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Bunyinya: 'Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hewan peliharaan seperti kucing dan anjing dapat tertular virus corona baru, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada hari Rabu.'
Sumber: World of Buzz
Dream - Bagi jutaan orang yang 'terperangkap' di kota Wuhan dan wilayah lain di China akibat wabah virus corona, kehidupan benar-benar terasa seperti dipenjara.
Sudah begitu, anggota keluarga hidup terpisah. Anak terpisah dari ibu mereka. Saudara laki-laki dari saudara perempuannya.
Terbaru, seorang balita yang menjadi korban dari virus corona, harus dikarantina sehingga hidup terpisah dari keluarganya.
Pemandangan balita yang dikarantina di sebuah rumah sakit begitu mengharukan hingga membuat siapa saja meneteskan air mata.
Dibagikan oleh akun Twitter @Huh_My_Rahhhhh, sebuah video memperlihatkan betapa dahsyatnya virus corona dalam menghancurkan kehidupan keluarga seorang pria.
Ketika sang ayah memperhatikan putranya dari jendela pembatas ruang karantina, saat itulah anaknya berusaha minta dipeluk.
Sambil menatap ayahnya, anak itu mengulurkan tangan mungilnya. Berharap sang ayah memeluk dan mengeluarkan dirinya dari ruang isolasi.
Tapi reaksi ayahnya adalah menangis sambil membalikkan badan. Dia tak ingin anaknya melihat dirinya meneteskan air mata karena sedih.
Sementara wajah anak itu tampak begitu sedih dan bingung. Dalam hati mungkin dia berkata, " Kenapa ayah tidak mau memeluk dan menggendong?"
Video mengharukan ini telah di-retweet sebanyak lebih dari 50 ribu kali dan mendapat 112 ribu lebih Likes.
Dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa virus corona sebagai keadaan darurat global, situasinya makin mengerikan. Bukan hanya bagi warga negara China tetapi juga bagi pend
Dream - Dengan jumlah korban terinfeksi virus corona dan meninggal yang makin meningkat setiap hari, dokter dan perawat di Wuhan, Provinsi Hubei, China terus melakukan yang terbaik untuk merawat pasien yang terjangkit.
Namun, banyaknya pasien terjangkit virus corona yang terus berdatangan ke rumah sakit membuat dokter dan perawat di Wuhan kewalahan.
Mereka hampir tidak bisa istirahat meski hanya sebentar saja. Sebagian besar bahkan harus memakai pampers agar tak perlu ke kamar mandi.
Pemerintah China pun mengirim tim relawan untuk membantu dokter dan perawat di kota itu. Pada tanggal 27 Januari kemarin, tim relawan pertama dari Provinsi Anhui berangkat ke Wuhan.
Para relawan ini meninggalkan anggota keluarga mereka selama liburan Tahun Baru China demi menjalankan tugas menyelamatkan hidup pasien terjangkit virus corona.
Salah satu relawan ini adalah seorang perawat yang juga seorang ibu anak satu bernama Zhang Min. Zhang juga seorang wakil kepala perawat bedah saraf di First People's Hospital di Kota Anqing, Provinsi Anhui.
Dalam sebuah video menyentuh yang dibagikannya secara online, Zhang tampak mengucapkan selamat tinggal kepada putrinya yang berusia empat tahun.
Namun putri Zhang menolak untuk melepaskan ibunya. Sambil memeluk erat ibunya, dia meminta Zhang untuk tidak pergi.
Mendengar putrinya yang terus menangis, Zhang berusaha membujuknya agar merelakannya pergi ke Wuhan.
" Ibu akan bertarung melawan monster. Setelah itu, Ibu akan langsung pulang, oke?" kata Zhang.
Tampak mata Zhang juga terlihat berkaca-kaca saat membujuk putrinya tersebut. Dia berpesan agar putriinya jadi anak yang baik selama dia pergi.
Sebanyak 187 orang termasuk Zhang tiba di Wuhan, mereka terdiri dari 50 perawat di unit perawatan intensif, 135 anggota staf medis dan dua pemimpin tim.
Sumber: World of Buzz
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan