Konferensi Pers Kasus Penyalahgunaan Narkoba Di Polres Bangkalan (beritajatim.com)
Dream - Pria asal Madura harus mendekam dalam penjara. Dia ditangkap polisi karena kedapatan mengonsumsi sekaligus mengedarkan narkoba jenis sabu.
Saat diperiksa polisi, pria berinisial AM, 46 tahun, warga Kecamatan Kwanyar, Bangkalan, Jawa Timur itu merasa perbuatannya tidak melawan hukum. Sepengetahuannya, tidak ada ayat Al-Qur'an yang melarang mengonsumsi sabu.
" Tersangka ini berpandangan kalau nyabu itu tidak diharamkan dan meningkatkan semangat membaca Al-Qur'an, kita semua tahu sabu dilarang oleh negara dan juga segala sesuatu yang memabukkan dan memberikan efek buruk tidak boleh digunakan," ujar Kapolres Bangkalan, Ajun Komisaris Besar Rama Samtama Putra, dikutip dari Berita Jatim.
Rama mengatakan AM sempat kabur selama dua bulan. Tersangka pulang ke Kwanyar lantaran ingin melayat salah satu tokoh Bangkalan yang meninggal dunia.
AM pun sempat mengikuti prosesi pemakaman. Beberapa polisi sempat menguntit AM dan baru menangkapnya begitu pemakaman selesai.
Mirisnya, selama ini AM dikenal sebagai seorang ustaz di lingkungannya. Kepada para santrinya, dia mengajarkan sabu halal dikonsumsi
Tak cukup sampai di situ. AM juga menyediakan paket sabu untuk santrinya yang ingin membeli.
" Saat dilakukan penangkapan, lalu kita geledah rumahnya ternyata juga masih ada seperangkat alat hisap dan sisa sabu yang ia gunakan," kata Rama.
Anehnya, AM justru ngotot menyatakan sabu tidak haram ketika dimintai keterangan oleh penyidik. Bahkan dia tetap berpendapat demikian ketika digelar konferensi pers.
" Saya tahu sabu memang dilarang oleh negara, namun saya tidak menemukan dalil di Al-Qur'an," kata AM.
AM dijerat Pasal 114 subsider 112 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ia diancam hukuman penjara minimal 5 tahun dan maksimal 20 tahun.
Dream - Bubble tea atau milk tea, seperti yang kalian tahu, adalah minuman yang lagi tren di kalangan Millenials. Namun rupanya kepopuleran jenis minuman ini dimanfaatkan segelintir orang untuk menjual narkoba.
Menurut Sin Chew Daily, Kepolisian Malaysia baru-baru ini menangkap jaringan pengedar narkoba yang mendistribusikan obat-obatan terlarang dengan cara yang tak biasa.
Biasanya, jaringan pengedar narkoba akan menjual dagangannya dalam bentuk fisik, seperti pil atau bubuk. Tentu saja, bentuk seperti ini akan mudah dikenali oleh pihak berwajib.
Namun, pengedar narkoba di Malaysia menggunakan kepopuleran bubble tea untuk keuntungan mereka.
Mereka mengubah ekstasi menjadi bubuk sebelum dicampurkan ke dalam sachet berisi bubble tea dari beberapa merek terkenal.
Tidak itu saja, mereka juga memasukkan bubuk narkoba tersebut ke dalam berbagai rasa merek minuman teh dalam botol.
Setiap gelas bubble tea atau minuman apa pun itu, dijual dengan harga sekitar RM250 hingga RM350 (Rp841 ribu hingga Rp1,1 juta).
Jaringan narkoba yang beroperasi di wilayah Langkawi dan Bukit Tinggi itu terdiri dari empat pria dan tiga wanita.
Dari tangan mereka, Kepolisian Malaysia mengamankan lebih dari 131 paket bubuk milk tea dan 27 jenis minuman lainnya, yang semuanya telah dicampur dengan ekstasi.
Mencampurkan bubuk narkoba ke dalam minuman populer sudah berlangsung beberapa lama. Tetapi ini adalah pertama kalinya bubble tea digunakan sebagai pilihan untuk mengedarkan narkoba.
Sumber: World of Buzz
Dream - Delapan siswa mengalami pingsan usai menghisap rokok elektrik alias vape. Para siswa di Manchester, Inggris, diduga mengonsumsi cairan bermerek Spice yang diklaim ganja alami.
Dilaporkan Metro.co.uk, Badan Narkotika Manchester mengatakan, anak-anak di Oldham, Bury dan Rochdale menghirup apa yang diyakini sebagai cairan VCO THC sebagai obat berbahaya sejak November 2019.
THC merupakan bahan kimia yang menyebabkan mabuk. Dalam kasus ini, produk tersebut dijual sebagai 'THC vape', pena THC vape, cairan THC atau minyak ganja. Pengujian laboratorium menunjukkan bahwa beberapa cairan mengandung bahan kimia berbahaya.
Akibat insiden ini, dinas kesehatan mengeluarkan peringatan baru mengenai produk rokok elektrik di Manchester. Sebab, total sembilan orang pingsan sejak Februari dan Juni 2019.
Menurut Manchester Evening News, sebuah ambulans merawat beberapa murid 'tumbang' di sekolah di Oldham pada Desember 2019. Selain itu, anak muda lainnya menderita kejang di sebuah sekolah di kota yang sama.
Sementara itu, pada November 2019, seorang anak muda pingsan setelah dipaksa melakukan vape di Rochdale. Kru ambulans dipanggil ke sekolah lain di Oldham setelah beberapa anak muda pingsan.
Peristiwa serupa terjadi di sebuah fasilitas pendidikan di Bury. Tiga murid lagi di sebuah sekolah di Bury membutuhkan ambulans karena alasan yang sama.
Kepala Inspektur Polisi Greater Manchester, Paul Savill mengatakan, sedang menelusuri pasokan cairan rokok elektrik tersebut. Polisi juga berupa mengedukasi mereka yang terlibat mengenai bahaya produk ini.
" Pemasok produk rokok elektrik ilegal dan berbahaya secara sembarangan menargetkan anak-anak dan mereka yang rentan, kami membutuhkan bantuan publik untuk mengidentifikasi pemasok ini dan membawanya ke pengadilan," kata Paul.
" Di samping pekerjaan pengamanan, kami bekerja erat dengan sekolah, mitra, dan pemangku kepentingan untuk menjangkau anak-anak dan dengan bantuan masyarakat."
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR